2.PE🍁

506 27 0
                                    

SELAMAT MEMBACA
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|

Akhirnya, aku bisa sampai tepat waktu. Untung saja gerbang tidak di tutup.

Sepeda, aku parkir di tempat biasa. Tempat yang setidak nya aman dari jangkauan murid nakal.

"Pak, Ica titip sepeda nya ya"

"Iya non. Tapi bapak nggak jamin kalau sepeda non aman"

Ya aku tau kalau pak satpam akan menjawab seperti itu.

"Iya, bapak cuma tolong awasin aja ya pak"

"Ica ke kelas dulu pak"

Aku tersenyum yang juga di balas senyum oleh pak satpam.

Banyak yang menyapa ku yang hanya aku balas dengan anggukan kepala dan juga sedikit senyum. Walaupun awal nya banyak yang tak suka padaku, tapi sepertinya seiring waktu mereka mulai menerima ku. Aku bersyukur.

"Pagi musuh"

Ya kecuali untuk yang satu ini.

Aku hanya mengacuhkan nya dan kembali berjalan. Aku heran, kenapa manusia yang satu ini terus saja mengganggu ketenangan ku?

"Eits.. tunggu dulu dong"

"Lo di sapa sama musuh ganteng, kok nggak nyaut sih, nggak bersyukur lo"

Wajah songong nya itu ingin sekali aku acak-acak sampai tak berbentuk. Kenapa sih harus ada orang seperti dia?.

"Pagi. Udah kan? Sekarang lepasin, aku mau kekelas" aku terus berusaha melepaskan tangan nya tapi tetap saja tenaga nya lebih kuat dari pada aku.

"Lo kok sombong sih? Chat gue nggak lo bales, terus telpon gue juga nggak lo angkat. Sok sibuk banget lo"

Emang aku sibuk. Emang nya situ yang kurang kerjaan!.

"Aku nggak ada waktu buat ladenin kamu. Lepasin!" aku menatap nya kesal.

"Nggak."

"Lo mau kekelas kan? Gue anter"

Dia berjalan lebih dulu dan menyeretku. Seperti aku ini peliharaan nya aja.

"Aku bisa sendiri. Aku nggak perlu di anterin. Apa lagi sama kamu"

Apa dia sudah gila? Kaki nya panjang, tentu saja langkah nya lebar. Tapi bagaimana nasib langkah ku yang kecil. Dasar tidak punya hati!

"Lepasin aku!"

Habis sudah kesabaran ku hingga aku tak sadar berteriak dan menghempaskan tangan nya. Memang nya dia siapa bisa menyeret ku seperti itu?.

"Lo kenapa sih nggak bisa turutin perintah gue hah?!"

Bentakan nya hanya aku anggap angin lalu. Aku tak akan takut dengan gertakan itu.

"Karna aku bukan babu kamu yang harus turutin semua perintah kamu! Aku punya hidup ku sendiri. Dan aku bisa ngatur hidupku tanpa perintah dari mu"

possessive enemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang