Pagi ini Risa beserta sahabat-sahabat nya kembali kesekolah, begitupun dengan Morgan dan Juna yang juga akan berangkat ke kantornya.
Namun ada yang berbeda hari ini, yaitu Risa.
Penampilan nya jauh lebih bagus dari yang sebelumnya dan tentunya wajahnya yang memang sudah cantik semakin bertambah cantik.
Sebenarnya Risa tidak mau merubah penampilannya, dia lebih nyaman dengan penampilan nya yang dulu. Tapi siapa lagi yang memaksanya kalau bukan Morgan, apalagi para sahabat nya termasuk Figo sangat mendukung kakak nya itu.
"Kamu makin cantik, Dek" ucap Morgan saat melihat Risa keluar dari dalam kamar mandi.
"Wah, Ca. Barang branded ini mah" ucap Zila heboh melihat tas yang ada di punggung Risa.
Zila kan termasuk remaja yang suka mengoleksi barang-barang mahal, tentu saja dia tau.
Holkay mah suka gitu..
"Tuh kan, Zila yang ngomong gitu aja aku risih Kak. Nggak usah pake ini deh ya" ucap Risa memelas pada Morgan.
"Nggak apa-apa, Dek. Biarin Kakak manjain kamu oke. Terima aja" ucap Morgan memegang kedua bahu Risa.
"Tahan bro. Mereka adek kakak, mereka sah kok. Nggak dosa mah kalau cuma pegangan gitu aja. Kecuali sama lo baru dosa"
"Aduh! Sakit bego!" umpat Devan saat Vino menginjak kuat kakinya.
"Bukannya bikin adem malah bikin makin meledak" ucap Vino melotot pada Devan.
Devan langsung menatap Figo yang sudah susah payah menahan emosinya. Walaupun Morgan adalah kakak kandungnya, tapi tetap saja Figo tidak terima. Bisa saja kan kalau Morgan sebenarnya mengidap brother komplek.
"Diem deh lo berdua. Gue lagi pengen cakar orang tau nggak" ketusnya membuat Vino dan Devan beringsut mundur kebelakang.
Ngeri bor. Figo kan kalau lagi kesal apa aja bisa jadi santapan. Pokoknya Figo itu pemegang pribahasa 'senggol bacok' garis keras.
"Ya udah. Tapi ini aja ya Kak. Aku juga gak terlalu minat sama barang-barang mahal" ucap Risa membuat Morgan tersenyum.
"Buat Zila aja Kak. Zila minat kok" sambar Zila cepat.
"Malu-malu in lo!" ketus Adel memukul pelan lengan Zila.
"Aw! Kok KDRT sih? Laporin Pak RT nih?" ucapnya dengan nada mengancam.
Adel hanya memutar bola matanya malas melihat otak Zila yang kembali eror.
"Yaudah kalian berangkat gih, udah jam segini" ucap Juna melihat jam di pergelangan tangan nya.
"Oke deh. Kakak sama Bang Juna hati-hati ya berangkat ke kantornya"
"Iya Dek"
"Assalamualaikum" ucap mereka semua pada Morgan dan Juna.
"Waalaikumsalam"
"Eh lo, jagain adek gue. Lecet dikit gue bikin sekarat lo" ucap Morgan pada Figo.
Figo hanya mengejek Morgan dengan mengikuti gaya bicaranya. Figo sudah terlalu kesal pada Morgan.
"Lo berdua kapan mau damai sih? War mulu perasaan" ucap Juna.
"Adek lo tuh. Dia kayak lintah yang dikasih rinso tau nggak, nggak tenang kalau nggak berantem sama gue" ucap Morgan sambil mengambil jas nya yang ada di atas sofa.
"Tapi dia sayangnya tulus loh sama adek lo. Buktinya dari dua tahun yang lalu dia berjuang nggak nyerah tuh sampai sekarang, sampai mereka pacaran" ucap Juna juga mengenakkan jas milik nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
possessive enemy
Teen Fiction"Kamu ini siapa sih? Aku nggak kenal sama kamu, tapi kenapa kamu gangguin aku terus?" "Gue ini musuh lo" pria itu tersenyum miring "Terus kenapa kamu harus atur-atur hidup aku?" "Ya karna gue musuh lo" ______________________... "Aku nggak mau kamu a...