5. Meet

9.9K 958 40
                                    

WARNING!!

⚘ ⚘ ⚘

Toko buku.

Siang itu di sana sedang ramai. Orang-orang berkerumun di jajaran buku terbaru. Rei hanya memandang dari jauh, lalu matanya ia alihkan lagi pada tiga baris novel dengan judul berbeda namun ditulis oleh penulis yang sama. Salah satu judulnya adalah novel baru, yang juga dipajang di jajaran buku terbaru di depan toko. Matanya masih lekat memandang nama penulis novel tersebut.

“Yoshitomo Kashima.”

Sekali lagi Rei membaca nama penanya. Kemudian ia melirik. Ia tidak benar-benar yakin apakah orang-orang yang berkerumun itu akan membeli novel karangannya. Di jaman seperti ini, tidak banyak peminat novel berlatar sejarah. Bahkan Rei mengambil nama Yoshitomo dari salah seorang kepala samurai klan Kawachi Genji di jaman Heian. Entah apa yang membuatnya lebih suka membuat novel berlatar sejarah, peperangan, hingga seperti novel kolosal. Yang orang-orang tahu, Yoshitomo Kashima adalah seorang perempuan, penulis novel roman berlatar sejarah.

“Ya ampun, kenapa mereka harus mengerubungi meja itu untuk mendapatkan novel baru? Di etalase ini juga ada kok.”

“Kau memang menyukai novel-novelnya ya?”

“Um! Menurutku, ia adalah gadis yang lembut, kuat dan tegar. Mungkin romantis juga. Kau harus membacanya. Pasti kau juga berpikir kalau Kashima Sensei adalah perempuan seperti itu.”

“Aku kurang tertarik dengan novel. Apa lagi dengan novel semacam itu..”

“Ah, sayang sekali.”

Rei melirik, mengintip dua gadis di sampingnya. Ia penasaran seperti apa orang yang baru saja mengambil novelnya. Novel yang baru terbit dua hari lalu.

Senyumnya sedikit mengembang, bukan karena ada yang mengambil novelnya, tapi karena ia dianggap sebagai perempuan. Rei kurang peduli terhadap penjualan novelnya, laku atau tidak yang penting Rei menulis, karena menulis novel adalah hidupnya.

Kebiasaan paling buruk Rei menurut Rei sendiri adalah, mengunjungi toko buku setelah novelnya terbit, hanya untuk melihat novelnya sudah berada di jajaran rak novel dan melihat ada orang yang membicarakan novelnya. Rei senang mendengar orang-orang membicarakan tentang novelnya atau bahkan tentang si penulis, entah itu pembicaraan yang positif atau negatif, Rei tetap menyukainya.

Dibandingkan dengan toko buku tadi, keadaan di supermarket lebih sepi. Tidak banyak orang yang mengunjungi supermarket untuk belanja. Rei sendiri tidak tau mengapa ia bisa terdampar di supermarket tanpa tujuan yang jelas. Padahal hari semakin malam. Harusnya ia pulang daripada membuang-buang waktu disana. Mungkin Renji sudah di rumah setelah promosi single baru di salah satu stasiun radio siang tadi.

Matanya lekas menjelajah begitu sampai di etalase makanan ringan. Otaknya sedang mengingat-ingat persediaan makanan di rumah.

Rei akan berubah menjadi seorang pengangguran kronis selama berbulan-bulan setelah novelnya terbit. Setidaknya sampai ia mendapatkan ilham baru untuk mulai menulis lagi. Selama menjadi pengangguran itu, kerjaan Rei di rumah hanya menonton acara televisi, mendengarkan musik, bersih-bersih rumah, dan mengemil banyak makanan hingga membuat berat badannya naik.

Tidak seperti Renji, jika tidak disibukkan dengan konser tur, Renji akan disibukan dengan penggarapan album atau single baru. Masa libur Renji lebih sedikit.

“Ren-chan, kenapa kesini? Kau mau beli cemilan?”

“B-bukan untukku.”

“Hee~”

Contradiction (Omegaverse) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang