Happy reading.......
" mas jevan.... "
Silau cahaya matahari yang berhasil menembus di balik gorden, kubuka mata ini dengan perlahan setelah mendengar suara lembut di sampingku. Aku ada dimana?? Semua dinding bercat warna biru muda dan terdengar suara alat pendeteksi jantung yang berbunyi membuat kepala ini menjadi pusing.
" zania? " ucapku lemah.
Wajahnya yang terlihat sembab itu terus memandangiku dengan sangat terkejut. Bibir mungilnya menyunggingkan sebuah senyuman lega, dia memelukku dengan erat, rasa senangnya sambil menangis sesegukan. Kemudian ia berlari keluar kamar pasien dan kembali lagi dengan seorang dokter pria dan satu perawat wanita. Dokter yang begitu akrab denganku semenjak kami duduk di bangku sekolah menengah atas ( SMA). Rio! Itulah namanya.
" alhamdulillah bro, akhirnya lo sadar juga. " ucap dokter rio sambil tersenyum hangat dan memeriksa detak jantungku.
Aku pun membalas senyuman itu dengan ketawa lemah, rasa pusing masih memenuhi di kepalaku. Pandanganku kembali terarah kepada zania, wanita yang sudah beberapa hari terakhir aku cuek kan. Dia berdiri dengan perasaan gelisah di sampingku saat ini, ku raih tangannya dan mengecupnya singkat dengan lembut.
" jev, istri lo ini gak berhenti nangis selama dua hari "
Apa!? Dua hari!!?? Maksudnya!!!???
" mas jevan itu koma selama dua hari, aku takut dan khawatir... " zania kembali menangis sambil menunduk.
Sumpah! Demi apapun ini!!! Aku telah menjadi seorang pria paling lemah saat melihat air matanya jatuh keluar. Aku selalu berjanji pada diriku ini, tidak akan pernah membuatnya menangis lagi. Dan apa-apaan ini!? Entah sudah berapa kali dia menangis semenjak bersamaku.
" jangan takut zania. Gue gak papa kok. " ucapku sambil mengelus kepalanya yang tertutup jilbab panjang itu.
Segera ku peluk wanita ini, pikiranku kembali menerawang pada kejadian itu. Siapa dia? Siapa pelakunya!?? Aku akan mencarimu dan memberimu pelajaran!!!!! Samar-samar masih ku ingat-ingat sedikit ciri-cirinya.
" bro, gue keluar dulu ya! Istirahat yang banyak lo, biar cepat sembuh. Mari mbak cantik... " ucap rio sambil melirik zania.
Apa-apaan ini! Setelah dia menasehatiku untuk beristirahat, dia malah memuji istriku. Ku balas dengan senyuman masam, bagaimana pun juga selama seminggu ini rio yang setia mendengarkan curhatanku. Teman-teman yang lain? Ah, boro-boro mau mendengarkannya.
" harusnya lo tanyain dia kenapa! Ada masalah apa!? Bukan ikutan diam gini, hah! Laki-laki itu emang egois ya. " ucapnya saat aku menceritakan tentang masalahku dengan zania waktu itu.
Dasar rio brengsek!!!
" mas jevan,... Mas mau makan gak? "
Suara lembut dari zania membuyarkan lamunanku. Aku menganggukkan kepala sambil tersenyum lemah ke arahnya, dia meraih makanan yang ada di atas meja. Lalu menyuapiku makan sambil meneteskan air mata lagi.
Yaahh.. Dia nangis lagi nih pemirsa..😅😁😁😁
" jangan nangis lagi dong, gue itu gak papa kok. " ucapku sambil menelan makanan yang terasa hambar di lidah.
" zania minta maaf ya mas, zania gak bermaksud menyinggung perasaan mas waktu itu. Maafin zania ya mas... " ujarnya dengan bibir yang bergetar.
" harusnya gue yang minta maaf sama lo, gue udah cuekin lo. Udah marah-marah sama lo, bahkan ngebentak lo selama ini. Dan.. Gue juga udah tau semuanya... "
Bibirnya seketika melengkung dengan indah, membentuk sebuah senyuman di sana. Ia kembali menyuapiku dengan semangat, ada rasa haru di dada saat mengetahui dia menangisiku dan mengkhawatirkanku. Apa mungkin dia juga telah mencintaiku??
Maaf typo!
#makasih 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Imamku Bad Boy ( END )
RomantizmCOVER BY @INDIYANA123 cinta akan tumbuh dengan seiring berjalannya waktu. kehidupan manusia itu tak jauh berbeda dari alam sekitarnya, pepohonan menjatuhkan daun karena daun-daun itu sudah tidak layak lagi melakukan fotosintesis pohon dalam bertaha...