“One day, When you feel something is different from usual, that’s when you feel something is missing.”
📍📍📍📍
(Chapter ini berkaitan chapter 25)
“Ma, Doy masih ngurung di kamar?” tanya Gala kakak Ardoyo di ruang tengah, mendekati ibunya yang sibuk membaca majalah.
“Iya tu, kenapa sih adek kamu, pulang dari Jepang malah kaya orang depresi gitu.” Thalia ibu Doy, menutup majalahnya, tatapannya fokus ke Gala yang lalu duduk di sebelahnya.
“Bukannya seneng, rekeningnya tambah gemuk. Apa ada masalah kali ya.” Gala sedang berfikir menebak tingkah Doy yang tidak seperti biasanya.
Gala tau, Doy itu memang tidak peduli sekitar dan tidak bisa menunjukan rasa sayang dan perhatiannya, namun sebagai kakak yang hanya terpaut 2 tahun lebih tua dari Doy, Gala hapal sekali dengan pribadi Doy. Saking dekatnya mereka.
“Setiap Mama tanyain kenapa, Doy cuma geleng-geleng, masa latihannya jadi berkurang, kebanyakan ngurung diri di kamar, apa dibawa ke psikiter aja ya, Gal?”
“Jangan Ma, kaya orang gila aja Ardoyo dibawa ke psikiater.”
“Mama khawatir, Ardoyo kan nggak biasanya kaya gitu, kalo dia ada masalah selalu cepet ngelarin, Gal.” Thalia beranjak dari tempat duduknya.
“Mama nyiapin makan siang dulu, Mbok Surti tadi izin pulang awal, suaminya masuk angin, jadi Mama yang masak, nanti panggil Ardoyo ya, kalo udah siap.”
Gala mengangguk, lalu menyalakan TV didepannya. Sebagai kakak, Gala patut khawatir dengan keadaan Doy. Seharusnya Doy masih dalam suasana euforia karena mendapatkan medali emas di olimpiade, namun tingkahnya malah seperti atlet yang gagal di kompetisi.
📍📍
Gala mengetuk kamar Doy yang hanya di balas gumanan malas. “Doy makan, lo udah nggak sarapan tadi, mau mati pelan-pelan?” Ternyata omongan pedas Doy turunan dari kakaknya, Gala.
Gala membuka pintu kamar Doy yang tidak terkunci, baru masuk sudah disuguhi Doy yang uyel-uyelan dengan selimut. “Lo mau jadi atlet rebahan sekarang?.”
Gala menarik selimut Doy, namun di ujung sudah ditahan tangan Doy agar tetap membalut tubuhnya.
PLAKK. Gala menampol bokong Doy. “Apasih Kak, ganggu orang istirahat aja.”
“Ini bukan istirahat namanya, tapi latihan mati, nggak sarapan, udah 3 minggu lo kaya gini, klemar-klemer, latihan nggak semangat, biasanya nongkrong sana-sini, ini malah ngebo terus.” Doy memejamkan matanya kerut, sebah mendengar omelan kakaknya yang terlalu bising di cuaca hatinya yang sedang mendung.
KAMU SEDANG MEMBACA
OLYMPIC ✔
Fanfiction[SELESAI] "Berjuang sambil berantem itu enak" ~ SUPER LOKAL. NCT itu kalem Yang kasar dan bar-bar penulisnya. Karya ini orisinil pemikiran saya, dimohon tidak plagiasi dalam bentuk apapun, hargai karya seseoran...