Dua minggu berlalu, hari ini adalah hari dimana calon ketua dan wakil ketua OSIS berlaga. Berlaga menunjukkan kepiawaiannya bahwa mereka layak dijadikan ketua dan wakil ketua OSIS di SMA Persada ini.
Sejak pagi tadi, David sudah mempersiapkan visi dan misi serta program kerja yang dibahas dua minggu yang lalu saat proses seleksi anggota. Akhirnya, ia terpilih sebagai calon ketua OSIS. Tinggal menambah saran yang ditambahkan pada dua minggu yang lalu. Tentu saja perasaannya senang. Akhirnya tinggal selangkah lagi.
Ia melirik kearah bangku Nurul. Tampak si empunya terlihat. Jujur saja, ini adalah pertama kali baginya. Jangan ditanya bagaimana gugupnya ia menghadapi ini.
"Elo harus bisa David. Elo pasti bisa," katanya memberi semangat.
Hingga akhirnya, matanya menangkap seorang gadis yang tengah menggeser kursinya lalu menaruh tas ranselnya.
David mengikuti gadis itu yang kini sedang berjalan keluar kelas. Ia sangat hapal dengan kebiasaannya yang suka duduk di depan kelas menunggu temannya datang.
Gadis itu tersentak, ketika David duduk disampingnya. Ia dilanda rasa gugup sekarang melihat David yang tengah tersenyum kearahnya.
"Nurul."
Nurul menoleh sekilas. "Ya?"
David tersenyum lagi tanpa tahu keadaan degup jantung Nurul yang memburu. "Semangatin gue, ya?"
Nurul hanya mengangguk.
David merasa gemas sendiri melihat tingkah gadis ini. Ingin rasanya ia mengelus kepalanya yang tertutup hijab itu. Tapi itu mustahil baginya. Ia berdiri dari duduknya begitupun dengan Nurul.
David minta diri untuk ke kantin. Nurul merasa cemas. Ia mengembuskan napas kemudian memanggil laki-laki itu yang tak jauh dari jaraknya. Sontak, David menoleh.
"Semangat," kata gadis itu dengan suara pelan.
David hanya melongo tak percaya. Dengan suara pelan tapi ia dapat melihat dati gerak mulut yang mengatakan semangat. Semangat yang ditujukan pada David. Perlahan David menarik bibir keatas lalu mengangguk. Tanpa gadis itu tahu, ia merasa girang, kupu-kupu bertebaran menyemarakkan perasaan yang semakin lama semakin membuncah.
Di lain tempat, terdengar koar cie-cie dari belakang membuat Nurul tersentak.
"Kita baru lihat apa tadi, Nad?"
"Tadi sayang banget suaranya pelan. Untung kita dengar dia bilang apa."
"Semangat!!!" Nadia dan Zakia mengepalkan kedua tangannya mengikuti gaya bicara Nurul menyemangati David.
Nurul yang mendengar itu tak percaya. Sejak kapan dua orang ini diam-diam melihat dia dan David.
"Gak usah masang ekspresi kayak gitu. Sebenarnya kita dari tadi lihat elo."
Nadia mengangguk mengiyakan.
"Jadi, kalian udah daritadi datangnya?"
"Iyalah," sahut Zakia santai.
Suara MC sudah terdengar dari arah speaker pertanda acara akan segera dimulai. Mereka segera bergegas menuju ke aula. Nadia minta diri untuk memakai jas almameternya. Mereka mengiyakan kemudian berjalan lebih dulu sementara Nadia pergi ke toilet untuk memakai jas almameter yang dipegangnya. Setelah selesai, Nadia kembali melangkah cepat menuju aula.
Sesampainya disana, Nadia langsung mengambil tempat duduk yang telah disediakan. MC memberi interupsi agar tetap tenang. Setelah dirasa tenang, MC mulai membuka acara kampanye akbar para kandidat calon ketua dan wakil ketua OSIS SMA Persada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Tetangga Annoying (SELESAI)
Teen FictionDia anak tetangga yang bisa bikin kesel, bikin jantung jumpalitan dan nyebelin pake banget bagi Nadia. Ketika dia pergi Nadia merasa kehilangan entah ini karena belum biasa atau memang merasa kehilangan dan berharap dia kembali. Warning! typo berte...