28.PE🍁

261 14 1
                                    

SELAMAT MEMBACA
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|

Jam sudah menunjukkan pukul 12.25. Di dalam ruangan pak Toni masih ada Morgan dan Juna, di tambah dengan Moza dan Fathan yang baru saja pulang dari sekolah. Mereka berdua masih belum mengetahui mengapa Morgan ada disini, apalagi Fathan yang baru pertama kali melihat Morgan.

Demi menunggu kedatangan adik nya, Morgan rela membatalkan meeting penting nya hari ini, sekitar 2 jam yang lalu. Dia sangat tidak sabar menunggu nya, terbukti dengan pandangan nya yang tak lepas dari jam tangan nya.

"Emang nya anak SMA pulang nya jam berapa Pak? Kok dari tadi belum pulang juga" tanya nya pada pak Toni.

"Biasanya sih gak lama setelah kita pulang Bang." bukan pak Toni, tapi Moza lah yang menjawab nya.

"Trus kenapa dia belum pulang juga? Jangan-jangan dia kenapa-kenapa lagi di jalan. Atau dia nyasar" ucap Morgan menampakkan raut khawatir nya, yang justru membuat pak Toni terkekeh.

"Tenang aja. Dia itu kesini sama sahabat-sahabat nya. Sama adek gue juga. Jadi gak bakal kenapa-kenapa" jawab Juno tanpa mengalihkan penglihatan nya dari ponsel nya.

Mengenai adik nya, Morgan sama sekali tidak menanyai siapa nama adik nya pada pak Toni. Entah dia lupa atau memang berniat tidak menanyai nya.

20 menit berlalu, barulah terdengar langkah kaki yang menuju ke ruangan pak Toni. Juga terdengar suara tawa di luar sana.

Morgan yang tadi nya duduk, kini sudah berdiri dengan wajah berseri dan tersenyum lebar. Jantung nya berpacu dengan cepat. Antara gugup dan tidak sabar.

"Semoga ini bukan mimpi.." gumam nya.

Ceklek

Akhirnya pintu itu terbuka dan masuklah ke enam remaja itu.

Ada tiga gadis disana, Morgan tidak tau adik nya yang mana. Tapi ada satu yang dia kenal, kenapa Risa ada disana?

"Bang Morgan"

"Kak Morgan" ucap Risa dan Figo serentak.

"Risa" ucap Morgan.

Juno dan yang ada di sana kecuali Figo, tentu saja bingung. Morgan sudah mengenal Risa?

"Kalian udah saling kenal?" tanya Juno tak dapat memendam rasa penasaran nya.

"Kak Morgan kan Chef di cafe nya Figo, Bang. Tentu aja aku kenal" jawab Risa menatap Juno.

"Sorry ya Kak, aku udah lama gak masuk kerja soal nya aku harus jagain Papa. Harus nya sih aku mau masuk hari ini, tapi di larang sama Figo" lanjutnya tersenyum pada Morgan.

"Nggak usah senyum gitu kali. Apa lagi sama dia" ucap Figo menatap tajam pada Morgan.

"Iya iya. Ish" ucap Risa kesal.

"Pa-Papa. Kamu bilang Papa? Ma-maksud kamu siapa?" tanya Morgan terbata.

"Itu. Itu Papa aku Kak. Namanya Pak Toni" Risa tersenyum pada papa nya yang juga tersenyum pada nya.

Air mata Morgan menetes saat Risa menunjuk pak Toni. Dia tidak percaya ternyata adik nya ada di dekatnya akhir-akhir ini. Kenapa dia tidak menyadari itu?

Morgan berjalan mendekat pada Risa. Dia memegang bahu Risa dan langsung memeluk Risa. Sedangkan Risa masih terkejut dengan apa yang sedang Morgan lakukan.

"Apa-apan sih lo! Lepasin!" Figo melepaskan Morgan dari Risa dan mendorong nya.

"Jangan lo sentuh-sentuh cewek gue" ucap Figo menatap Morgan penuh amarah.

Risa yang ada di belakang Figo hanya dapat diam. Dia tidak tau harus melakukan apa.

"Risa. Aku ini kakak kamu. Aku kakak kandung kamu"

Ucapan Morgan membuat Risa kembali terkejut. Tak hanya Risa, Figo, para sahabatnya dan juga adiknya terkejut mendengar itu. Apa Morgan sedang bercanda? Dia datang kesini dan tiba-tiba mengaku sebagai kakak nya.

"Lo nggak usah ngarang Bang. Gue tau apa masalah lo selama ini, tapi gak gini caranya. Jelas-jelas Risa itu anak pertama. Gak mungkin dia punya kakak" jawab Figo memandang tak percaya pada Morgan.

"Kakak jangan becanda Kak. I-ini gak lucu" ucap Risa juga menatap tak percaya pada Morgan.

"Tapi ini kenyataan nya. Kamu itu adik kandung Kakak, sayang. 14 tahun Kakak cari kamu. Dan akhirnya sekarang Kakak bisa ketemu sama kamu. Kakak kangen sama kamu" Morgan kembali mendekat pada Risa namun kembali di hadang oleh Figo.

"Gue bilang jangan sentuh dia!" bentak Figo.

"Tapi dia adek gue!" balas Morgan membentak Figo.

"Semua nya nggak bisa di terima sebelum ada bukti kalau Risa emang adek lo" jawab Figo.

"Apa yang Morgan bilang itu benar, Go" tiba-tiba Juna berucap membuat mereka semua kembali terkejut.

"P-Pa. I-ini nggak bener kan? Gi-gimana bisa?" tanya Risa menatap papa nya.

"Sini Nak" pak Toni merentangkan tangan nya.

Risa yang mengerti, langsung berjalan dan memeluk papa nya.

"Iya itu benar Nak. Nak Morgan itu kakak kamu. Dan kamu adalah adik kandung dia"

Risa langsung melepas pelukan nya.

"Nggak mungkin Pa. Aku ini anak pertama, dan gimana caranya Kak Morgan bisa jadi kakak aku?" tanya Risa masih tidak percaya dengan ucapan papa nya.

"Kamu.."

"Kamu bukan anak kandung Papa" ucap pak Toni lalu menutup mata nya.

Lagi, sebuah kenyataan lagi-lagi membuat Risa terdiam. Ini terlalu mendadak baginya. Kenyataan yang tiba-tiba yang datang secara berurutan padanya. Kenapa baru sekarang? Kenapa harus di saat yang seperti ini?

"Jadi Risa bukan anak kandung Papa" Risa bertanya dengan nada datar nya dan tatapan nya yang kosong.

"Jadi selama ini Papa bohongin Risa" ucap Risa lagi seraya mundur perlahan.

"Papa nggak bermaksud--"

"Papa yang ngajarin Risa buat nggak berbohong. Tapi kenapa malah Risa yang di bohongin? Kenapa Papa bohongin Risa?!" teriak Risa saat sudah sampai di ambang pintu.

Pertama kali baginya berteriak pada papa nya. Rasa kecewanya yang membuat nya seperti itu. Walaupun nanti alasan nya untuk kebaikan nya, tapi tetap saja tidak ada yang suka dengan kebohongan. Semuanya pasti bisa di bicarakan bukan? Bicara secara perlahan, pasti Risa bisa memahaminya. Tapi papa nya malah memilih untuk berbohong padanya.

"Maafin Papa, Nak.." lirih pak Toni.

"Sulit Pa. Risa udah terlanjur kecewa sama Papa"

Risa berlari keluar mengabaikan teriakan dari sahabat juga papa nya.

"Biar gue susul Risa" Morgan yang ingin keluar namun di tahan oleh Figo.

"Walaupun kenyataan nya lo adalah kakak nya. Tapi dia masih belum bisa terima keadaan nya. Biar gue yang bujuk dia" ucap Figo.

"Gan. Bener apa yang Figo bilang. Biar dia yang susul Risa" timpal Juna.

Morgan menghela nafas panjang.

Figo melepaskan tangan Morgan dan berlari keluar menyusul Risa.

____________________________....

Hola
Vote and comment please!
Follow
@rinianggraini_29

possessive enemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang