52.「redDish」

4.9K 573 89
                                    

Kakinya berlarian diatas panggung, memegang microphone berwarna perak serupa dengan kabelnya. Suaranya masih tidak lelah menyanyikan lirik lagu. Pemain gitar dan bass juga turut berlarian seraya terus memainkan senar-senarnya. Penggebuk drum masih semangat meski sekujur tubuhnya sudah dipenuhi keringat.

"Look at me, I still love you!"

Ketiganya berteriak bersamaan dengan penonton lain dan sang vokalis. Kakinya masih mampu melompat-lompat menari mengikuti irama. Tidak peduli dengan hujan besar sedang menerjang kota malam itu. Suasana di dalam dome semakin meriah saat band di depan sana membawakan encore terakhir.

Hana, ditemani Fuuka dan Kousuke datang untuk melihat konser Crimson Daisy yang diadakan di dome terbesar di pusat kota. Sebagai tanda hari jadi ke dua puluh tahun, mereka mengadakan konser di dome besar dan sangat terkenal. Usia Crimson Daisy sudah dua puluh satu tahun, namun mereka baru bisa merayakan hari jadi ke dua puluh tahun di negara asal mereka, karena tahun lalu Crimson Daisy masih ada di luar negeri.

Konser diadakan dua hari, dan kini di hari kedua, semuanya terasa lebih pecah. Hari itu menjadi hari paling bersejarah bagi Crimson Daisy, juga penggemar-penggemarnya.

"Ibu!"

Hana berlari dengan cepat begitu menemukan sosok Rei. Ia meninggalkan Fuuka dan Kousuke di belakangnya. Cepat-cepat Hana melompat ke gendongan Rei.

"Sudah besar kan? Masa masih digendong?"

"Hehehe~" Hana terkekeh malu, tapi tidak turun, malah gemas memeluki Rei karena masih senang terbawa euphoria dalam dome tadi. "Tadi luar biasa sekali Bu! Kenapa tidak ikut menonton?"

"Aku menonton kok."

"Hana-chan, ibumu itu menonton di tempat khusus. Harsunya kau juga disana."

"Tapi kau malah memilih dengan kami." Fuuka melirik Kousuke yang mengangguk.

"Pasti lebih seru disana kan?" Hana menarik alisnya, "Iya kan?"

"Tentu saja. Kita bisa melompat-lompat seperti tadi. Bahkan bisa berteriak dengan kencang. Luar biasa sekali. Sensei dan Eri sama saja. Tidak punya selera yang bagus dalam musik. Tidak seperti kita." Fuuka bicara dengan begitu antusias.

"Ah turunkan aku. Turunkan. Turunkan Bu."

"Hm?" Rei yang bingung lekas menurunkan Hana. "Hana!" tapi anaknya langsung berlari begitu saja.

"Ren-chaaan!" Hana melompat memeluk tangan Renji.

"Jangan berlari tiba-tiba. Kau ini." Renji melihat Hana kembali terkekeh, menunjukan giginya yang mulai tumbuh. "Kau tidak bersama mereka, tadi?"

"Aku menonton dari tempat biasanya."

"Ooh." Renji mengangguk-angguk, lalu melempar senyum pada Fuuka dan Kousuke yang memandanginya tidak percaya. "Ah, aku lihat kalian bertiga tadi. Terima kasih sudah datang dan menjaganya."

"Hana-chan jadi alasan yang kuat agar kami dapat libur dan menonton kalian." Fuuka melirik Rei, "Habis Sensei pasti tidak mau menemani Hana-chan di dome. Iya kan?"

"Iya!" serentak Hana dan Kousuke menjawab dengan semangat. Membuat Renji menaikkan sebelah alisnya dan Rei yang hanya bisa menggelengkan kepala.

Benar saja, kalau bukan paksaan Hana untuk datang ke konser pasti agak sulit meminta izin dari Rei mengingat toko bunganya sedang sedikit sibuk. Berkat paksaan Hana, Fuuka dan Kousuke bisa datang dengan tujuan sekalian menjaga Hana dan menonton. Rei yang ikut pun hanya menonton dari tempat khusus. Hana bisa saja menonton dengannya, tapi Hana lebih suka menikmati riuhnya suara orang-orang yang datang.

Contradiction (Omegaverse) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang