4

74 9 0
                                    

Nadia yang tak fokus memperhatikan pelajaran sedari tadi hanya sibuk menguap sambil menutup mulutnya dengan tangannya. Ia tak sabar menunggu jam pulang sambil terus melirik jam yang ada di pergelangan tangannya.

"Lama amet dah pulangnya." Batin Nadia.

Tak lama bel tanda pulang sekolah telah berbunyi. Nadia yang merasa matanya sudah 5 watt langsung berbinar.

"Nah cukup sampai disini pelajarannya. Ibu harap kalian jangan lupa ngerjakan tugas yang ibu bagi tadi. Ibu akhiri dengan assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh."

"Wa'alaikumusalam"

Nadia langsung menoleh ke belakang
"eh nurul emang Bu Rosi ngasih tugas apa sih?."

"Makanya Nad elu kemana aja sih dari tadi bu rosi udah panjang kali lebar kali tinggi ngejelasin tentang tu tugas. Dari mana elu ha darimana?."

Nadia hanya menatap jengah ke arah Zakia yang sudah mengoceh panjang lebar ke Nadia sedangkan Nurul hanya melongo melihat Zakia.

"Udah ngomelnya mak? Mohon maap aja ni gue nanya ke Nurul bukan ke pembantunya" Tanya Nadia.

Nadia dan nurul terkekeh geli sedangkan Zakia hanya memanyunkan bibirnya dan melirik sinis ke Nadia dan Nurul. Nadia sibuk mengemasi buku-bukunya dan memasukkan kedalam tasnya begitupun Zakia dan Nurul.

Setelah memasukkan bukunya, Nadia berjalan ke arah Nurul yang sudah menunggu ditempat duduk depan kelasnya.

"Nurul."

Nurul menoleh ke arah Nadia yang sudah duduk disampingnya.
"Iya Nad."

"tadi ada tugas apa dari Bu Rosi?."

"Oh tugas fisika disuruh kerjakan latihan di lks yang pilihan ganda sekaligus dengan rincian jawabannya."tutur Nurul

Nadia hanya menghela napas" Bu Rosi itu detail banget dah orangnya mana disuruh dijelasin lagi jawabannya."

"Nad semuanya itu butuh penjelasan kan dari apa yang dibuat sekecil apapun itu kita pasti ada penjelasannya kan."

"Iya iya nurul. Ngomong-ngomong si Zakia mana lagi tu anak lelet amet."

"Disini." Ujar Zakia sambil menutup pintu kelas. "Udah kuy kita ke gerbang takutnya kakak gue udah jemput lagi ni."

"Yuk!."

Nadia, Zakia dan Nurul berjalan menyusuri koridor menuju ke gerbang sekolah. Mereka berbincang bincang dari tentang tugas sekolah sampai hal-hal yang absurd pun mereka bahas.

"Eh guys gue ke parkiran ya mau ngambil si Ojan."

"Yaudah kita duluan aja ya ke gerbang."

Nadia berlari menuju ketempat parkir. Ia sibuk menelusuri letak motornya. Namun hasilnya nihil.

"Loh si ojan kagak ada yak." Ucap Nadia sambil sibuk mencari motornya.

"Ngapain lo disitu?."

Nadia terlonjak kaget "elo maen ngagetin aja. Gue lagi nyari motor gue ni kemana yak."

Andra tersenyum menyeringai sebuah ide terlintas dipikirannya
"Oh motor lo? Masa kagak ada coba lo cari lagi."

"Bentar ya gue nyari lagi dibelakang situ. Kok gue bisa lupa gue parkir dimana ya."

Nadia kemudian pergi sibuk mencari motornya. Andra yang melihat itu menepuk dahinya tak mampu menahan tawa melihat tingkah gadis itu. Setelah Nadia berada didepannya, Andra hanya memasang muka datarnya.

"Capek gue keliling gak ketemu tu si Ojan."

"Ini orang motor aja dikasih nama." Batin Andra

"Elu lupa kalau hari ni berangkat bareng gue ?."

Nadia yang masih tak paham sibuk mencerna kata-kata dari Andra. Andra yang melihat ekspresi cengo si Nadia kembali mengulang perkataannya.

"Elu tu berangkat bareng gue tadi pagi Nadia. Nah sekarang pulang dengan gue. Ayo cepet naik!"

Nadia yang baru paham ia melemparkan tinjuan di tangan Andra.

"Elu tau gak gue udah capek capek nyari tu si ojan kesana kemari membawa alamat namun hasilnya nihil. Trus datang lo malah suruh cari kebelakang maksud lo apa coba ha."

Andra hanya menatap datar ke arah Nadia yang sibuk mengomel.
"Udah buruan naik."

"Dasar es batu." Nadia hanya mencak mencak tak jelas dan berlalu meninggalkan Andra yang sudah menaiki motornya. Andra hanya bisa pasrah dan menyalakan motornya.

Sementara itu, Nadia berjalan menghampiri Zakia dan Nurul.

"Lah Nad, tadi katanya elu mau ngambil si Ojan?." Tanya zakia yang melihat Nadia tidak membawa motornya.

"Gue lupa Kia kalau hari ini gue gak bawa si Ojan. Tadi pagi gue berangkat bareng dengan si cowo es batu bin tengil."

"Sekolah disini?." Tanya Nurul

"Lah kok bisa berangkat bareng dia sih Nad.?" Zakia mulai menimpali.

"Kamu gak takut gitu Nad, ntar kamu diapa-apain gimana?."kembali lagi ke Nurul

"Cowok atau cewek? Kalau cowok ganteng kagak.?" Zakia bertanya kembali

"Kelas berapa?."

"Anak mana sih?."

"Adek kelas or kakel?."

Nadia pusing melihat teman-temannya memberi pertanyaan yang beruntun lalu bersuara

"Udah udah guys berasa jadi artis gue ditanyain kalian kaya gitu satu satu dong. Pusing tau gak ngeliatnya. Intinya gue gak kenal dengan dia. Yang gue tau dia itu-...."

Suara klakson  membuat mereka menoleh kearahnya. Tampak seorang dengan motornya membuka helmnya. Nadia yang mengingat kejadian tadi hanya bisa mendengus kesal. Berbeda dengan pandangan kedua temannya zakia yang membulatkan matanya melihat sosok didepannya sedangkan Nurul hanya biasa saja.

"Assalamu'alaikum kak Andra. Ada apa kak mampir?." Ucap Zakia yang kali ini membuka suara.

Nadia menoleh cepat ke arah Zakia" lah elo kenal dengan si es batu ini."

"Yaelah, Nad masa kak Andra temennya Kak Fikri masa lo kagak kenal si."

"Ya males amet gue...-"

"Cepetan naik" kali ini Andra membuka suara.

Mau tak mau Nadia pun harus ikut pulang dengan Andra. Dia membuka tas nya lalu meletakkan ditengah seperti pembatas kemudian baru ia duduk. Barulah si Andra menyalakan motornya berlalu meninggalkan si Zakia dan Nurul.

"Eh Nurul."

"Iya?."

"Lo merasa aneh gak sih antara kak Andra dengan Nadia?."

"Merasa aneh gimana sih kia?. Orang si Nadia kan gak bawa motornya mungkin pas dijalan ketemu kak Andra. "

Zakia hanya mengangguk ikut menyetujui yang diucapkan.

"Huznuzan lah kia, sama temen sendiri juga. Nah tu ayah aku udah jemput gue duluan ya Kia. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam."

--||--

Assalamu'alaikum guys!

Voment guys

Kasi bintang dong tu yang ada di pojok tinggal tekan aja

Udah itu aja deh

Awas typo bertebaran









Salam dari ane nurda💙
















Anak Tetangga Annoying (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang