22| ATAP DAN LAPANGAN

1.6K 271 137
                                    

"Karena berawal dari terbiasa, lama-lama juga, bakalan jatuh cinta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Karena berawal dari terbiasa, lama-lama juga, bakalan jatuh cinta." - Yuta Gilar Durahmad.























📍📍📍📍























"Hav... Hava," panggil Doy berkali-kali sambil sibuk mengetuk pintu kamar Hava.

"Kak Doy, Kak Hava mah nggak ada dikamarnya," ujar Injun yang entah dari mana, membalut tubuhnya dengan sarung sampai pundaknya.

Doy menoleh. "Kok tau kalau Hava nggak dikamarnya? Gue udah cek di ruang latihannya nggak ada."

"Kak Hava mah jam segini jogging sama Kak Aljeyun dilapangan. Rutin jogging malem-malem, mereka berdua."

"Oh, thanks ya Njun." Doy bergegas, sedikit berlari meninggalkan Injun yang belum sempat membalas ucapan Doy.

Doy menekan tombol open lift tergesa-gesa. Dari tempat Injun yang masih berdiri didepan kamar Hava hanya menggeleng heran melihat tingkah Doy, yang seperti di kejar penagih hutang harian gara-gara kredit parabot.

Doy berlari agar sampai ke lapangan, sekarang ia bisa join Aljeyun dan Hava untuk jogging malam gara-gara ini.

Mata Doy menangkap Hava dan Aljeyun yang sedang duduk berselonjor di pinggir lapangan. Saling melemparkan senyum seperti sedang ngobrol manis.

Doy sedikit envy, selama ini Hava tidak pernah sekalipun tersenyum manis padanya, mungkin karena sikon ia dan Hava ngobrolnya semacam saling mencabut nyawa.

"HAVA!" teriak Doy dari jarak 10 meter, Hava dan Aljeyun kompak menoleh padahal yang dipanggil hanya Hava.

Hava spontan berdiri, misal kalau Hava melarikan diri sah-sah tidak? Tapi kan lucu kalau nanti kejar-kejar dengan Doy seperti Tom and Jerry.

Wajah Hava sedikit panik, malah keliatan takut, padahal kalau di akal Hava sendiri, harusnya dirinya yang membuat Doy takut.

Jarak Doy semakin dekat, Hava masih berdiri, sedangkan Aljeyun duduk sambil celingukan bergantian ke Hava lalu ke Doy.

"Hav, gue mau ngomong penting." Doy yang baru sampai, langsung membusung sambil memegangi perutnya, nafasnya juga ngos-ngosan. Doy sempat berfikir betapa lelahnya jadi atlet lari kalau gini.

"Ngomong paan?"

"Penting, ikut gue." Tangan Doy melambai tanda menyuruh Hava untuk mendekat.

"Ogah, ngomong disini aja."

Aljeyun langsung berdiri disamping Hava, mencoba memahami situasi saat ini.

"Bentar doang, ada yang harus gue jelasin."

OLYMPIC ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang