Ep.35 - Perintah

595 136 66
                                    


‘Tanpa diperintah tangan ini tergerak untuk memelukmu.’

HOTEL DELUSION
Jum’at, 26-06-2020
.
.
.

Putra Mahkota Ui’an duduk tenang di balik meja makannya, tampak murung dan tidak berselera. Semenjak konspirasi yang dilakukan Pangeran Yi Bangwon, ia menjadi hilang konsentrasi. Saat itu Oh Sehun masuk ke ruangannya, menghadap dengan menekuk lutut, bersimpuh di depannya.

“Bagaimana dengan tanganmu?” tanya Putra Mahkota Ui’an melihat lengan sebelah kanan Sehun yang terluka karena pedangnya.

“Sudah diobati Yang Mulia.” Sehun tidak berani mengangkat wajah, bersitatap dengan Putra Mahkota Ui’an adalah satu hal yang ingin dia hindari.

“Maafkan aku,” sesal Putra Mahkota Ui’an, sontak membuat Sehun melihat atasannya dengan sungkan, “Aku hanya ingin tahu seberapa kuat kau melawanku, kelak kita akan kembali bertarung dan ketika itu terjadi, maka kau boleh melukaiku. Jika aku harus mati… aku ingin kau yang melakukannya.”

Seja Jeoha, apa yang kau bicarakan, mana bisa aku melukaimu. Kau tidak akan mati, karena aku tidak akan membiarkannya terjadi.” sahut Sehun menolak keras pemikiran Putra Mahkota Ui’an untuk mengakhiri hidup.

Pekerjaannya sebagai pengawal, jelas harus melindungi atasannya dengan segenap jiwa, bahkan kalau perlu siap mempertaruhkan nyawa. Bukan malah melukai apa lagi membunuh sang atasan dengan sengaja. Sehun telah berjanji sebelum resmi diangkat sebagai pengawal, tangan kanan sang Putra Mahkota.

Begitu pula Hyungwon yang menjadi tangan kiri Putra Mahkota. Dia yang lebih dulu diberi tugas untuk menemani Putri Mahkota Yeon keluar istana, pergi tanpa memberitahu Sehun.

“Aku akan menanggalkan gelar sebagai Putra Mahkota.” kata Putra Mahkota Ui’an, ia tidak ingin melanjutkan pertikaian dengan Pangeran Yi Bangwon.

Setelah menghadap raja dengan ditemani oleh kakaknya, Pangeran Mu’an. Putra Mahkota Ui’an yang kini kembali menyandang gelar sebagai Pangeran Yi Bangseok, memerintahkan Sehun untuk mengawalnya keluar istana, menyusul Kim Jiyeon yang mungkin telah sampai di rumah sederhana yang kelak akan mereka tinggali sebagai sepasang suami istri seperti kebanyakan orang-orang lainnya.

≈ ≈ ≈

Sore itu matahari hampir tergelincir di Everland, taman hiburan yang dijuluki dunia mimpi oleh sebagian orang.  Kim Sejeong pun beranggapan sama, rasanya ia tidak ingin terbangun dari mimpi yang terlampau indah, seolah-olah ribuan kupu-kupu hinggap di hati. Ketika dirinya dan Sehun berada di antara banyak orang, menari dan berbagi kegembiraan.

Carnival Fantasy Parade sedang berlangsung, disambut antusias para pengunjung. Sungguh ini bukan gaya Sehun, mana mau ia menari samba kalau bukan karena Sejeong yang memaksanya.

“Sudah aku tidak mau menari lagi!” Sehun bersuara keras-keras di tengah keramaian.

Sejeong tertawa setelah puas melihat gerakan kaku seorang Oh Sajang. “Neomu haengbokhae (Aku sangat bahagia)!” teriak Sejeong, lalu dia menyadari sesuatu. “Aku jatuh cinta padamu, lagi dan lagi.”

Sehun tahu, semakin sering mereka bersama maka cinta itu semakin tumbuh. Pada akhirnya pohon delusi dengan cepat memekarkan bunganya, dan entah sampai kapan bunga itu bertahan. Sehun juga tahu, perasaannya cukup nyata untuk dinyatakan sebagai delusi semata.

Mata indah milik Sejeong melengkung, tatkala kedua sudut bibir semerah buah cherry terangkat. Senyum yang sangat disukainya…

“Aku bilang, aku jatuh cinta padamu.” ulang Sejeong.

Hotel DelusionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang