[END] Entah mengapa Kim Sejeong bisa berada di sebuah hotel yang katanya diperuntukan sebagai tempat beristirahat, jiwa-jiwa yang tersesat. Anehnya lagi dia disambut dengan baik oleh para pegawai di hotel. Seperti tamu kehormatan yang harus dilayani...
'Hidup adalah tentang pilihan, dan aku telah putuskan untuk memilihmu.'
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HOTEL DELUSION Selasa, 17-03-2020
_ Support Cast in this episode _ Soul Healer, Seola
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"MANA MUNGKIN bisa menular... kemampuan psychometry bukan virus yang bisa disebarkan."
Yuju berkomentar setelah mendengarkan penuturan Sejeong akan dirinya yang mulai melihat kilasan masalalu orang lain setelah menyentuhnya. Kelebihan tersebut jarang dimiliki manusia dan kalaupun ada, mereka memilih untuk berhati-hati, merahasiakannya dirasa akan lebih baik.
Sejeong menekan kepalanya yang terasa pusing. "Begitu ya, tetapi aku benar-benar bisa melihatnya."
"Kalau begitu peganglah tanganku, lalu katakan apa yang bisa kau lihat." usul Yuju menyodorkan tangan untuk disentuh, mengecek kebenaran dari pengakuan Sejeong.
Sama seperti Yuju yang mendapatkan kemampuan tidak sedari lahir, mungkin Sejeong juga baru diberi kelebihannya hari ini. Sejeong menurut, ia menaruh telapak tangannya di atas punggung tangan Yuju, matanya memejam... namun selama tiga detik belum ada pesan di pikirannya barang sekelebat pun.
Sejeong membuka kelopak mata. "Gelap, aku tidak bisa melihat aktivitas yang pernah kau lakukan, tidak satu pun." Geleng Sejeong selagi pandangannya bertemu dengan Sehun.
Dari gerak bibir Sehun, ia dapat mengetahui ajakan pulang yang terlontar dengan suara sangat pelan. Rupanya lelaki dewasa itu sudah bosan mengikuti permainan para anggota klub magic.
"Aku tidak tertarik belajar sulap." tolak Sehun menyingkirkan topi bundar yang sesaat lalu telah mengeluarkan satu burung merpati.
"Kalau belajar mencintaiku, apa Oppa mau?" Hoshi segera berpura-pura mual mendengar perkataan gombal Somi.
Arin dan Dongyeol terkekeh sambil terus mengeluarkan kain dari dalam topi pesulap. Lain halnya dengan Wooshin yang mencibir, "Sepertinya Ahjussi sudah berubah menjadi Oppa."
