17

27 3 0
                                    

Pagi ini, David melangkahkan kakinya dengan riang gembira menuju kelas. Senyuman terbit diwajahnya. Untung saja, sekolah masih sepi. Entah angin darimana, ia berangkat sepagi ini. Padahal boro-boro mau pergi pagi, bangun pagi aja susahnya minta ampun.

Hari ini tekadnya sudah bulat ditambah lagi dengan satu kata semangat. Ya hanya satu kata SEMANGAT dari gadis itu. Itulah yang membuatnya semangat hari ini. Urusan berhasil atau tidak, itu urusan belakang.

David telah sampai didepan kelasnya. Ia masuk kekelas hanya masih ada beberapa murid yang baru datang. Ia berjalan menuju tempat duduknya sembari melihat bangku didepannya yang masih kosong. Ia duduk sambil bermain game dihapenya.

Sesekali matanya mencuri pandang disekitarnya, ternyata masih belum terlihat orang yang ditunggunya. Ia kembali fokus dengan hapenya. Berulang kali begitu, hingga akhirnya ia mendengar suara tertawa seseorang.

Sementara itu, Nurul hanya bisa mendengar ketawa Zakia dari gerbang masuk sampai ke kelas. Apa yang ada dibenak Zakia hingga ia bisa tertawa terus. Zakia mulai bercerita kalau dia tadi pagi melihat Dodo, tetangga sekaligus sohib masa kecilnya itu nyungsep disemak-semak.

Dengan bangganya ia menceritakan kalau dia melihat itu hanya tertawa tanpa memperdulikan Dodo mengaduh kesakitan dan memanggil Zakia untuk menolongnya. Zakia membayangkan muka kasihan Dodo saat minta tolong padanya membuat ia tergelak kembali. Jadi ini yang membuat Zakia tertawa sampai segitunya.

"Kalau orang jatuh itu ditolongin Kia, bukannya diketawain," Kata Nurul mengingatkan.

"Gue nolongin, Nur. Tapi tunggu gue selesai ketawa dulu baru nolong dia."

David tersenyum melihat Nurul yang sudah datang. Meski tadinya ia ingin marah karena suara tertawa Zakia yang tidak ingat tempat. Ia merasa tenang dan kembali fokus kehapenya.

Nurul telah duduk dibangkunya. Ia merasa heran sendiri melihat David yang telah datang lebih duluan darinya. Ia kembali mengingat kejadian David yang mengutarakan tekadnya padanya. Hanya ucapan semangat yang mampu Nurul berikan. Bagi Nurul biasa saja tapi bagi David memberikan efek luar biasa hingga dia bisa semangat datang pagi.

"Oy, David. Tumben elo datang pagi ini. Elo gak kesambet kan?" Tanya Zakia pada David yang masih fokus pada hapenya.

"Tuh kan,Nur. David beneran kesambet kan." Zakia berbisik ditelinga Nurul. Nurul menyikut lengan Zakia menyuruhnya agar tetap diam.

"Assalamu'alaikum! Bapak pulang." Sapa Nadia yang sudah berdiri didepan pintu kelas kemudian berjalan menuju tempat duduknya.

"Kapan Bapaknya datang? Tau-tau udah pulang aja."

"Eh, gue baru nyadar Kia. Kapan datangnya ya tu, Bapak?" Nadia meletakkan tangan telunjuknya didagu seolah dia lagi sedang berpikir.

David berjalan menuju meja Nadia. Tak lupa ia melempar senyuman kearah Nurul yang diam-diam melihatnya saat ia lewat didepannya.
Nadia mengernyit bingung ketika melihat David berdiri didepannya. Apa ingin menegur Nadia yang tidak piket hari ini? Tunggu, itu kan tugas seksi kebersihan dikelasnya. Kenapa David yang harus ikut campur. Dan kalau David bertanya, ia tinggal menjawab sudah piket.

"Ada apa?"

"Gue mau nyalon jadi kandidat ketua dan wakil ketua OSIS."

----||----

Tasya tampak sibuk mengemasi kertas-kertas yang menumpuk di meja ruang OSIS. Ia sampai kewalahan membuang kertas-kertas yang tak terpakai karena banyaknya. Niatnya hanya ingin mengambil data-data calon ketua dan wakil ketua OSIS. Tapi matanya melihat kertas-kertas yang tak terpakai, ia memutuskan untuk mengemasinya.

Anak Tetangga Annoying (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang