16

28 4 0
                                        

Akhir pekan telah tiba. Nadia memutuskan untuk beres-beres rumah. Menurutnya, akhir pekan itu sama saja dengan hari-hari libur yang lain. Tidak terlintas dalam benak Nadia untuk keluar kemana-mana. Kenapa harus kemana-mana kalau duduk dirumah membuat nyaman.

Nadia memandangi disekitarnya. Ia mulai mencuci piring. Kemudian, ia menyapu lalu mengepel. Mencuci baju lalu menjemurnya. Membereskan barang-barang yang tak sesuai tempat dan lain-lainnya.

Akhirnya, pekerjaan beres-beresnya telah selesai. Ia melihat sekitarnya dengan senyum puas. Ia mengambil hapenya dimeja membuka aplikasi atau hanya sekedar tarik ulur beranda bukan perasaan. Ia terlihat fokus menjelajahi dunia maya. Posisinya ikut berubah. Mulai dari duduk bersila diatas sofa. Lalu, rebahan diatas sofa. Tanpa ia sadari, Nadin telah berdiri dibelakangnya.

Nadin menggelengkan kepalanya melihat anaknya yang sedang rebahan sambil bermain handphone sampai tidak sadar dengan ibunya. Handphone telah mengalihkan dunianya.

Nadia menaruh hapenya dan ia membulatkan matanya ketika melihat Nadin, ibunya sudah berada disampingnya. Kenapa datangnya tiba-tiba begini, pikir Nadia.

"Kamu ini, maen hape mulu. Itu kerjaan kapan siapnya kalau hape yang selalu ditangan." Ujar Nadin sembari berjalan menuju dapur.

Nadia bangun. "Nadia baru aja kelar beres-beresnya, bu." Nadia meletakkan handphonenya.

Nadia merasa heran sendiri. Mitos tentang ibu datang pada saat main hape belum terpecahkan. Kenapa pada waktu beres-beres, Nadia tidak melihat ibunya. Ketika main handphone, ibunya sudah berada disampingnya. Aneh memang.

Nadia tak mau berpikur keras tentang ini. Ia memutuskan untuk membersihkan dirinya. Nadia berjalan sembari mengambil handuknya dan meletakkannya dibahu.

"Nadia, jam segini baru mau mandi?!"

----||----

Nadia berhenti tepat didepan warung. Ia menyerah mencarinya. Sudah berapa kali ia bolak-balik disekitar sini. Tapi hasilnya sama saja, nihil. Jawaban diberikan pun beragam, membuat Nadia sulit untuk menemukan alamatnya. Ia disuruh ibunya untuk mengantar bolu pesanan pelanggannya ke alamat ini. Tidak mungkin kan, ibunya memberi alamat palsu.

Nadia memutuskan untuk membeli minuman yang dapat menyegarkan tenggorokannya yang dari tadi minta minum. Setelah membayarnya, Nadia duduk didepan warung. Ia membuka botolnya kemudian meminumnya. Ada rasa lega air telah mengalir ditenggorokannya. Suasana siang ini cukup panas. Baru kali ini, Nadia sulit mencari alamat yang membuatnya kesal setengah mati ditambah lagi jauhnya perjalanan. Lengkap sudah.

Ia melihat seorang gadis berjalan kearahnya. Nadia akan menanyakan alamat itu padanya meski kemungkinan jawabannya tetap sama saja membuat dia nyasar. Gadis itu kini berada didepannya. Ia menepuk pelan pundak gadis itu.

"Ehm...mau tanya nih, kamu tau alamat ini?" Nadia memberikan secarik kertas berisi alamat pada gadis itu.

Gadis itu menerimanya. Ia melihatnya kemudian melihat gadis asing berada didepannya.
"Ooh...aku tau, nanti aku anterin kak. Tapi, aku belanja dulu boleh? Gak lama kok."

"Boleh...boleh. kakak tunggu ya."

Gadis itu masuk ke warung. Sedangkan Nadia berjalan menuju motornya sembari menunggu gadis itu belanja. Akhirnya, ia bisa bernapas lega sekarang.

Dering handphone Nadia berbunyi. Ia mengeluarkan hapenya dari saku rok hitamnya. Ia menggeser layar hapenya terdengar suara diseberang sana.

Anak Tetangga Annoying (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang