Bagian 03

6.3K 441 41
                                    

Happy reading....
Colab with indyana123

Tidak berapa lama kemudian, akhirnya Jevan sampai juga di depan sebuah cafe yang terlihat cukup ramai. Tanpa banyak bicara, Jevan memarkirkan motor sportnya lalu melangkah santai memasuki cafe itu.

"Woi Jev! Sini - sini!" Seru sebuah suara dengan begitu nyaring.

Spontan Jevan melongokan wajahnya keasal suara itu. Dan mendapati 2 sahabat bobroknya yang tengah asik melambaikkan tangan kearahnya.

Tanpa banyak bicara, Jevan pun melangkah mendekat kearah kedua pria itu.

"Yaelah kusut amat muka lo, padahal pengantin baru," celetuk seorang pria bersurai ikal dengan seringai mengejeknya.

Jevan mendengus jengkel. "Diem lu."

"Etdah. Sinisan aja lu, gue kira kita bakal ngeliat wajah lu yang berseri - seri. Kan lu habis ngadain malam pertama sama istri baru, Rak" ujar seorang pria bersurai pirang seraya mengarahkan dagunya kearah pria bersurai ikal itu.

Pria bersurai ikal itu menganggukkan kepalanya. "Hooh. Kalau gue mah bakalan berseri - seri tuh. Terus gue juga bakalan manja - manja sama istri gue, secarakan masih pengantin baru, lah ini si Jevannya malah ngajak kita nongkrong dan malah ninggalin istrinya. Padahal istrinya cantik kayak bidadari."

"Iya tuh. Dasar Jevan pria yang tidak bersyukur," ujar pria bersurai pirang itu seraya menggelengkan kepalanya dengan dramatis.

Jevan mendengus seraya memutar kedua matanya malas. "Gue sumbat pake sepatu juga mulut lo berdua."

Kedua pria itu terbahak kencang mendengar perkataan yang dilontarkan Jevan.

"Maaf bosku. Kita dua mah cuma canda doang," ujar pria bersurai ikal itu seraya menepuk - nepuk bahu kiri Jevan.

Dengan kasar Jevan menghempaskan tangan pria bersurai ikal itu dari bahunya. "Asal lo berdua tau ya, biar tuh cewek secantik kayak bidadari sekalipun gue gak akan pernah akuin dia istri gue! Gue cuma terpaksa nikah sama dia! Sialan! Kalau bukan bokap gue yang maksa gue buat nikah sama dia, ogah gue nikah sama cewek kayak dia."

"Lo mah seleranya yang seksi - seksi kayak si Alexa, padahal istri lo bening tau, kalau lo gak mau buat gue aja, gimana?" Ujar pria bersurai pirang itu dengan kedua alisnya naik - turun.

"Gue rela dan ridho kalau lo ambil tuh cewek," ujar Jevan dengan entengnya.

Kedua sahabatnya itu terbelalak kaget dengan ekspresi tak percaya mereka setelah mendengar perkataan yang dilontarkan oleh Jevan dengan entengnya.

"Hati - hati kalau bicara bro, ntar kalau istri lu beneran diembat orang baru tau rasa," celetuk si pria bersurau ikal seraya menepuk pelan bahu Jevan.

"Bener tuh. Mungkin saat ini lo benci banget sama dia, tapi siapa yang tau ke depannya gimana? Karna hati manusia bisa berubah kapan aja," ujar si pria bersurai pirang seraya memandang serius kearah Jevan yang saat ini tengah asik menghisap rokoknya.

Dengan perlahan, Jevan menghembuskan asap rokoknya seraya memandang aneh kearah kedua teman dekatnya itu.

"Tumben lu berdua bicara bijak sama gue? Biasanya lo yang paling bobrok dari gue? Otak lo berdua udah diganti ya?" Ujar Jevan sarkas.

Dengan kompak si pria bersurai ikal dan bersurai pirang menggeplak kepala Jevan dengan kesal.

"Setan lu! Gue ngomong baik malah lo kata - katain," dengus si pria bersurai pirang kesal.

"Kalau gak ingat lu teman gue udah gue smackdown lu Jev," ujar si pria bersurai ikal seraya memandang jengkel kearah Jevan.

"Hahaha... sorry - sorry bro," tawa Jevan seraya mengangkat kedua tangannya membuat tanda menyerah.

Dan ketiganya pun larut dalam obrolan nyeleneh mereka tanpa sadar hari sudah mulai petang.

"Eh anjir! Gak terasa udah 3 jam di cafe ini, pantas pinggang gue rada pegel," celetuk pria bersurai ikal itu seraya merengganggkan badannya yang terasa kaku akibat duduk selama 3 jam.

Jevan berdiri seraya memanggil pelayan untuk membayar makanan yang mereka makan.

"Oy, gue pulang duluan," pamit Jevan seraya berlalu pergi tanpa berniat menunggu balasan dari kedua temannya itu.

Tanpa basa - basi, Jevan pun melajukan motor sportnya meninggalkan area cafe itu. Jevan terus melajukan motornya dijalanan aspal itu tanpa menetapkan kemana arah tujuannya. Pria itu hanya ingin menghabiskan waktunya di jalanan tanpa harus pulang ke rumah dan mendapati wanita yang berstatus istrinya. Melihatnya saja sudah membuat emosinya naik ke ubun - ubun. Cih! Gara - gara dia Jevan harus kehilangan wanita yang sangat dicintainya.

Jevan terus melajukan motor sportnya seraya kedua matanya memandang datar dibalik helm full face yang dikenakannya. Namun tiba - tiba kedua matanya melebar saat mendapati sosok yang tidak asing lagi di hidupnya. Tanpa banyak bicara, Jevan menghentikan laju motornya lalu segera turun dari atas motornya itu.

Jevan melangkah cepat mendekati sosok yang tengah terduduk di sebuah trotoar yang terlihat lenggang. Tentu saja, saat ini hari sudah mulai petang. Sedikit kendaraan yang berlalulalang.

"Alexa?" Panggil Jevan seraya memandang kearah sosok itu yang tengah menunduk dalam diam.

Sosok itu mendongakkan kepalanya dan menatap lurus kearah Jevan. Tanpa banyak bicara, sosok itu segera berdiri di hadapan Jevan.

"Alexa, gue..."

Plak!

"Lo jahat sama gue Jev! Kenapa?! Kenapa lo ninggalin gue?!" Pekik sosok itu marah.

Dan tanpa aba - aba Jevan menarik sosok wanita itu ke dalam pelukannya. Jevan mengecup pelan dahi wanita itu.

"Maafin gue sa, Maafin gue." ujar Jevan dengan tatapan sendunya.


Maaf typo
#makasih😊
Jangan lupa tinggalkan jejak!

Imamku Bad Boy ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang