Keluarga Benza merupakan keluarga yang misterius. Tidak banyak yang mengetahui tentang selak-seluk keluarga tersebut. Mereka bergerak secara diam-diam, dan selalu lolos dari jeratan hukum. Sama seperti rivalnya, Akando.
Keluarga Benza memiliki beberapa orang terpercaya yang dijadikan tombak keberlangsungan bisnis mereka. Mereka terdiri dari 3 orang, yang biasa orang sebut dengan sebutan Dakota. Mereka memiliki seorang pemimpin keluarga yang diberi julukan Alpha, yang artinya seorang pemimpin. Dia memimpin banyak anggota dalam keluarga Benza, mereka yang bergabung akan bersumpah mati untuk setia ke padanya. Mendengar dan melaksanakan perintahnya. Pun, tidak ada yang tahu siapa nama aslinya.
Mungkin ... para Caturangga tahu, siapa Alpha sebenarnya.
"Gimana? Orang-orang suruhan gue berhasil nangkep si Richard, gak?" tanya seorang pria yang tengah duduk di kursi kebesarannya seraya meminum sekaleng soda.
Orang yang ditanya itu menggaruk kepalanya. "Anu, Bang ... rencana kita gagal total."
"Gagal? Holly shit! Kenapa bisa gagal?!" tanyanya hampir tersedak minumannya.
"Anu—"
"Anu, anu! Ngomong yang jelas!"
"Ada beberapa kelompok tidak dikenal yang datang ngerecokin. Mereka awalnya hanya lima orang. Tiga laki-laki, dua perempuan. Tapi mereka sangat kuat, dan gak lama kemudian serangan datang lagi dari beberapa sniper di gedung atas," jelasnya.
Pria itu menghela napas kasar. "Terus si Richard gimana?" tanyanya.
"Dia berhasil lolos bersama mereka."
"Kampret!" Orang yang bernama Sailendra Akando itu mengumpat seraya menggebrak meja. Pria itu mengusap wajahnya kasar. "Lo tau siapa yang membawa mereka?" tanya Sai sedikit kesal.
Yang ditanya langsung menggeleng. "Kita gak tahu, Bang."
"Lo minta dipepes ya, sama gue?! Bego banget!" kesalnya.
"Sori bang, tapi memang kita kekurangan jumlah. Karena banyak yang tewas saat penyerangan. Tapi, kita berhasil menangkap salah satu anak buah Richard."
Sai menghela napasnya kasar. "Oke, minimal lo gak bego-bego amat. Suruh Caturangga yang interogasi! Gue mau hasil secepatnya!"
"Siap, Bang!"
* * *
Aksara Ardhana.
Begitu namanya. Seorang pria berusia 21 tahun yang baru saja menamatkan pendidikan S1 nya di Inggris. Dia baru kembali ke Indonesia sejak 5 bulan yang lalu. Sejak 3 tahun lamanya dia berada di London, pria itu akhirnya kembali berkutat dengan kehidupan kelamnya, dan mengabdi kepada keluarga Akando yang telah menganggapnya sebagai keluarga sendiri setelah dia kehilangan keluarganya dan terlantar di jalanan. Aksa difasilitasi oleh Julian Akando selaku pemimpin keluarga Akando terdahulu, hingga dia bisa menjadi seperti sekarang.
Drrrt drrrt!
Ponsel milik pria itu bergetar. Kemudian dia mengangkat teleponnya. "Apaan lagi?" ucapnya tanpa perlu melihat siapa yang menelepon.
"Lo di mana, Sa?" tanya si penelepon di seberang sana.
"Jalan. Kenapa emang?" tanya Aksa seraya sibuk mengendarai mobilnya.
"Ke basecamp sekarang. Ada orang yang harus lo interogasi."
Aksa mendengkus. "Harus sekarang? Gue udah dikit lagi nyampe apartemen nih!"
"Perintah langsung dari Sailendra yang terhormat. Lo gak mau kan kena semprot lagi sama dia?"
"Kenapa gak lo aja, Kay?" tanya Aksa kepada Kaylan—salah satu dari anggota Caturangga yang merupakan sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
yang baik belum tentu baik
AçãoDisclaimer dikit: ini hampir 2 tahun lebih di-unpublish karena gaya penulisannya yang menurutku kurang. Sengaja dipublish lagi untuk mengenang perkembangan gaya penulisan gue yang dulunya suka sok ke-jaksel-jakselan. Aslinya mah orang Bogor wkwkw. *...