42. Healing

4.2K 503 42
                                    

"Iya, begitulah. Jadi maaf besok aku meninggalkan toko padamu."

"Tidak apa kok Rei-chan, lagipula kan ada Eri, besok juga Fuuka kan tidak ada jadwal kuliah, jadi ia bisa seharian di toko. Kau tenang saja, toko akan baik-baik saja."

"Hm. Terima kasih ya?"

Hanya ada sedikit lanjutan obrolan antara Rei dan Kousuke sebelum teleponnya benar-benar dimatikan.

Tadinya Rei berencana untuk bermalam di rumah ibunya jika keperluan dengan Fuyugi berakhir sampai sore, besok pagi baru ia kembali ke rumahnya, kembali menjaga toko meski hanya setengah hari. Tapi rencananya harus diubah total, pergi ke rumah ibunya pun diurungkan.

Setelah Renji diizinkan pulang, dan bertemu Hana di depan UGD, entah kenapa ada perasaan aneh mengusik Rei. Mungkin pengaruh pheromonenya, pun ikatan orangtua dan anak antara Renji dan Hana. Tadi pula, kenapa Rei tetap tinggal di samping Renji saat di UGD, yang padahal Rei bisa saja langsung pergi setelah ia mengantar Renji ke Rumah Sakit, karena Rei tau kalau pheromonenya akan membuat Renji lebih baik.

Pun, hingga kini, meski sudah lama berpisah, Rei mengakui kalau pheromone Renji masih membuatnya merasa nyaman. Bagaimana pun, mereka itu mate meski sudah bercerai.

"Bu, ini pakaian ganti dari Ren-chan."

"Oh? Terima kasih, Hana." Rei menarik senyum, mengelus kepala putrinya, dan buat Hana langsung menggelendot manja pada Rei.

"Ibu sudah menelpon Kak Kousukenya? Jadi besok tidak ke toko? Kak Kousuke berarti hanya berdua dan Kak Eri? Kak Fuuka sekolah kan?"

"Hana, kalau bertanya satu-satu dong. Aku mana bisa jawab kalau kau bertanya sekaligus seperti itu?"

"Ehehehe~" Hana terkekeh malu, makin-makin menggelendoti Rei.

"Besok Kak Kousuke tidak hanya dengan Kak Eri, karena besok Kak Fuuka tidak sekolah jadi ia bisa membantu."

"Oooh gitu." Hana mengangguk. "Ibu."

"Hm?" Rei agak bingung karena tiba-tiba Hana menarik-narik tangannya, isyarat Rei harus mendekat dengan wajah Hana karena putrinya itu akan berbisik, "Apa?" Rei turut mengecilkan suaranya.

"Di tubuh Ren-chan banyak gambarnya."

Sontak Rei tertawa, maksudnya tato, dan ia lekas paham kalau Hana baru pertama kali melihat tato di badan Renji, mengingat keduanya memang habis mandi.

"Ibuuu~!"

"Itu namanya tato, Hana. Sama seperti yang ada di lehernya. Gambar yang ada di tubuhnya itu namanya tato."

"Ooh tato.. seperti tato-tatoan tempel itu ya?"

"Hm, tapi miliknya itu permanen, tidak akan hilang meski sudah dicuci."

"Aku mau juga! Gambar bunga! Aku mau!"

Rei memutar bola mata seraya menggeleng, senyumnya bahkan mengembang seringai. Tidak habis pikir dengan putrinya satu ini. "Hana masih kecil, belum boleh punya tato seperti itu. Lagipula kalau kau punya tato, nanti tidak boleh sekolah. Mau?"

"Tidaaak~ masih mau sekolah. Ren-chan sudah besar sudah tidak sekolah makanya ia bisa punya tato kan? Aku masih mau sekolah, punya tatonya nanti saja kalau sudah sebesar Ren-chan."

"Sebesar aku apa?" Renji yang baru turun dari tangga, menatap bingung pada Hana dan Rei karena ia dengar namanya disebut-sebut.

"Hana bilang ia ingin punya tato sepertimu-"

"Tidak boleh!" Renji menyela cepat.

"Eeh...??" kening Hana mengkerut protes, "Kenapa? Ren-chan boleh punya gambar tato."

Contradiction (Omegaverse) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang