6

67 8 0
                                    

Tampak seorang laki-laki berjalan memasuki kelas. Kelas yang tadinya ramai mendadak hening saat laki-laki itu memasuki kelas.
Pandangan para penghuni kelas langsung tertuju ke laki-laki yang sudah berdiri didepan kelas itu. Dengan tatapan dingin nan menusuk ia menatap sekeliling kelas. Apa yang terjadi sebenarnya saudara-saudara.

Masih dengan tatapan itu, laki-laki yang biasa disapa dengan nama David, sang ketua kelas mulai membuka suara.

"Jadi teman-teman tujuan gue kesini itu mau ngasi tau" David berhenti sejenak "kalau hari ini itu Bu Yati hari ini kagak masuk ada urusan jadinya..."

"Jam kosong." Celetuk Andri yang berasal dari bangku belakang.

David mengangguk"tu paham"

Seketika suasana kelas menjadi heboh karena jam kosong ini. Ada yang sudah teriak-teriak tidak jelas. Ada yang langsung nimbrung buat grup bicara. Ada yang sibuk lompat sana-sini.
Ada juga yang mengeluarkan gitar sedangkan yang lain nyanyi dengan suara ya ya begitulah.
Ada juga yang memanfaatkan jam kosong ini dengan meraih mimpi.
Ya tidur.
Ada juga sibuk berkutat dengan buku-buku.
Meski kacau begitu, terkadang suasana seperti inilah yang membuat kenangan masa putih abu-abu. Kenangan yang akan menjadi cerita jika sudah meninggalkan masanya. Right?

Lain halnya dengan tiga orang perempuan berjilbab ini menikmati jam kosong dengan cara beda. Nurul yang sedang mengulangi pelajaran. Zakia yang tampak sibuk dengan menggambar dibelakang bukunya. Lain halnya dengan Nadia novel yang masih tertutup berada didepannya tetapi matanya terus memandang kearah jendela. Entah apa yang ada dipikirannya hingga membuat ia menjadi termenung jauh entah sejauh mana.

Namun, lamunan Nadia terhenti tatkala sebuah penghapus hitam mendarat cantik tepat dikepala Nadia. Nadia mengaduh dan langsung melihat kebelakang siapa yang sudah mengganggu dengan barang bukti penghapus hitam yang ada ditangannya. Pandangannya tertuju kepada David yang duduk dibelakang Zakia.

Nadia memicingkan matanya"elo yang ngelempar ini kan?"

"Kalau udah tau kenapa tanya. Lagipun gue salah sasaran. Gue mau lempar ke Nurul malah kena ke elu gimana sih." Tutur David panjang lebar. Nurul yang merasa namanya disebut langsung melihat David namun Nurul seolah tak peduli dan kembali melanjutkan pelajarannya.

"Yeeu..jarak elu dengan si Nurul itu deket. Ngapain pake acara lempar-lempar. Hadehh." Nadia menggelengkan kepalanya.

"David lebay banget dah pake acara lempat penghapus ke Nurul. Sepertinya aku kamu tau Nadia apa yang aku maksudkan." Celetuk Zakia yang masih tak mengalihkan perhatiannya dari gambarnya.

Nadia menatap ke arah Zakia sambil mengernyitkan dahinya "maksud apaan coba. Kagak ngerti gue."

Zakia memutar bola matanya jengah"au ah"ujar Zakia yang masih sibuk dengan aktivitasnya. Nadia kembali dengan menatap keluar jendela.

Nurul yang mendengar itu paham apa yang dimaksud Zakia namun ia berusaha untuk menepis perkiraan itu dan berusaha untuk tidak peduli. Nadia langsung menoleh ke arah David.

"Ada apa?."

Hanya karena dua kata dari Nurul, jantung David berdesir entah apa yang membuat jantungnya jumpalitan kala melihat Nurul. Namun ia sebagai laki-laki tidak boleh terlihat rendah. David berdehem menetrakan kegugupannya.

"Gak ada apa-apa sih." Ujar David dengan tatapan datarnya.

Nurul hanya merespon "oh" saja lalu kembali fokus dengan bukunya. Namun, tatapan Nurul jatuh kepada Nadia yang tengah menatap kearah jendela. Sebagai teman yang peka dan mengerti keadaan azek...
Nadia menepuk pelan bahu Nadia hingga si pemilik bahu itu menoleh kebelakang.

Anak Tetangga Annoying (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang