Nadia melangkahkan kakinya menuju ruang OSIS dimana para pengurus OSIS berkumpul. Ditengah perjalanan, Nadia disapa dengan teman-teman seangkatan dan adik kelasnya. Siapa yang tak kenal dengan Nadia sebagai sekretaris OSIS SMA PERSADA. Akhirnya, Nadia sampai dan ia melihat masih ada beberapa orang yang berada disini. Ia memilih untuk duduk dikursi sembari menunggu yang lain.
Sementara itu, Tasya berlari dengan gesitnya menuju ruang osis, ia baru saja ingin ke kantin untuk mengisi perutnya yang kelaparan setelah ulangan matematika mendadak yang cukup menguras pikirannya. Terpaksa keinginanya ia urungkan dan bergegas menuju ke ruang osis. Mau bagaimana lagi ia tak mau berurusan tentang keterlambatannya.
Tasya telah sampai diruang osis. Ia melihat disekitarnya dan amtanya menangkap seorang gadis berjilbab yang dikenalinya sedang terduduk diam meskipun disekitar sini ramai. Tasya memutuskan untuk menghampiri gadis itu.
"Hay Nadia." Tasya menarik kursi dan duduk disebelah Nadia.
"Eh Sya. Tumben lo telat. Biasanya juga elo yang duluan."
"Tadi gue habis ulangan matematika mendadak Nad, trus gue dengar pengumuman pengurus osis harus ngumpul. Padahal gue baru aja sampai dikantin."
"Serius lo ulangan matematikanya mendadak?"
"Gue serius lah Nad, tau-tau Buk Ayu masuk bilangnya kek begini hari ini kita ulangan ya" Tasya meniru gaya bicara guru matematika itu.
Pembicaraan itu terus berlanjut mulai dari soal apa saja yang keluar saat ulangan tadi, kebiasaan dan alasan logis dan tak logis dibalik ulangan matematika mendadak ini hingga hal receh yang menjadi bumbu cerita mereka sampai akhirnya pembicaraan mereka harus terhenti saat datangnya Pak Rudi, Pembina OSIS serta Fikri dan Yudha yang berada dibelakangnya seperti raja dan pengawalnya kalau dimata Nadia.
Seketika ruangan itu menjadi hening. Fikri mengucapkan salam sebagai tanda pembuka rapat osis. Setelah itu, Pak Rudi mengambil alih dan menyampaikan tujuan rapat kali ini untuk mencari calon ketua OSIS beserta wakil dan pengurus-pengurus dibidang yang lain. Nadia dan Tasya yang sibuk mencatat hal-hal penting dari rapat hari ini. Pertanyaan dijawab dan tanggapan yang dirampung. Hanya ada beberapa yang antusias mendengarkan sisanya ada yang diam tapi pikiran yang sudah keluar kemana-mana dan ada yang menahan kantuk dan berharap rapat ini cepat berlalu. Akhirnya, Pak Rudi telah telah mengakhiri pembicaraannya. Ada wajah berbinar mendengar hal itu namun wajah itu kembali datar saat Fikri mengambil alih. Ingin rasanya cepat keluar.
"terima kasih kepada Pak Rudi yang telah berkesempatan hadir. Baiklah bagi kalian yang berminat untuk menjadi kandidat ketua dan wakil ketua osis silahkan ke kakak dan Yudha. Sekian dari saya mohon maaf apabila terjadi kesalahan. Wassalamu'alaikum dan selamat pagi."
Semuanya beranjak dari tempat duduknya dan satu persatu meninggalkan ruangan itu. Ada perasaan lega saat meninggalkan ruangan itu. Rasa bosan dan kantuk yang bersarang kini telah menguap. Nadia merasa lega rapat ini telah berakhir tak dapat dipungkiri lagi rasa bosan dan lelah juga bersarang pada dirinya yang sesekali sibuk mencatat dan juga mendengarkan. Sudah biasa baginya. Nadia mengajak Tasya untuk segera beranjak dari sini dan itu disetujui dengan Tasya. Mereka berjalan beriringan menuju kelas mereka.
"Nadia"
Sontak Nadia dan Tasya menoleh kebelakang dan melihat Fikri yang berdiri tak jauh dibelakang mereka. Fikri memanggil mereka untuk kemari. Mau tak mau mereka menghampirinya. Harusnya siapa yang perlu dia-lah yang kemari namun lain hal nya dengan Fikri lebih baik mereka yang kesana mengingat Fikri adalah kakak kelas mereka yang disegani pula.
"Ada apa kak?"
"Tolong buat formulir untuk mereka yang mau daftar ketua dan wakil ketua osis."
"Kapan harus siapnya kak."

KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Tetangga Annoying (SELESAI)
Ficção AdolescenteDia anak tetangga yang bisa bikin kesel, bikin jantung jumpalitan dan nyebelin pake banget bagi Nadia. Ketika dia pergi Nadia merasa kehilangan entah ini karena belum biasa atau memang merasa kehilangan dan berharap dia kembali. Warning! typo berte...