Shalat ashar berjamaah sudah mereka lakukan 5 menit yang lalu di musholah yang ada di dalam rumah sakit itu.
Ya mereka belum ingin pulang dari rumah sakit, sejak kebenaran tentang Risa. Apalagi sahabat-sahabat nya yang kelewat kepo itu ingin menanyakan banyak hal kepada Morgan. Sebenarnya bukan hanya mereka, Risa sendiri juga ingin bartanya pada Morgan tentang dirinya sendiri.
"Kakak nggak mau pulang dulu? Mandi sama ganti baju gitu?" tanya Risa seraya melipat seragam nya.
Dia baru saja selesai mandi di kamar mandi yang ada di sana.
"Nggak deh, Kakak mau kita pulang sama-sama nanti" jawab Morgan tersenyum memandangi wajah Risa.
Risa menghentikan kegiatan nya dan menatap Morgan.
"Masalah itu Kak, boleh gak kalau Fathan ikut? Aku gak mau ninggalin dia sendiri di rumah. Terus nanti kalau Papa sembuh, boleh kan Papa juga tinggal di rumah Kakak?" jelas Risa menyampaikan keinginan nya.
Morgan tersenyum dan mengelus lembut rambut Risa. Risa memang sudah setuju untuk tinggal di rumah Morgan, itupun berkat bujukan dari Papa nya dan juga Figo pastinya.
Berbicara tentang Figo, dia sedang pergi ke alfamart dengan kedua sahabat nya juga sahabat Risa beserta adik nya dan Fathan. Sedangkan Juna harus kembali ke kantor untuk menyelesaikan urusan nya. Jadilah mereka berdua disini menjaga pak Toni yang sedang tidur.
"Boleh dong Dek, Kakak juga gak mungkin ninggalin Fathan sama Pak Toni sendiri" jawab Morgan membuat Risa tersenyum lega.
"Kak, Mama orang nya gimana?" tanya Risa tiba-tiba.
Morgan terdiam sebentar. Mengingat Mama nya, Morgan jadi teringat kehidupan nya dulu, bagaimana dia yang dulu tanpa satupun keluarga, bagaimana dulu dia yang ingin mengakhiri hidupnya. Semuanya berputar kembali begitu saja tanpa Morgan pinta.
"Kak..." Risa menyentuh punggung tangan Morgan.
Morgan kembali tersadar dari lamunan nya dan tersenyum menatap Risa.
"Kamu pasti penasaran ya gimana Mama? Nanti deh Kakak cerita kalau udah sampai rumah" ucap Morgan membuat Risa tersenyum lebar.
"Beneran ya Kak? Wah aku gak sabar liat Mama" ucap nya semangat.
Tentu saja, selain dia penasaran, dia juga sedang merindukan ibunya entah itu ibu kandung maupun ibu yang dulu merawatnya.
Morgan yang melihat antusias Risa langsung mengacak-acak rambut Risa gemas. Begini ternyata rasanya mempunyai adik, sudah lama Morgan ingin merasakan momen seperti ini. Dimana adiknya yang bertingkah menggemaskan dan dia yang mengacak-acak rambutnya karna gemas. Rasanya Morgan ingin waktu berhenti saja supaya rasa bahagia nya tak pernah berganti menjadi rasa sedih lagi.
"Assalamualaikum" beberapa orang remaja masuk kedalam ruangan itu dengan kantong plastik di masing-masing tangan cowok.
"Eh eh apa-apaan nih? Kita pergi kalian malah mesra-mesraan begini" ucap Figo memukul tangan Morgan yang melingkar di bahu Risa.
"Apa sih Go, gaje deh" ucap Risa memperbaiki posisi duduk nya.
"Minggir lo, gue mau duduk sebelah PACAR gue" ucap Figo menekan kan kata 'pacar' nya.
Morgan yang emang dasarnya memiliki sifat jahil pada Figo, semakin merapatkan tubuhnya pada Risa dan memeluk Risa dari samping membuat Figo melotot.
Figo melempar kantong plastik yang sedari tadi dia pegang, lalu menyingkap lengan bajunya keatas.
"Lo minta di cekek beneran ya! Sini lo!" ucap Figo menatap kesal pada Morgan.
Bukan nya marah, Morgan malah mencium kepala Risa membuat Figo semakin melotot. Apalagi melihat wajah songong Morgan yang minta di cakar.
KAMU SEDANG MEMBACA
possessive enemy
Teen Fiction"Kamu ini siapa sih? Aku nggak kenal sama kamu, tapi kenapa kamu gangguin aku terus?" "Gue ini musuh lo" pria itu tersenyum miring "Terus kenapa kamu harus atur-atur hidup aku?" "Ya karna gue musuh lo" ______________________... "Aku nggak mau kamu a...