Selama pelajaran berlangsung, Nadia tidak bisa fokus sama sekali. Nadia yang biasanya antusias dengan pelajaran fisika tapi kali ini hanya menjadi ocehan angin lewat bagi Nadia. Ia mengingat kejadian tadi pagi.
Jujur saja dia marah. Mengerjakannya bikin mata panda tercetak jelas dimatanya. Ngerjainnya dibawah pohon mangga plus ditemani nyamuk dan Andra yang muncul tiba-tiba. Lengkap sudah cerita Nadia.
Dia tidak memikir sejauh ini. Ia mendesah pelan. Waktu itu dirinya tak bisa berpikir jernih. Disini bukan dia saja yang menjadi sekretaris. Ada Tasya mengapa ia tidak bertanya padanya. Yang hanya bisa ia lakukan hanyalah merutuki kebodohannya. Mungkin ini efek dari kemarahan Fikri.
"Ada yang mau ditanyakan?" Tanya Buk Ria yang telah membuyarkan pikiran Nadia.
Tak ada jawaban.
"Baiklah. Cukup sekian untuk hari ini. Selamat pagi."
"Pagi, Buk."
Nadia mengemasi Buku-bukunya memasukkannya kedalam kolong meja. Ia tidak ingin kemana-mana kali ini. Meluapkan rasa kesalnya dengan melipat tangannya lalu menenggelamkan kepalanya.
"Nad, Elo gak ke kantin?" Zakia menggoyangkan lengan Nadia hingga ia terbangun.
"Gue lagi malas, Kia kemana-mana. Elo aja dengan Nurul."
"Ayolah, Nad ke kantin. Atau elo mau titip aja ke kita?"
Nadia mendongak. "Gue titip teh es aja deh."
Zakia mengangguk lalu mengajak Nurul keluar dari kelas menuju ke kantin.
----||----
"Gue heran dengan Nadia. Lama-lama makin gak beres aja tu anak." Zakia menerima segelas teh es ditangannya
"Hush, Zakia. Kamu ini malah ngomong yang gak bener."
"Gue bukan ngomong yang gak bener. Gue cuma bilang berdasarkan apa yang gue lihat."
Nurul terdiam. Diam mengiyakan Kata-kata Zakia barusan. Zakia menoleh kearah Nurul yang tidak menyahut lagi.
"Gue bener kan?"
"Entahlah, Kia. Aku juga gak tau Nadia lagi ada masalah apa."
Mereka kembali larut dalam pikiran masing-masing sembari berjalan menyusuri koridor menuju kelas. Langkah mereka terhenti saat seorang laki-laki menghampiri mereka.
"Nadia mana?"
"Nadia ada di kelas." Zakia memandangi laki-laki didepannya.
"Elo kenapa cari Nadia?""Nadia dipanggil dengan Bang Fikri di ruang OSIS."
Zakia memutar bola matanya jengah. "Bilangin sama Fikri. Nadia lagi gak mood buat ketemu dengan dia. Dia tadi pagi udah ketemu dengan Kak Fikri. Mau ngasih tugas lagi. Gak ngira-ngira ya, tuh orang!!"
Cowok itu mendelik. "Santai dong, Kia. Gue cuma nyari Nadia. Ngapain elo jadi ngegas gini, sih. Kalau perlu sampein noh unek-unek elo. Dia lagi di ruang OSIS."
"Udah-udah. Kalian gak malu apa? Adu mulut di koridor yang rame gini. Aku yang diam aja malu." Nurul beralih menatap cowok itu. "Nanti kita bilang ke Nadia, Izan. Makasih ya."
Cowok yang bernama Izan itu mengangguk.
"Elo bilang apa? Kak Fikri lagi di ruangan OSIS, kan? Oke gue mau kesana." Zakia memberi gelas yang berisi teh es serta nasi goreng ke tangan Izan lalu berlari menuju ruang OSIS.

KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Tetangga Annoying (SELESAI)
Подростковая литератураDia anak tetangga yang bisa bikin kesel, bikin jantung jumpalitan dan nyebelin pake banget bagi Nadia. Ketika dia pergi Nadia merasa kehilangan entah ini karena belum biasa atau memang merasa kehilangan dan berharap dia kembali. Warning! typo berte...