41. Bleeding

4.5K 533 37
                                    

Renji memasukan beberapa kaos musim panas ke dalam ransel. Ia dan teman-temannya akan pergi berlibur ke pantai hingga lusa. Menikmati waktu senggang di kesibukan konser tur band-nya. Pantai sangat identik dengan musim panas, meski sebenarnya Renji agak membenci terik sinar matahari yang menyengat kulitnya. Renji tidak bisa menolak, mereka memaksa Renji untuk turut hadir dalam liburan musim panas kali ini.

Waktu menujukan sudah semakin dekat dengan jam yang ditentukan untuk berkumpul. Hari juga semakin siang. Namun Renji masih memilih topi yang ingin ia bawa. Ia tidak peduli jika telat, ia masih bisa menyusul dengan mobilnya. Dalam pikirnya, mungkin Kenzo juga akan telat datang karena harus merayu putrinya.

“Sawamura Renji, selamat siang.” Renji lekas menjawab telepon yang berdering.

“Ini aku, Rei.”

“Rei?” matanya mendelik. “Ada apa?”

“Kau senggang?”

“Aku sedang bersiap, teman-teman megajak berlibur ke pantai. Ada apa?”

“Begitu ya. Ya sudah. Kalau gitu-”

“Rei, jawab pertanyaanku dong. Aku tidak perlu menanyakan ini padamu sampai tiga kali kan? Sebenarnya ada apa?”

“Maaf. Ini soal Hana.”

“Hana? Kenapa dengannya?”

“Ia terus ribut ingin bertemu denganmu waktu tau aku harus bertemu dengan Fuyugi-san. Aku sudah mengatakan mungkin kau sedang sibuk, tapi ia memaksa untuk menanyakannya padamu. Aku hanya ingin menanyakan itu. Akan aku katakan padanya kalau kau sedang bekerja.”

“Kalian bertemu dimana?”

“Hm?”

“Rei.”

“Oh. Ya. Di tempat yang sama seperti waktu itu.”

“Aku akan kesana.”

“Tidak perlu. Kau sudah ada acara dengan teman-temanmu kan? Aku akan menjelaskan padanya. Ia akan mengerti.”

“Tunggu saja disana. Sepuluh menit lagi aku datang.”

“Renj-”

Renji memutus telpon dari Rei. Cepat-cepat ia mencari ponselnya yang dirasa tertumpuk oleh pakaian di atas kasur. Begitu ketemu, ia segera menghubungi salah satu kontak di sana.

“Aku sedang dalam perjalanan, kau mau aku jemput?”

“Darurat. Aku tidak bisa ikut. Salam saja pada yang lain.”

“Ha? Ren-”

Lagi. Renji memutus telpon Kenzo. Langkahnya kian cepat, menuruni anak tangga, mengambil kunci mobil dan segera meninggalkan apartemen.

Di kafe, tempat bertemunya Rei dan editornya, Hana benar-benar seperti kehilangan nyawanya. Ia cemberut, mengaduk es krim yang biasanya sangat lahap ia makan.

“Ren-chan tidak bisa datang, Bu?”

Rei melirik, melihat Hana sama sekali tidak memakan es krimnya. Bahkan es krim tiga rasanya itu sudah tidak berbentuk. “Hana.”

“Ini kan libur musim panas.” keluh Hana lagi.

Melihat Hana yang kehilangan moodnya membuat Rei hanya bisa menghela napas. Ini kali pertama ia mengahadapi Hana yang tidak bisa langsung mengerti situasi dirinya. Biasanya Hana akan langung mengerti dan menurut apa kata Rei.

“Hana-chan, wajahmu jadi jelek loh kalau ditekuk seperti itu.”

“Aku bosan.” Hana melirik pria di depannya. “Apa Fuyugi-san tidak merasa bosan?”

Contradiction (Omegaverse) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang