24.PE🍁

319 21 3
                                    

SELAMAT MEMBACA
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|

Sudah empat hari semenjak Papa Risa masuk rumah sakit. Hari ini setelah pulang sekolah, Risa dan Fathan kembali kerumah sakit untuk menemani Papa nya. Begitupun para sahabat nya yang juga ikut menemaninya setiap saat.

"Bagaimana dok?" Tanya Juna pada dokter yang menangani Papa Risa.

Juna juga lebih sering di rumah sakit, membantu proses kesembuhan Papa Risa, di banding mengerjakan pekerjaan nya di kantor milik nya.

Hanya ada satu alasan baginya melakukan itu, yaitu, dia baru tahu bahwa orang yang sedang berbaring di bankar rumah sakit itu, adalah orang yang selama ini di cari-cari oleh sahabat nya. Dan dia juga akan memberitahukan sahabat nya tentang ini besok.

"Kami belum mendapatkan nya Tuan. Kami juga sudah menginfokan ini ke rumah sakit lainnya tapi belum ada berita yang baik" jawab dokter itu.

Juna menghela nafas panjang. Kemana lagi dia harus mencari pendonor hati untuk Papa Risa? Dia juga sudah mencari ke rumah sakit yang dia kenal, tapi dia belum juga menemukan nya.

"Baiklah. Segera beritahu saya jika pendonor nya sudah ada. Kalau begitu saya permisi" Dokter itu hanya mengangguk sebagai jawaban.

Juna bangkit dari duduk nya lalu berjalan keluar dari ruangan itu.

Baru beberapa langkah, tiba-tiba dia berhenti saat melihat Devan yang berlari tergesa-gesa kearah nya.

"Bang. Itu, tadi jari Papa nya Risa gerak-gerak" ucap nya dengan nafas yang tidak teratur.

Juna yang mendengar itu, langsung berbalik dan kembali masuk kedalam ruangan dokter.

"Dok, pak Toni sudah siuman" ucap nya.

"Baik. Saya akan segera kesana untuk memeriksanya" ucap dokter itu dan bergegas keluar.

Mereka bertiga berjalan dengan langkah yang lebar menuju ruangan Papa Risa.

Ceklek

"Dokter. Tolong cepat periksa Papa saya dok." Ucap Risa cepat saat melihat dokter itu masuk bersama Juna dan Devan.

"Baik. Saya akan memeriksa nya"

Figo menarik Risa ke belakang, memberikan akses bagi dokter itu agar bisa memeriksa Papa Risa.

Risa meremas-remas tangan nya, berharap cemas akan kondisi Papa nya. Figo yang melihat kegelisahan Risa, langsung menggenggam tangan nya.

"Lo tenang oke" hanya tiga kata itulah yang keluar dari mulut Figo.

Risa sejenak menatap Figo lalu kemudian mengangguk pelan, dan kembali menatap Papa nya yang sedang di periksa.

"Kondisi Pak Toni sudah membaik, terbukti dari respon yang di berikan jari nya" ucap dokter itu membuat semuanya bernafas lega.

"Tapi kenapa Papa saya belum sadar juga dok" tanya Risa.

"Pak Toni akan segera sadar dalam waktu 2 jam kedepan. Saat ini, Pak Toni hanya belum memiliki cukup energi, karna itu lah Pak Toni belum sadarkan diri" jelas dokter itu sambil tersenyum.

Senyum itu menular pada Risa, Fathan dan yang lain nya. Kemungkinan untuk Papa nya sembuh, cukup besar saat ini. Setidak nya itulah yang Risa harapkan.

possessive enemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang