Malam ini Risa, Figo dan sahabatnya kembali menginap dirumah sakit seperti apa yang sudah mereka katakan pada Risa tadi sore.
Juna dan Morgan juga sebenarnya ikut menginap di rumah sakit, tapi mereka akan datang terlambat karna harus mengurus pekerjaan nya terlebih dahulu.
Saat ini mereka berenam berada di kantin rumah sakit, setelah tadi memastikan pak Toni kembali tidur setelah minum obat.
"Berarti lo udah deket dong ya sama Kak Morgan?" tanya Adel pada Figo.
"Deket banget malah. Tapi ya gitu, dia nya sering cari masalah sama gue" jawab Figo.
"Tapi gue baru tau lo kalau dulu kehidupan lo gak kayak gini, kenapa lo gak pernah cerita sih ke kita?" ucap Devan.
"Ya buat apa gue cerita. Abang gue larang gue buat ungkit masa lalu kita, jadi ya udah. Udah berlalu juga kan" jawab nya.
"Eh bentar deh, Risa bilang Kak Morgan itu kan Chef di cafe punya lo, terus kok tadi dia pakai jas gitu? Kayak orang kantoran" tanya Zila.
"Eh iya, aku juga baru nyadar loh" timpal Risa.
"Dia emang kerja di perusahaan kok. Malahan dia yang punya perusahaan. Dia jadi Chef cuma buat cari adek nya. Bukan cuma kerja di cafe, dia juga pernah kerja di salon, di rumah makan, jadi guru juga dia pernah. Sampai-sampai abang gue sama sekretaris nya kewalahan ngurus perusahaan nya" jelas Figo membuat Risa tersentuh.
Sebegitu besarnya rasa sayang Morgan padanya.
"Kalian tau perusahaan Barata Company? Nah itu nama perusahaan nya Bang Morgan" ucap Figo lagi membuat Zila dan Adel melotot kaget setelah mendengar nama Barata.
Siapa yang tidak kenal dengan keluarga Barata? Keluarga mereka hampir berpengaruh di setiap negara, ya walaupaun isu nya salah satu dari anggota Barata mempunyai masalah yang cukup berat, tapi siapa yang sangka ternyata Risa adalah bagian dari mereka.
"Kalian kenapa sih? Kayak ngeliat emas tau nggak" ucap Risa menatap aneh pada kedua sahabatnya.
"Ya ampun, Ca. Lo sadar nggak sih? Lo itu bagian dari keluarga Barata, Ca" ucap Zila antusias.
"Ya terus kenapa?" tanya Risa bingung.
Entah Risa yang memang tidak tau atau tidak mengikuti perkembangan zaman sampai-sampai keluarga Barata saja dia sampai tidak tau.
"Kok kenapa sih? Jangan bilang lo nggak tau keluarga Barata?" tanya Adel membuat Risa menggeleng kan kepala nya.
Adel dan yang lain nya menepuk keningnya pelan.
"Lo hidup di jaman apa sih, Ca. Masa keluarga Barata aja sampai gak tau" ucap Devan.
"Ya biarin sih. Lagian ngapain ngurusin yang begituan, masih banyak yang lebih berguna yang di urusin" ucap Risa kesal.
Sebenarnya Risa pernah dengar nama Barata, dia kan juga pencinta berita. Tapi dia hanya sekedar mendengar dan melihat sekilas dan tidak terlalu tau detail nya keluarga itu.
"Ya aneh aja gitu, Ca. Keluarga itu kan cukup terkenal. Apalagi perusahaan yang sekarang di pegang sama Kakak lo, itu termasuk perusahaan paling maju loh dalam sejarah keluarga Barata. Jangankan di Indonesia, di luar negri aja nama keluarga Barata sering di sebut-sebut kok" jelas Devan panjang lebar.
"Aku curiga kalau kamu itu sebenarnya paparazi, Van. lengkap gitu jelasin nya" ucap Risa membuat Devan terkekeh.
"Ya kan perusahaan bokap gue juga kerja sama, sama perusahaan keluarga lo, jelaslah gue tau" jawab nya.
"Halah. Lo kan biang gosip, jelas lah lo tau" ucap Vino mendapat pukulan dari Devan.
"Sembarangan lo! Lagian bukan nya lo ya yang ikut grup gosip di kelas sebelah?" ucap Devan tersenyum miring.
Vino memelototkan matanya. Bisa-bisa nya Devan membongkar rahasia nya.
"Beneran, Vin? Wah nggak nyangka gue sama lo. Masa ikut grup gosip sih, itu kan rata-ratanya cewek semua" ucap Adel terkekeh.
"Suka-suka gue sih, kok lo pada yang repot" ketus Vino memasang wajah kesal.
"Oke balik ke topik awal. Tadi lo bilang Abang lo yang kewalahan ngurus perusahaan Kak Morgan. Hubungan nya apa coba? Nggak mungkin kan cuma karna bersahabat?" tanya Zila pada Figo.
Figo tak menanggapi, dia malah sibuk menyuapi Risa es krim box yang tadi mereka pesan.
"Woi! Pacaran mulu elah. Tau gue kalian lagi kasmaran, tapi pending dulu lah" ucap Zila memukul lengan Figo.
"Ganggu banget sih lo" ketus Figo.
"Ya makanya jawab dulu pertanyaan gue"
"Dulu perusahaan keluarga gue hampir bangkrut gara-gara Papi gue yang udah nggak mau ngurus itu. Abang gue yang masih remaja ya mana ngerti soal begituan. Akhirnya Bang Morgan yang bantu abang gue bangkit dan bangun lagi perusahaan nya. Jangan salah, Bang Morgan itu orang nya pinter banget, walau rada sengklek kayak tadi" Risa langsung memukul lengan Figo membuat Figo terkekeh.
"Nah karna abang gue yang nggak mau punya hutang sama Bang Morgan, akhirnya dia coba buat bangun perusahaan sendiri dan berhasil. Rencananya sebagai balas budi, abang gue mau ngasih perusahaan keluarga gue yang dulu ke Bang Morgan. Tapi Bang Morgan nggak mau. Jadilah sekarang perusahaan itu mereka berdua yang ngejalanin. Makanya kenapa gue bilang kewalahan, karna abang gue harus ngurus tiga perusahaan besar sekaligus. F&M Company, Barata Company, sama JM Company." jelas Figo panjang lebar.
"Gila sih. Abang lo berdua keren banget. Bener-bener ngerasain sukses dari nol. Gue ngefans masa" ucap Adel diangguki Zila.
"Eh kalian ngapain disini?"
Morgan dan Juna yang baru datang, melihat mereka berenam duduk di kantin.
"Gak ada sih, lagi pengen ngumpul aja" jawab Figo.
"Pak Toni gimana?" tanya Morgan.
"Papa tadi udah tidur Kak. Kakak dari kantor langsung kesini?" tanya Risa.
Morgan sedikit terkejut mendengar pertanyaan Risa. Dia kan belum cerita apa-apa tentang dia yang bekerja di kantor.
"Figo udah cerita semuanya. Soal Bang Juna juga" ucap Risa yang mengerti dengan kebingungan Morgan.
"Lo cerita apa aja sama adek gue? Lo cerita yang aneh-aneh ya?" tanya Morgan menunjuk Figo.
"Gue tadi udah milih yang baik-baik loh Bang buat ceritain tentang lo. Hidup lo kan kebanyakan aib nya" jawab Figo santai.
"Lo belum pernah di timpuk ya?!" marah Morgan sudah mengangkat sepatu milik nya.
Figo dengan cepat bersembunyi di balik punggung Risa.
"Udah ah. Kalian kok berantem terus sih, nggak capek apa. Ayo ke kamar Papa lagi, kasian Papa sendiri" ucap Risa dan mereka hanya mengangguk.
"Nggak usah modus lo sama adek gue" Morgan menarik kerah baju belakang Figo dan menjauhkan nya dari Risa.
"Biarin sih, pacar gue ini. Iri ya lo nggak punya pacar? Dasar nggak laku" ejek Figo membuat Morgan semakin geram padanya.
"Halah. Sekarang aja bilang nya pacar, dulu juga lo bilang nya m--mdjdtsjsigffyd" Figo dengan cepat menutup mulut Devan dan melotot padanya.
"Ngomong lagi gue cangkok lidah lo" bisik Figo sambil melototkan matanya.
"Ngapain sih lo berdua? Emang nya dulu Figo manggil Risa apa?" tanya Juna penasaran.
"Nggak ada kok Bang, Devan cuma lagi ngantuk. Yuk cepetan ke kamar mertua" ucap Figo cepat sambil menyeret Devan.
Bisa mampus Figo kalau Morgan tau perlakuan dia pada Risa dulu. Lagi pula itukan hanya untuk menutupi perasaan nya. Ya sudah lah, kalaupun Morgan tau, Figo yang lebih dulu membekap mulut Morgan agar tidak menyinyi-ri nya dengan berbagai macam umpatan.
___________________________....
Aduh geng author tuh lagi gak ada ide, jadi ini cuma seadanya aja yang mampir ide nya. Tapi baca aja ya, biar kalian yang lagi gabut jadi ada kerjaan
See you
KAMU SEDANG MEMBACA
possessive enemy
Teen Fiction"Kamu ini siapa sih? Aku nggak kenal sama kamu, tapi kenapa kamu gangguin aku terus?" "Gue ini musuh lo" pria itu tersenyum miring "Terus kenapa kamu harus atur-atur hidup aku?" "Ya karna gue musuh lo" ______________________... "Aku nggak mau kamu a...