Hari sudah siang, tapi Rei dan Renji masih malas-malasan di sofa. Rei tidak berhenti mengelusi rambut Renji yang menjadikan paha Rei sebagai bantal, sementara Renji sendiri, masih belum bosan memandngi foto hasil USG si jabang bayi.
Sudah dua minggu semenjak ia dihadiahi kabar kehamilan Rei, rasa senangnya masih belum memudar, malah rasanya sekakin kuat. Tiap kali melihat Rei, Renji seperti semakin jatuh cinta padanya. Ia pikir itu aneh, tapi memang itu kenyataannya. Rei yang sedang mengandung, memiliki daya pikat dua kali lipat dari biasanya.
"Hunny, aku ingin segera bertemu dengannya."
"Hm, nanti kau bisa bertemu dengannya."
"Menurutmu, nanti ia Alpha atau Omega?"
"Tidak tau. Apa pun it sama saja kan? Kau ingin ia Alpha ya?"
"Tidak juga, mau Omega atau bahkan Beta, tidak masalah untukku. Yang terpenting, ia anakku. Mungkin nanti posisimu akan tergantikan olehnya, Hun. Ia akan jadi nomor satu di hatiku." Renji tersenyum lagi lebih lebar, Rei hanya terkekehendengar candaan Renji. "Mungkin, ini ya yang ayahku dulu rasakan, saat ibuku memgandungku."
"Aah~ yaa, mungkin. Ibumu juga laki-laki Omega kan?"
"Hm, ia benar-benar sepertimu Hun. Ia ramah, lembut, hangat, aku suka tiap kali ia memelukku, sama seperti kau saat menyayangiku." Renji menedelik melirik Rei, matenya itu hanya tersenyum, sambil terus mengelusi kepalnya. "Aku harap, hubungan kita juga sama seperti mereka, hanya kematian yang memisahkan kita."
"Semoga saja. Aku pun berharap begitu."
"Hun, kau tau, aku sama sekali tidak menyesal meski kita menikah dan menjadi mate karena perjodohan. Mungkin kalau tidak seperti ini, aku malah akan menadapatkan Omega yang salah. maksudku... yang tidak sepertimu."
"Renji."
"Aku serius, Hunny."
"Aku juga, tapi tanganmu! Bergenti meraba-raba bokongku!"
Renji terkekeh malu, ia merubah posisinya menghadap perut Rei, mengendusi perutnya yang buncit, dan menciuminya dengan sayang. "Halo.. aku ayahmu." begitu katanya, lalu terkekeh lagi, merasa malu sendiri, sampai hanya bisa menenggelamkan wajahnga pada perut Rei.
Rei sendiri melanjutkan mengusap-usap Rembut Renji, tangan satunya sudah digenggam Renji erat-erat. Menyalurkan rasa sayang hanya dari genggaman.
"Jangan tidur, Ren.."
"Tidak, kau wangi Hunny, aku jadi ingin terus menciummu."
"Astaga." senyum Rei mengembang lagi, lebih lebar. "Ren, makan di luar yuk."
"Oh?! Kau ngidam ya? Ayo! Mau dimana? Makan apa? Ayo, ayo, aku antar."
Rei sontak memutar bola mata, "Aku tidak ngidam, dan aku mengajakmu makan di luar karena ku pikir kau akan bosan, sejak pulang waktu itu kau sama sekali belum keluar rumah kan?"
"Aku tidak akan merasa bosan selama ada kau Hunny."
Kali ini Rei menghela napas dalam, "Oke, aku ngidam. Aku ingin makan dimana pun asal berdua denganmu. Dan, oh, bukannya sejak kemarin kau yang ribut ingin mencari keperluan bayi? Ayo lajukan sekarang. Mau-"
Belum selesai Rei dengan kalimatnya, Renji sudah bangkit dan langsung berlari, "Aku ambil kunci dan ganti baju!" begitu teriaknya sambil menaiki anak tangga.
Rei di sofa hanya menggelengkan kepala. Rasanya, begitu bayinya lahir, Rei malah akan jadi seperti memiliki dua anak sekaligus. Satunya bayi besar, dan itu matenya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Contradiction (Omegaverse) [COMPLETE]
FantasyRenji dan Rei adalah pasangan Alpha dan Omega yang sudah menikah. Tapi pernikahan mereka tidak didasari oleh perasaan saling suka. . . . ❀ 𝕆ℝ𝕀𝔾𝕀ℕ𝔸𝕃 ℂℍ𝔸ℝ𝔸ℂ𝕋𝔼ℝ ❀ cerita 𝐎𝐦𝐞𝐠𝐚𝐯𝐞𝐫𝐬𝐞, 𝐁𝐋 𝐌𝐏𝐫𝐞𝐠 smut. 𝗪𝗔𝗥𝗡𝗜𝗡𝗚 𝟮𝟭+, menga...