Fakta hari ini
Sesuatu yang mengapung tidak akan tenggelam
SELAMAT MEMBACA
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|Setelah shalat subuh tadi aku langsung berkutat di dapur kecil ku. Ya untuk apa lagi kalau bukan untuk memasak sarapan untuk Papa dan adik kecil ku.
Tak banyak yang bisa aku masak. Di dapur hanya ada 2 butir telur, sayuran yang sudah layu, dan sedikit nasi putih yang masih hangat. Setidak nya itu cukup untuk aku membuat nasi goreng kesukaan Papa dan Fathan, adik ku.
Aku tinggal di rumah kecil, peninggalan nenek dan kakek ku. Ah mengingat mereka, betapa bahagia nya aku dulu, walaupun tak sebahagia anak-anak lain nya yang memiliki orang tua lengkap.
Ya aku sudah tidak mempunyai Mama. 3 tahun lalu Mama meninggal karna kecelakaan. Aku, Papa, dan Fathan tentu nya sangat sedih kehilangan Mama. Terlebih lagi aku. Aku sangat terpuruk waktu itu, bahkan aku tidak mau keluar rumah selama satu minggu. Ah betapa buruk nya aku waktu itu.
Tapi untung nya aku masih memiliki 2 orang hebat yang memberi aku semangat setiap hari nya, hingga aku bisa kuat sampai sekarang.
"Kakak..."
Segera ku hapus air mata ku yang tiba-tiba saja turun. Lihat lah betapa cengeng nya aku.
"Fathan, udah bangun. Kamu mandi dulu habis itu shalat ya" Fathan hanya mengangguk ketika aku menyuruhnya.
Aku menarik nafas panjang. Aku tidak boleh terus-terusan larut dalam kesedihan itu. Aku masih punya Papa dan Fathan untuk alasan ku bertahan. Aku tidak boleh membuat mereka sedih dengan melihat aku sedih. Ya. Aku harus kuat demi mereka.
Setelah beberapa saat, akhirnya nasi goreng buatan ku jadi.
"Aku siap-siap dulu deh, nanti baru bangunin Papa" gumam ku setelah melihat jam di pergelangan tangan ku.
_________________________....
"Papa jangan kemana-mana ya. Papa nggak usah kerja oke"
"Kalau Papa nggak kerja, terus kita mau makan apa sayang?"
"Udah Papa nggak usah pikirin. Aku udah dapat kerjaan kok. Jadi Papa di rumah aja, Papa kan masih sakit"
Aku melihat senyum kecil yang tulus di wajah pucat Papa. Tersirat rasa kasihan di matanya saat aku berucap seperti itu.
"Ya udah Aku sama Fathan berangkat ya Pa. Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam. Hati-hati ya nak"
"Ingat ucapan kakak ya Pa. Papa nggak boleh bandel. Biar Tatan aja yang bandel"
Papa terkekeh mendengar candaan Fathan. Begitupun aku yang menghadiahi nya dengan cubitan kecil.
"Nggak boleh bandel" ucap ku memperingati.
"Iya iya nyai"
Aku hanya geleng-geleng kepala melihat nya. Sifat jahil nya menjadi pelengkap di keluarga kecil ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
possessive enemy
Genç Kurgu"Kamu ini siapa sih? Aku nggak kenal sama kamu, tapi kenapa kamu gangguin aku terus?" "Gue ini musuh lo" pria itu tersenyum miring "Terus kenapa kamu harus atur-atur hidup aku?" "Ya karna gue musuh lo" ______________________... "Aku nggak mau kamu a...