23| HARI TERAKHIR

1.6K 284 109
                                    

"Perpisahan itu selalu aja menjadi hal yang paling menyedihkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Perpisahan itu selalu aja menjadi hal yang paling menyedihkan." - Lucas Albani Siregar.



























📍📍📍📍

























Hava berjalan dilorong menuju ruang latihannya setelah jogging bersama Aljeyun. Malam ini adalah malam terakhirnya berlatih di Wisma, karena besok ada pembekalan, sebab lusa sudah berangkat ke Jepang.

Hava melangkah dengan tenang lalu mata Hava menangkap Seana tampak sedang mengendap-endap didepan pintu ruang latihan taekwondo.

“Sea,” panggil Hava bersuara lembut. Seana langsung menoleh, seketika wajahnya sedikit getir. “Ngapain di situ.”

Hava mendekati Seana yang masih berdiri didepan pintu.

“Hav, bisa ngobrol bentar nggak?” tanya Seana sedikit was-was.

“Bisa, mau ngobrol dimana?”

“Di ruang duduk deket ruang latihan badminton.”

“Oke.”

Hava berjalan dibelakang Seana menuju ruang duduk yang posisinya bersebelahan dengan ruang latihan bulu tangkis.

“Hav.”

“Hmm.”

“Maafin gue ya.”

Hava menaikan kedua alis matanya, tak paham kenapa Seana meminta maaf padanya. Apa karena pernah sinis pada Hava saat membuat tangan Doy cedera dulu.

Hava belum membalas, ia sedang berpikir. “Maaf kenapa Sea? Karena lo dulu sinisin gue pas bikin Doy cedera?”

Seana menggeleng pelan, lalu mengatur nafasnya. Tangan Seana meraih tangan Hava dan digenggamnya erat-erat.

“Maafin gue, gue orang yang fotoin elo sama Doy pas didepan lift dan ngirim ke kak Beni, tapi gue nggak tau kalau sampai ketangan pak Hikmal.” Seana mulai berkaca-kaca, suaranya terdengar parau.

“Gue jahat banget, maafin gue Hav, kalo lo benci dan mau bales gapapa.”

Bukannya emosi, Hava langsung tersenyum, bahkan membalas erat genggaman Seana.

“Iya gapapa kok Sea, lagian masalahnya udah kelar kok, bukan salah lo juga, soalnya dikeadaan seperti itu, orang-orang yang liat bakalan berasumsi aneh juga.”

Seana speechless, benar kata Doy, Hava itu baik, sangat baik.

Seana menarik Hava dan memeluknya, menangis dibahu Hava, Hava hanya menepuk pelan punggung Seana. Seana yang bersalah malah di tenangkan Hava yang seharusnya marah padanya.

OLYMPIC ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang