Happy reading.....
Tok tok tok!
"Woy! Bukain gue pintu!" Seru seorang pria dengan wajah memerahnya akibat meminum alkohol yang berlebih.
"Woy!! Bukain gue pintu! Anjing! Gue udah kedinginan! Cepat bukain gue pintunya," teriak pria itu mulai tak sabaran. Terbukti dengan kedua kakinya yang terus menendang brutal pintu berwarna putih itu.
Ceklek
"Lama amat lo bukain gue pintunya, setan," maki pria itu tak sadar. Karena saat ini pikirannya tengah dipengaruhi oleh alkohol yang diminumnya.
Bugh!
"Minggir lu. Jangan halangi jalan gue," marah pria itu seraya mendorong kasar tubuh seorang pria paruh baya yang saat ini tengah menatap nyalang kearahnya.
Bugh!
"Astaga! Papi! Kenapa kamu mukul Jevan!" Seru seorang wanita paruh baya seraya memeluk pria yang tengah tersungkur di lantai.
"Terus aja kamu bela anak gak berguna ini! Taunya pulang malam terus mabuk - mabukkan, gak ada gunanya anak kamu ini!" Marah si pria paruh baya seraya menatap berang kearah pria yang tengah tersungkur itu. Pria yang berstatus anak kandungnya itu.
"Tapi Jevan anak kamu juga pi! Lagian Jevan juga masih kecil, kamu yang terlalu keras ngedidik anak aku!" Marah wanita paruh baya itu seraya menangis anaknya yang tengah menggenggam erat tangannya.
Dengan kasar, pria paruh baya itu menarik kerah kaos putih yang dikenakan anaknya itu. Tak lupa dengan kasar, pria paruh baya itu menampar kepala anaknya.
"Yang kayak gini kamu bilang masih kecil?! Dia udah 23 tahun! Dan hidupnya masih dihabiskan dengan menghambur - hamburkan uangku untuk hal - hal yang tidak berguna!" Berang pria paruh baya itu seraya menatap nyalang kearah anaknya yang tengah menatapnya dengan tatapan mata tak fokus.
Dengan kasar, pria paruh baya itu terus menepuk kuat pipi pria berwajah tampan itu. "Hei! Anak tidak berguna."
Pria berwajah tampan itu terkekeh geli melihat ayahnya tengah dilanda kemarahan. Dengan lancang, pria itu mendorong tubuh pria paruh baya itu hingga cengkraman pria paruh baya itu pada kaosnya terlepas.
"Kau tua bangka, jangan pernah campurin hidupku. Kau memuakkan. Selalu memaksaku untuk melakukan hal - hal yang tidak kusukai. Cih! Kenapa kau tidak mati saja?" Ujar pria tampan itu dengan kurang ajarnya.
Kedua mata hitam pria paruh baya itu melotot bengis mendengar perkataan dari pria berwajah tampan itu. Sedangkan si wanita paruh baya menatap kaget kearahnya.
Bugh! Bugh! Bugh!
"Anak tidak tau diuntung kamu! Saya capek ngurusin anak biadap kayak kamu!" Berang pria paruh baya itu seraya memberi bogem mentah kepada si pria tampan yang kini wajahnya sudah babak belur.
"Udah - udah cukup! Percuma kamu mukulin Jevan, sampai matipun dia gak bakal tau kalau kamu lagi marah," ujar si wanita paruh baya itu dengan kedua pipinya yang dibahasi air matanya.
Dengan perasaan yang masih marah, pria paruh baya itu melangkah pergi seraya mendengus sinis kearah anaknya yang sudah pingsan akibat pukulannya.
"Sayang maafin papi kamu ya? Dia gak benci sama kamu, dia cuma marah liat kamu kayak gini, karena dia sayang sama kamu. Kayak mami yang sayang sama kamu Jev," ujar wanita paruh baya itu seraya memeluk tubuh jangkung anaknya itu.
Keesokan harinya...
Suasana ruang tamu itu terasa mencekam saat si kepala keluarga tengah menatap tajam kearah anak laki - lakinya yang tengah menunduk takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imamku Bad Boy ( END )
RomanceCOVER BY @INDIYANA123 cinta akan tumbuh dengan seiring berjalannya waktu. kehidupan manusia itu tak jauh berbeda dari alam sekitarnya, pepohonan menjatuhkan daun karena daun-daun itu sudah tidak layak lagi melakukan fotosintesis pohon dalam bertaha...