Happy reading....
With indyana123Setelah pulang kantor. Kini Jevan dan Zania pun berada dipusat perbelanjaan besar di kota itu.
Dengan wajah polos Zania memperhatikan beberapa wanita yang tengah asik memilah - milah pakaian mewah disalah satu toko pakaian branded yang berada di mall yang mereka kunjungi ini. Menggelengkan kepalanya pelan seraya tersenyum tipis saat melihat para wanita itu tampak girang mengenakan pakaian mewah itu yang tampak kekurangan bahan dimatanya.
"Ayo kita kesana," ujar Jevan tiba - tiba seraya tangannya tanpa aba - aba menggenggam tangan Zania. Menuntun wanita itu mengikuti langkahnya.
Zania mengerutkan dahinya saat dirinya dan Jevan masuk ke dalam toko pakaian branded itu.
"Ngapain kita kesini sih mas?" Tanya Zania seraya memandang bingung kearah Jevan.
Jevan mendengus pelan. "Kita ke mall yang pasti mau belanja lah Za, dan gue perintahkan sama lo buat milih pakaian yang ada di toko ini terserah berapa harganya gak usah lo pikirin nanti gue yang bayar."
"Tapi mas..." ujar Zania dengan wajah mengeluhnya. Tampak dia tak begitu tertarik berbelanja.
"Gak ada tapi - tapi. Sekarang kamu pilih pakaian yang kamu suka. Aku tunggu disana." Jevan menunjuk sebuah sofa yang berada dibagian pojok.
Zania mengganggukkan kepalanya seraya menghela napas pasrah. "Kalau itu maunya mas Jevan, maka Zania akan lakuin."
"Bagus. Itu baru istri gue," ujar Jevan dengan senyum manisnya.
Lalu dengan langkah santai, Jevan melangkah mendekat kearah sofa dan mendudukkan tubuh jangkungnya diatas sofa empuk itu.
"Nona, ayo ikut saya. Saya akan menawarkan baju - baju keluaran terbaru untuk anda," celetuk seorang pelayan wanita itu ramah kepada Zania.
"Oh oke mba," ujar Zania pelan seraya berjalan mengikuti pelayan itu.
Jevan tersenyum miring memandang Zania yang tengah sibuk meladeni pegawai toko itu yang asik menyodorkan pakaian - pakaian muslim keluaran terbaru yang begitu cantik dan mewah.
"Aku tebak jika Zania yang mengenakan pakaian itu maka pakaian itu akan seribu kali lipat lebih cantik. Tentu saja, yang pake kayak bidarari," kekeh Jevan merasa geli sendiri dengan ucapannya.
Lalu kedua matanya fokus kearah ponselnya dan membiarkan Zania sibuk berbelanja. Tidak lama Jevan pun tenggelam dalam game yang dimainkannya.
"Hai, boleh kenalan? Gue Clara."
Jevan mendongakkan kepalanya dan mendapati seorang wanita bergaun seksi tengah berdiri di hadapannya dengan senyuman manis. Tak lupa tangan putih wanita itu mengulurkan tangannya kearah Jevan.
Lalu tanpa repot - repot berdiri, Jevan membalas uluran tangan wanita itu. "Jevan."
"Oh Jevan... nama yang bagus sama kayak orangnya," ujar wanita itu dengan genitnya.
Jevan terkekeh kecil seraya berdiri hingga keduanya saling berpandangan.
"Makasih atas pujiannya," ujar Jevan dengan senyum tipisnya.
Wanita itu tampak tersenyum senang melihat respon Jevan yang terlihat welcome kepadanya. Dengan gerakan anggun wanita itu menyelipkan rambutnya pada telinganya.
"Itu yang lo temani belanja adek lo ya?" Tanya wanita itu dengan penasaran.
Jevan terkekeh pelan. "Adik?"
"Iya, itu adik kamu kan?"
"Mba dengar ya, kalau dia adik gue, gue gak bakalan mau repot nemenin dia belanja sampe buat gue bosen," ujar Jevan menggelengkan kepalanya.
"Jadi dia...?"
"Istri guelah," ujar Jevan dengan wajah songongnya seraya kedua kaki panjangnya menglangkah menjauhi wanita bergaun seksi itu.
"Udah belanjanya?" Tanya Jevan tepat saat di hadapan Zania.
Zania tersenyum tipis. "Udah mas."
Jevan hanya menganggukkan kepalanya seraya memberikan kartu atmnya kepada pelayan wanita yang menemani Zania memilih pakaian. Dengan sopan pelayan itu menerima kartu atm Jevan dan melangkah ke kasir.
"Berapa pakaian yang lo beli?"
"Cuma satu mas."
Jevan berdecak mendengar jawaban Zania. Dengan gemas Jevan mencubit pipi Zania. "Kan gue suruh lo pilih pakaian yang banyak kenapa cuma 1 yang lo beli sih Zaniaku...?"
"Soalnya pakaiannya mahal - mahal banget mas. Kan mubazir ngeluarin uang puluhan juta cuma beli pakaian aja. Lebih baik uangnya disedekahi bagi orang yang lebih membutuhkan." Ujar Zania seraya mengusap pelan pipinya yang habis dicubit gemas oleh Jevan.
Jevan menghela napas pelan seraya tangannya dengan santai mengelus pipi Zania yang habis dia cubit itu. "Gue tau lo wanita yang baik hati. Makanya gue jadi suka sama lo."
"Mas Jevan.." ujar Zania dengan wajah memerah setelah mendengar perkataan Jevan.
Sedangkan Jevan balas tersenyum manis dengan mengedipkan sebelah matanya. "Ginikan tambah cantik. Makin gue suka."
Maaf typo
#makasih 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Imamku Bad Boy ( END )
RomanceCOVER BY @INDIYANA123 cinta akan tumbuh dengan seiring berjalannya waktu. kehidupan manusia itu tak jauh berbeda dari alam sekitarnya, pepohonan menjatuhkan daun karena daun-daun itu sudah tidak layak lagi melakukan fotosintesis pohon dalam bertaha...