35. Loquat Squad

4.5K 584 49
                                    

“Aku pulang.”

Suara lonceng yang berdentang nyaring bersautan dengan suara Hana yang baru membuka pintu toko. Beberapa pengunjung yang datang segera menoleh, Hana hanya terseyum malu, melangkah menyelinap ke belakang kasir menemui ibunya. Namun ia tidak menemukan Rei di belakang kasir seperti biasanya, hanya ada Kousuke yang sedang melayani pelanggan. Matanya menoleh, mencari-cari. Digenggamnya erat-erat randoseru merah tanpa motif, topi kuningnya sudah agak melorot, bekas berlari terbawa angin.

“Ibu!” kedua matanya membulat. “Aku mencarimu di kas-”

“Hana, aku sedang agak sibuk.”

“Um." Hana mengangguk, melepas tasnys. "Aku hanya ingin memberikan ini."

Rei baru menghentikan pekerjaannya memotong-motong tangkai bunga, “Apa?”

“Kata Sensei tulisan huruf ‘A I U E O’-ku bagus. Lihat. Lihat.”

“Bukannya kemarin baru belajar sampai huruf U?” Rei melepas sarung tangannya sebelum menerima buku latihan menulis Hana. “Wah, benar. Tadi belajar sampai huruf O ya?”

“Um! Bagus kan? Kata teman-teman juga tulisanku bagus.”

“Senangnya.” Rei tersenyum. “Hana pintar ya. Aku senang sekali.”

Hana terkekeh, kedua pipinya memerah, “Aku ada PR. Boleh mengerjakannya nanti malam saja? Aku mau membantu Ibu saja.”

“Simpan dulu tas dan topimu. Sana.”

“Baiik~!” Hana siap berlari, tapi terhenti, ingat akan sesuatu. "Bu, Bu, tadi aku juga diberikan kue ini."

"Kue?"

"Iya, kue mangkuk ini."

"Ooh, muffin maksudnya." Senyum Rei mengembang, ia ingin tertawa sebenarnya. "Dari siapa?"

"Kakak di toko roti itu, yang waktu iru Ibu tolong."

"Ah~" Rei mengangguk, "Nanti sore kita kesana ya, menyapa. Kau sudah bilang terima kasih?"

"Um!" angguk Hana cepat. "Tapi, boleh bawakan bunga untuk kakak itu? Satu tangkaaaaii saja. Boleh? Bunga mawar Bu, wangi kakak itu seperti bunga mawar."

Rei masih tersenyum, tapi tidak menjawab, hanya mengelus kepala Hana dan memperhatikan putrinya ini. Rei sebenarnya tidak masalah dengan kemiripan Hana dengan ayahnya, toh semakin besar, Hana memang makin seperti Renji.

Mungkin second gendernya juga... karena tadi Hana bilang, wangi si pemilik toko seperti mawar. Rei tau itu pheromone, saat ia membantnya beberapa waktu lalu, Rei sadar ia Omega, dan Hana bisa mencium pheromonenya.

"Boleh kan Bu?"

"Boleh." senyum Rei makin lebar, lamunannya terprcah karena Hana. "Simpan tasmu, katanya mau membantuku."

"Okee~!" sorak Hana, kali ini ia benar-benar berlari ke ruang belakang. “Kak Fuuka, ayo beli es krim.”

“Aku sibuk sekaliii.”

“Hahahaha~” Hana tertawa lepas. Ia berhasil menggoda Fuuka. Rei yang memperhatikan turut terkekeh.

Musim semi hampir berakhir dan segera memasuki musim panas. Bunga-bunga sudah tidak begitu banyak yang bermekaran.

Hana sudah resmi menjadi anak kelas satu SD. Sekolahnya tidak teralu jauh dari toko, banyak juga anak-anak di sekitar sana yang bersekolah di sekolah yang sama dengan Hana, jadi saat pergi atau pulang sekolah, Hana selalu ada teman. Sebelum pulang, biasanya ia mampir ke Kesejahteraan Anak, sebuah yayasan seperti penitipan anak yang berafiliasi dengan sekolah dasar di sekitar sana.

Contradiction (Omegaverse) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang