27

26 3 0
                                    

Nadia melangkahkan kaki buru-buru menuju parkiran lebih tepatnya menghindar dari Fikri yang sedang berjalan berlawanan arah darinya. Sekarang ia melihat Fikri sedang berjalan menuju kelasnya. Ia telah sampai diparkiran. Ia tersengal padahal cuma jalan kaki demi menghindar dari Fikri. Ia menaiki Ojan, motor kesayangannya, namun ia tersentak ketika seseorang menarik tasnya dari belakang. Hampir saja ia terjungkang jika kehilangan keseimbangan tadi.

Ia menoleh, melihat Andra yang cengar-cengir tak jelas didepannya.

"Lo ngapain jalan cepat kayak habis dikejar orang?"

Alis Nadia tertaut. "Emangnya Kak Andra lihat?"

"Ya lihatlah. Lo habis ngeliat apa, sih?"

Nadia tak menggubris. Ia menyalakan motornya namun Andra tak beranjak dari sini. Berkali-kali ia memencet klakson tetap saja Andra tidak pergi.

"Minggir gak!"

"Ya santai dong. Gak usah kembang kempis gitu hidungnya."

Otomatis Nadia langsung memegang hidungnya dan kembali memencet klaksonnya berkali-kali. Maunya apa sih?

Ia mengambil ancang-ancang, memutar gas langsung menerobos, hingga Andra menghindar dengan cepat tak ingin menjadi korban dari aksi nekat gadis ini. Andra menyipitkan matanya. Pandangan masih tertuju pada gadis itu. Refleks ia berteriak kearah Nadia yang tak jauh darinya.

"Nad, jangan la-"

Bugh!

Kecelakaan ini tak dapat dihindarkan. Nadia menabrak pohon yang berada disamping pos satpam. Andra langsung berlari, melintasi kerumunan siswa SMA Persada mulai memadatinya. Terlihat Nadia meringis kesakitan.

"Nad, lo gak papa?" Tanya Andra cemas ketika berada disamping Nadia.

Nadia langsung menatap tajam kearah andra, tak menjawab masih memandang nanar kearah Ojan yang separuh badannya sudah tergeletak disampingnya. Sungguh malang nasib si Ojan.

Zakia dan Nurul datang membelah kerumunan, menghampiri Nadia. Nadia sudah diinterogasi dengan pertanyaan Zakia hingga Nurul menyuruhnya untuk membawa Nadia ke ruang UKS terlebih dahulu.

"Kak Andra, tolong jagain motor Nadia bentar, ya. Kita mau ke UKS dulu," ujar Zakia yang diangguki Andra.

Sesampainya di UKS, Nadia langsung merebahkan dirinya dikasur, meredakan rasa sakit dibagian pinggangnya yang terasa nyut-nyutan. Belum lagi rasa malunya lebih besar dari sakit pinggangnya. Ia masih merasa kesal dengan mahluk satu itu, sampai-sampai ia menepuk brankar cukup keras. Hingga petugas PMR yang sedang berjaga menengok kearahnya.

"Kak Nadia gak papa, kan?" Tanya salah satu anak PMR.

"Kakak gak papa, beneran kok."

"Kakak mau apa? Kalau bisa kita ambilin."

"Kakak cuma mau air putih aja."

Gadis itu menurut. Ia bisa bernapas lega karena keadaan Nadia yang masih baik-baik saja. Kalau Nadia kerasukan sehabis jatuh, bisa kacau urusannya.

Zakia datang menghampirinya diikuti Nurul dengan membawa sebotol air putih. Nadia menatap bingung kearah botol itu. Ia hanya meminta segelas yang datang malah sebotol. Ia melihat petugas PMR itu sudah kembali.

Anak Tetangga Annoying (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang