1. Newlywed

34.4K 1.6K 42
                                    

"Hunny, bagaimana novelmu?"

Begitu. Selalu seperti itu setiap kali ia pulang ke rumah dan menemukan aku masih berkutat di depan laptop. Namaku tidak benar-benar Hunny, hanya ia, suamiku sejak hampir satu tahun lalu yang memanggilku seperti itu.

Ah. Benar juga. Usia pernikahan kami sudah akan menginjak satu tahun, tapi yang kami lakukan selalu hal yang sama, menyapa, sarapan bersama, pelukan sebelum pergi kerja, dan kecupan sebelum tidur. Tidak ada yang spesial, bahkan tidak banyak yang tahu soal pernikahan kami.

"Hun, Sabtu nanti, kau bisa datang?"

"Sabtu?"

"Hm."

Saat aku menoleh, ia yang merebahkan kepalanya di pangkuanku ini sedang menatapku dalam-dalam. Seperti biasa. Aku berpikir sejenak. "Sabtu ya?" Jelas saja. Aku tidak benar-benar yakin kalau Sabtu ini aku bisa menonton band-nya atau tidak. Ah ya, suamiku itu seorang vokalis band, sangat terkenal dan banyak yang mengagumi band-nya.

"Bisa?"

"Entah. Aku belum melihat jadwalku."

"Hmm,begitu ya."

"Kalau senggang, aku akan datang. Tapi sebagai penonton, bukan tamu eksklusif. Oke?"

"Kenapa? Kau bisa bersama teman-temanku yang lain. Mereka tau kita sudah menikah kok." Ia mengernyitkan dahinya, "Kau menyesal?"

Sontak aku tertawa. Aku suka setiap ia mengernyitkan dahinya, aku juga suka melihat wajahnya saat cemberut, "Ya, memang mereka sudah tau. Tapi masih lebih banyak yang tidak tau, kan? Lagipula, mereka akan bingung dengan kehadiranku yang bukan siapa-siapa ini."

"Kau penulis terkenal itu. Namamu selalu ada di jajaran buku best seller."

"Nama pena-ku kan?"

"Iya.. sih.. Hehe~"

"Lagipula, namaku baru sekali ada di jajaran buku best seller, kau melebih-lebihkan. Nama pena itu lebih dikenal sebagai nama perempuan, tidak ada yang tahu kalau penulis novel yang mereka baca itu adalah aku, yang seorang pria ini. Jadi, dengan kata lain, aku lebih suka datang menontonmu bersama dengan fans band-mu, bukan teman-temanmu."

"Baiklah, aku menyerah."

Aku hanya tersenyum saat ia menghela napas, benar-benar sudah menyerah. Bahkan matanya tidak lagi memandangiku, ia palingkan pada layar ponselnya, mengecek seluruh akun media sosialnya.

Aku sudah sangat terbiasa dengan ia yang seperti itu. Meringkuk di atas sofa, dengan kepalanya yang ia rebahkan di pangkuanku, lalu bermain ponsel sampai lupa waktu. Aku tidak mengeluh, karena ia tidak mengganggu kerjaku, justru ia yang lebih sering mengeluh karena aku lebih memperhatikan barisan kata-kata di layar laptop dibanding memperhatikan dirinya.

Kami sepasang pengantin baru, usia pernikahan kami baru akan menginjak satu tahun, dan kami adalah manusia yang disatukan bukan karena perasaan saling suka, tapi karena hal lain.





hola mentemeen!
BIY IS BAAACK! (♡'❍'♡)
biy buat cerita omegaverse lagi!
ini cerita lama sih. biy tulis ulang, dibagusin dikit(?)

omegaverse versi biy yang ini agak beda, tapi gak melenceng jauh kok, tetep Alpha Beta Omega xixixi (◐∇◐*)

semoga mentemen suka dan bisa terhibur sama cerita satu ini ♥

biy bakal update tiap hari.
tapi ini BL 21+, gimana ya? biy masih kurang yakin publish cerita ini pas bulan puasa, takut mentemen malah..... gimana-gimana _(:з」∠)_

kalo kurang nyaman, bilang ya mentemen~

sekali lagi, semoga suka, terhibur, dan terima kasih banyak atas dukungan mentemen semuaa~
ailabyu!! (づ ̄ ³ ̄)づ ♥

tanggal publish: 1 Mei 2020

Contradiction (Omegaverse) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang