14. My Sweet, Sweet Baby

7.2K 800 40
                                    

gak ada sehari masa bisa nambah 1K ? seriusan biy mimpi apaan si inii?!!
( TДT)

⚘ ⚘ ⚘

Pesawat mendarat sejak dua jam yang lalu. Bandara sangat ramai seperti biasanya. Renji dan ketiga temannya, serta para staf masih menunggu bus yang seharusnya sudah menjemput mereka sejak mereka sampai. Manajer band tersebut tidak pernah melepas ponselnya dari genggaman, ia masih agak geram karena keterlambatan penjemputan, meski sebenarnya ia sudah benar-benar mengerti kenapa bisa sampai telat berjam-jam.

Renji melirik, di sampingnya, Kenzo juga sibuk merayu putrinya di telepon karena tidak menepati janji bisa pulang cepat hari ini. Penjemputan yang terlambat membuat banyak masalah, terutama untuk sang manajer dan Kenzo. Kedua teman Renji yang lain tidak terlalu mempedulikan hal itu, keduanya hidup dengan bebas, telat atau tidak yang terpenting mereka bisa sampai. Itu saja.

“Iya, sampai nanti. Tunggu Papa ya.” Akhirnya Kenzo menyelsaikan rayuannya. Napasnya dihela begitu dalam.

“Seru ya, punya anak.” Renji menyeringai.

“Kau sendiri, cepat punya anak!”

Sontak Renji tertawa, menarik perhatian dua temannya, Yuusei sang gitaris dan Shun sang bassist.

“Aku akan memilikinya suatu saat nanti, tunggu saja.”

“Ah, jadi akhirnya kau memutuskan punya anak?” Shun menunjuk Renji dengan kaleng soda di genggamannya. “Mungkin nasibnya nanti akan sama seperti Ken-chan ya?”

“Maksudmu?” Kenzo melirik Shun, “Punya anak benar-benar menyenangkan.”

“Ya aku perca-”

“Ia sudah datang. Ayo cepat.” tapi sang manajer tiba-tiba menyela kalimat Renji.

Para staf segera mengangkut barang-barang ke bagasi bus, manajer mereka kembali sibuk dengan ponselnya, sedangkan keempat personel band ini baru mulai mendorong bawaan mereka. Masih bisa berjalan dengan santai menikmati suara bising bandara. Setelah hampir dua bulan berkelana di beberapa negara, akhirnya mereka kembali.

Renji kembali memakai kacamata hitamnya saat Kenzo meminggirkan mobil. Mereka sudah sampai di depan gedung apartemen mewah 17 lantai. Kenzo melirik, menemukan Renji sudah melepaskan sabuk pengamannya. Ia mengantar Renji karena teman sejak SMA-nya itu tidak membawa mobil. Rumah mereka satu arah, jadi Kenzo memutuskan untuk mengantar Renji lebih dulu.

“Terima kasih. Sampaikan salamku pada Yuu-chan ya.”

“Hm. Salam juga untuk Sensei.”

“Okee.” Renji terkekeh, candaan Kenzo itu selalu tepat sasaran.

Kenzo melajukan kembali mobilnya. Hari itu langit benar-benar terik, langit yang lama tidak Renji rasakan. Tidak ada hembusan angin sedikit pun, Renji mulai tidak betah berlama-lama berada di luar ruangan. Langkahnya semakin cepat masuk ke dalam gedung menuju lift. Saat pintu lift terbuka, ia segera masuk. Tidak banyak orang di lift itu, hanya ada ia dan dua orang pria lainnya. Renji melirik jam tangannya, pukul dua siang. Lalu matanya dialihkan lagi pada layar kecil yang menunjukan lift sudah sampai di lantai 16.

Pintu terbuka, seorang gadis dengan seragam olahraga SMA masuk. Renji bergeser sedikit, semakin ke pojok. Namun tidak sengaja gadis itu menyenggol tas jinjingnya, Renji hanya tersenyum saat ia menoleh. Ia memperhatikan cukup lama. Dan lift terbuka lagi.

“Permisi.” Senyum Renji semakin lebar.

Cepat-cepat ia keluar lift. Meninggalkan gadis yang masih menerka-nerka akan dirinya. Ia hampir terkekeh, mengingat band-nya digemari gadis-gadis remaja. Mungkin gadis tersebut juga bingung dengan wajah yang tidak asing, begitu benaknya.

Contradiction (Omegaverse) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang