‘Seraut wajah yang dikenal, tak sebaik rupanya.’
HOTEL DELUSION
Minggu, 03-05-2020.
.
.
_ Cameo _
Kim Yoohyun (Dreamcatcher)
Pohon besar dengan banyak akarnya yang mencuat beberapa hari ini telah menjadi pusat perhatian. Kemunculannya disangkutpautkan dengan sang pemilik hotel, sebagai pertanda habisnya masa jabatan.
Namun siapa yang tahu kalau sebenarnya pohon tersebut menyimpan banyak kesakitan orang lain, dan rasa sakit terbesar adalah milik Oh Sehun. Tertancap dalam di dahan pohon yang telah ada ratusan tahun lamanya. Entah bagaimana mulanya pedang ditancapkan dan tidak dapat ditarik oleh pemiliknya sekalipun.
“Pohon delusi benar-benar ada, aku kira hanya dongeng orang-orang terdahulu,” kata Mina yang baru sempat mengunjungi taman, ia sibuk dengan pekerjaan di dunia, mengurus pajak bangunan dan koleksi mobil milik Sehun.
“Tapi kenapa sulit sekali mencabut pedang itu?” kata Minhyuk kebingungan, rupanya ia sudah mencoba hampir lebih dari lima kali menarik pedang yang tidak diketahui pemiliknya.
Otomatis Shin Hana melayangkan tatapan tajam, “Lee Minhyuk, kau tidak boleh sembarangan menarik pedangnya, seseorang bisa saja terluka.” kata Hana dengan suara marah yang tertahan.
“Mian, mian, aku janji tidak akan melakukannya lagi.” tukas Minhyuk tampak menyesali kecerobohannya, bahkan ia tidak tahu menahu kembali munculnya pohon yang diceritakan sudah lama mati. “Shin Gwajang, apa pedangnya milik Oh Sajang, kau pasti tahu sesuatu… ayolah beritahu aku,”
Mina berdecak menanggapi perilaku rekan kerjanya itu, ia juga memang penasaran tetapi tidak senekat Minhyuk yang berusaha menarik lepas pedang dari dahan pohon. “Kapan bunganya mekar?” tanyanya lebih ingin mengetahui seindah apa bunga delusi jika sudah mekar.
“Entahlah,” balas Hana singkat.
Mina semakin mendongakkan kepalanya, “Pasti akan terlihat sangat indah.” gumamnya menghirup udara seolah mencium wangi bunga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hotel Delusion
Fanfiction[END] Entah mengapa Kim Sejeong bisa berada di sebuah hotel yang katanya diperuntukan sebagai tempat beristirahat, jiwa-jiwa yang tersesat. Anehnya lagi dia disambut dengan baik oleh para pegawai di hotel. Seperti tamu kehormatan yang harus dilayani...