‘Butuh kepastian untuk mengetahui perasaan.’
HOTEL DELUSION
Minggu, 10-05-2020
.
.
.Oh Sehun menghentikan langkahnya. Ia menyentuh dadanya. Entah kenapa perasaannya menjadi tidak enak. Wajah Jiyeon tiba-tiba berkelabat di benaknya. Apakah dia baru melarikan diri? Menghindari sosok manusia yang rupanya persis sama dengan Jiyeon.
Sekarang ini, Sehun berada di depan pohon delusi, menatap lekat-lekat bunga yang mekar. Mungkinkah kehadiran wanita bernama Kim Bona telah memekarkan bunganya?
“Selamat, kau berhasil membuat bunga delusi mekar.”
Suara dingin yang sangat dihapal Sehun memecah keheningan, disusul tepuk tangan dan ungkapan takjub yang dianggap mengesalkan bagi si pendengar. Kini dua orang wanita yang tidak diharapkan kedatangannya tengah bercakap-cakap di depan Sehun, mengucapkan betapa mereka menyukai fenomena alam di mana munculnya putik dan benang sari karena terbukanya kelopak bunga.
“Beritahu aku, bagaimana bunganya bisa mulai mekar?” ujar Sehun.
Dengan kompak Soul Healer dan Soul Pain melihat ke arahnya. Jiho yang lebih dulu mengucapkan selamat atas mekarnya bunga delusi, berjalan mendekat. Sementara Seola kembali mengamati satu kuncup bunga yang terlihat ragu untuk membuka kelopaknya.
“Kau sungguh tidak mengetahuinya, setelah banyak menghabiskan waktu bersama pengantinmu? Tidakkah kau berpikir ada yang aneh pada hatimu?” terang Jiho memberi petunjuk, “Dan sudah kubilang, itu tugasmu untuk mencaritahu, jadi jangan bertanya lagi.”
“Kim Sejeong membuat bunganya mekar? Bukan dia…” kata Sehun yang sempat menduga kemunculan seseorang yang mirip dengan Jiyeon adalah penyebab bunga delusi mekar.
“Tentu saja dia, kami mengirimnya untuk membantumu menyelesaikan tugas terakhir,” tukas Jiho dengan tampang malas meladeninya.
Seola menyerah mengamati bunga yang seolah mempermainkan dirinya dengan terus bergerak, kuncup, mekar dan begitu seterusnya. Sesuatu telah mempengaruhi perkembangan bunga delusi. Satu hal yang terlintas di pikirannya…
“Aku dengar, kau meninggalkan pengantinmu di dunia.” ucap Seola tak lagi mengagumi ratusan bunga dari pohon delusi.
Sehun baru tersadar. Saking terkejutnya ia bertemu dengan Kim Bona yang sudah dipastikan tidak akan mengingatnya, sampai-sampai pergi begitu saja meninggalkan Sejeong. Gadis itu juga pasti sama terkejutnya, bahkan terpaksa berusaha mengatasinya seorang diri.
“Apa kalian juga yang mengirimnya untuk menyiksaku?!” tuding Sehun.
Jiho dan Seola saling pandang tak mengerti, yang lalu berucap dengan kompak, “Maksudmu siapa?”
≈ ≈ ≈

Sejeong membuka pintu rumahnya, tampak Taehyung dan kedua orang tuanya sudah ada di dalam sambil duduk menonton acara televisi. Mereka menyambut biasa kehadiran Sejeong dengan menoleh seadanya.
“Sehun belum pulang?” tanya Sejeong.
“Bukankah kalian berdua asyik berkencan dan melupakan kami.” sahut Taehyung. Sama sekali tidak berniat mengalihkan perhatiannya dari layar televisi.
“Benar, kita berkencan,” Sejeong mendenguskan napas agak kesal dengan keadaan, “Dia telah jatuh dalam pesonaku dan mengakui kecantikanku, tetapi dia meninggalkanku setelah bertemu dengan cinta pertamanya, hah!” tambah Sejeong tertawa keras-keras sambil menjejakan kaki di anak tangga pertama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hotel Delusion
Fanfiction[END] Entah mengapa Kim Sejeong bisa berada di sebuah hotel yang katanya diperuntukan sebagai tempat beristirahat, jiwa-jiwa yang tersesat. Anehnya lagi dia disambut dengan baik oleh para pegawai di hotel. Seperti tamu kehormatan yang harus dilayani...