‘Melekat dalam ingatan, sehingga tak dapat dilupakan.’
HOTEL DELUSION
Rabu, 24-06-2020
.
.
.
Kedua mata Sehun menatap lekat Jiyeon yang kini duduk di atas bongkahan batu besar di tepi telaga, membiarkan kedua kakinya terjulur menyentuh air. Di sana ia juga melihat Hyungwon tengah berburu ikan dengan tombaknya. Terlintas dalam benak pria itu untuk terus hidup seperti sekarang, tanpa menempatkan wanita Yang Mulia di suatu sudut terkecil di hatinya.“Pengawal Oh!”
Suara yang memanggilnya menyadarkan Sehun dari pikiran menenangkan, mengenai rencana hidup yang juga melibatkan sang putra mahkota. Pria itu mengerjap kilat, menjawab panggilan dari laki-laki yang berdiri di dekatnya dengan suara ringan, “Nde, Seja Jeoha.”
Putra Mahkota Ui’an mengangkat lurus pedang yang sedari tadi di pegangnya. “Mari kita bertarung.” katanya sambil memasang ancang-ancang, siap mengalahkan si pengawal.
Sehun melihat sorot mata Putra Mahkota Ui’an menajam. Ia yakin ini bukan main-main, dan tidak ada alasan baginya untuk menolak. Maka ditariknya pedang yang selalu bertengger di pinggang, bersiap menerima kemarahan Putra Mahkota Ui’an. Suara keras dari benturan pedang pertama membuat Sehun bersikap waspada, mampukah ia menyampaikan isi hatinya…
Pertarungan pedang itu terdengar sampai ke telinga Hyungwon dan Jiyeon.
“Mereka bertarung lagi.” Hela Hyungwon yang sudah sering melihat pertarungan antara Putra Mahkota Ui’an dan Sehun.
Jiyeon mendadak cemas. “Sebaiknya kita segera ke sana.”
Sementara itu Sehun terus menangkis serangan pedang dari Putra Mahkota Ui’an. Sesekali ia menyerang namun berhasil dihalau dengan gerak agresif lawannya. Sehun kewalahan, hanya berkelit dan menghindar. Sampai lengan bagian atasnya terkena pedang, seketika darah mengalir, mengotori pakaiannya. Barulah Putra Mahkota Ui’an berhenti menyerang.
“Oh Sehun, gwaenchana?!” Jiyeon terkejut dan langsung memeriksa lengan Sehun.
Sontak Sehun mendorong Jiyeon, ia tidak mau membuat Putra Mahkota Ui’an semakin marah. “Jeoha, aku…”
“Putra mahkota, kau mau ke mana?” tanya Jiyeon segera setelah Putra Mahkota Ui’an berbalik, melangkah lebar-lebar meninggalkan mereka tanpa sepatah kata pun. “Sehun-ah, mianhae, akhir-akhir ini Yang Mulia mudah marah.” lanjutnya kemudian menoleh pada Hyungwon, “Orabeoni tolong obati luka Sehun.”
Hyungwon mengangguk. Situasi seperti ini juga sering terjadi, seharusnya ia bisa menjadi penengah.
“Seja Jeoha tunggu aku!” Jiyeon tergesa menyusul Putra Mahkota Ui’an.
≈ ≈ ≈
Pada awalnya Sejeong mengira pria yang tengah berlari bersamanya ini akan berkhianat. Karena sebelumnya ia melihat pertemuan Sehun dan Yi Bangwon, pemimpin konspirasi yang menewaskan Perdana Menteri pertama JoseonᅳJeong Dojeon. Namun setelah melihat pertarungan Sehun dan Putra Mahkota Ui’an, ia menjadi ragu akan keputusan yang diambil Sehun.
Sejeong menyentuh luka di lehernya, tidak seberapa dibanding luka yang didapat Sehun.
“Aku lelah,” kata Sejeong menghentikan langkah Sehun. “Aku yakin kita tidak akan bertemu Bona dan Eunwoo lagi, jadi ayo kita beli itu.” Ia menunjuk salah satu dari jejeran toko.
“Itu apa?” tanya Sehun kebingungan mencari apa yang dimaksud Sejeong.
“Tanduk jerapah, telinga panda, atau… pita besar itu,”

KAMU SEDANG MEMBACA
Hotel Delusion
Fanfiction[END] Entah mengapa Kim Sejeong bisa berada di sebuah hotel yang katanya diperuntukan sebagai tempat beristirahat, jiwa-jiwa yang tersesat. Anehnya lagi dia disambut dengan baik oleh para pegawai di hotel. Seperti tamu kehormatan yang harus dilayani...