21.PE🍁

297 17 2
                                    

Fakta hari ini

Kenangan berasal dari kata kenang
Yang berarti hanya untuk di kenang, bukan di lupakan

SELAMAT MEMBACA
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|

Mobil Adel sudah terpakir di parkiran sekolah. Sepertinya masih terlalu pagi untuk masuk kelas saat ini. Maka dari itu, mereka bertiga memilih untuk duduk di kantin, sambil mengerjakan tugas yang belum sempat mereka kerjakan.

"Maaf ya. Gara-gara nemenin aku, kalian jadi nggak ngerjain pr" ucap Risa menatap mereka dengan tatapan bersalah nya.

Adel dan Zila yang masih sibuk menulis, menghentikan pekerjaan nya lalu menatap Risa.

"Udah tiga kali loh Ca. Kalau sampai yang ke empat, gue beneran marah loh" ucap Zila jengah.

Pasal nya sedari tadi, yang Risa lakukan hanyalah minta maaf di sela-sela kegiatan nya menulis.

"Tapi kan aku jadi nggak enak sama kalian" jawab Risa.

"Nggak enak apanya sih Ca. Kita udah kenal berapa lama sih? Masih aja merasa nggak enak" ucap Adel.

"Denger ya Ca. Kita bertiga ini sahabat. Lo udah kayak saudari bagi kami berdua. Jadi udah sepantasnya kami bantuin lo, dan ada di saat lo butuh" jelas Zila.

Risa tersenyum menatap Zila, begitupun dengan Adel.

"Gue nggak nyangka. Otak lo ternyata bisa berpikir kayak gitu" celetuk Adel tiba-tiba, kembali melanjutkan catatan nya yang tertunda.

"Ya bisa lah. Emang nya otak lo, ngeres mulu" cibir Zila membuat Adel melotot.

"Lo bilang apa barusan?" Tanya Adel menatap Zila semakin tajam.

"Lo yakin mau gue ulang?" Zila balik bertanya.

"Coba ulang. Kayak nya berani banget lo ngomong tadi" Adel sudah berdiri dan melipat lengan baju nya ke atas.

"Lo pikir gue takut ha?" Zila ikut berdiri dan ikut melipat lengan baju nya.

"Gue bilang otak lo ngeres. Mau apa lo " Zila bertolak pinggang dengan nada menantang nya membuat Adel semakin kesal.

Braakk

"Sembarang banget mulut lo!" Sentak nya setelah menggebrak meja membuat Risa terkejut.

Braakk

"Gue kan bilang kenyataan!" Zila ikut mengebrak meja membuat Risa kembali terkejut.

Braakk

"Lo fitnah tau nggak!"

Braakk

"Gue nggak pernah fitnah orang!"

Braakk

"Barusan lo fitnah gue!"

Braakk

"Gue nggak fit--"

Braakkk!

Poor to meja.

Gebrakan itu bukan lagi dari Zila ataupun Adel, melainkan dari kedua tangan Risa.

Risa tidak habis pikir. Perasaan, tadi mereka akur-akur saja, kenapa sekarang jadi saling menggebrak meja. Kan kasian meja nya.

possessive enemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang