27.PE🍁

291 20 4
                                    

Fakta hari ini

Si kaya yang hidup seperti si miskin akan tetap kaya.
Si miskin yang hidup seperti si kaya akan tetap miskin

SELAMAT MEMBACA
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|

"Mas, nasi goreng dua, siomay satu, bakso satu, jus jeruk tiga, jus mangga satu. Saya tunggu di meja sana ya, Mas" Risa menunjuk sebuah meja tempat Zila duduk dan melambaikan tangan pada nya.

"Siap Neng. Nanti saya antar ke sana" jawab nya.

"Makasih ya Mas" Risa berlalu dari stand itu menuju meja yang di duduki Zila.

"Ca" baru beberapa langkah Risa dan Adel melangkah, tiba-tiba ada sebuah tangan menghentikan pergelangan tangan nya.

"Tunggu. Gue bisa jelasin apa yang barusan lo liat" ucap Figo cepat.

"Lepasin tangan Risa. Lo mau jelasin apa nya sih? Soal lo mesra-mesraan sama Lona? Iya?" jawab Adel cepat melepaskan tangan Figo dari pergelangan tangan Risa.

"Lo diem dulu bisa nggak? Gue ngomong sama Risa" ucap Figo memandang kesal pada Adel.

"Ikut gue dulu" Figo kembali memegang tangan Risa.

"Aku gak mau kemana-mana Go. Soal kamu sama Lona, itu hak dan urusan kamu. Bukan urusan aku, jadi aku rasa, kamu nggak perlu jelasin apa-apa" ucap Risa melepaskan tangan Figo.

Figo terdiam, menatap tepat ke arah bola mata Risa. Dia yakin, sangat yakin bahwa apa yang Risa ucapkan bertentangan dengan apa yang dia rasakan.

"Mau itu urusan lo atau bukan, gue tetep mau jelasin. Ikut gue" Figo menarik tangan Risa lembut.

"E eh lo nggak bisa bawa Risa pergi" Adel mencegah nya untuk bergerak maju.

"Minggir. Biarin gue selesai in masalah gue sama Risa" ucap Figo.

"Del, aku cuma sebentar. Kamu duluan aja ke Zila ya" ucap Risa cepat sebelum Adel kembali menjawab ucapan Figo.

Adel menatap Risa yang tersenyum seperti meyakinkan nya. Akhirnya Adel menghembuskan nafasnya dan mengangguk.

"Sampai lo apa-apa in Risa. Habis lo sama gue" ucap Adel menunjuk wajah Figo.

Tanpa menjawab, Figo langsung berjalan dengan tangan nya yang masih menggenggam tangan Risa.

Entah apa yang membuat Figo sangat yakin kalau saat ini Risa sedang cemburu padanya. Yang jelas saat ini, Figo hanya ingin menjelaskan semua nya pada Risa. Terserah dengan respon Risa nantinya.

Tempat yang cocok untuk menyampaikan sesuatu yang mungkin itu bersifat pribadi, tidak akan jauh-jauh dari yang namanya taman belakang sekolah. Apalagi di dukung oleh tempat dan pemandangan nya yang indah. Begitu pula Figo yang membawa Risa duduk di bawah sebuah batang besar yang ada di sana.

"Kalau nggak ada yang mau kamu omongin mending aku balik ke kantin" ucap Risa saat hanya ada keheningan di antara mereka.

"Tunggu dulu" Figo menahan Risa yang ingin berdiri.

possessive enemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang