'Seperti dihempas dari ketinggian beribu-ribu meter, saat kau terpaksa melepas perasaanmu.'
HOTEL DELUSION
Sabtu, 20-06-2020
.
.
."Aw, sakit... tolong pelan sedikit," pinta Sejeong sambil meringis dan tanpa sadar menjauhkan leher dari Sehun yang sedang mengobati lukanya.
Sehun bergumam tidak jelas, tubuhnya condong ke depan, kembali mencoba mengoleskan salep dengan perlahan. Ia dan Sejeong duduk bersebelahan di bangku panjang yang berada di taman, tak jauh dari pohon delusi. Saat itu suasana hening, hanya ada suara gesekan dari ranting pohon.
"Akh," Sejeong memejamkan mata.
"Aku bahkan belum menyentuhnya, kalau kau terus bergerak kapan aku bisa mengobatinya. Diamlah sebentar! OK!" omel Sehun, kesabarannya nyaris habis.
"Ok, ok, pelan-pelan ya..." Sejeong menggigit bibir, bersiap menahan perih saat lukanya disentuh.
3 detik berlalu, dan Sejeong tidak merasakan apa-apa. Rupanya Sehun menjadi ragu untuk mengobati, ia takut menyakiti Sejeong. "Sudah aku bilang, kita temui Seola saja." katanya menyerah merasa tidak mampu, jika terus bersama Sejeong hanya memberi luka, maka ia ingin segera melepas takdir di antara mereka.
"Tidak mau, bagaimana kalau nanti aku mengandalkannya setiap terluka, kau tahu sendiri aku hanya sementara di delusi." tolak Sejeong menggeleng kecil, barusan itu perkataannya sangat tidak enak didengar.
Sekaligus menyadarkan bahwa ia juga tidak harus mengandalkan Sehun atas hidupnya. Sejeong harus tegar, menerima kenyataan dengan lapang dada. Menegakkan tubuh, mengangguk mantap sambil berkata, "Cepat obati sekarang."
Begitulah akhirnya, Sehun berhasil menutup luka bekas sayatan pisau yang untungnya tidak terlalu dalam. "Selesai, kau boleh membuka matamu," Sehun terkekeh dan menambahkan, "Kenapa juga kau menutup matamu." Ia mengusap surai lembut Sejeong memberi pujian atas kerja keras pengantinnya itu.
"Gomawo, aku yakin lukanya akan cepat sembuh karena kau yang mengobatinya."
"Aku rasa pengobatan Seola lebih hebat." kata Sehun.
"Iya juga sih, tidak ada yang bisa mengalahkan Soul Healer." Sejeong menyunggingkan senyumnya, kini matanya beralih ke pohon delusi. "Sepertinya bunga delusi sudah mekar semua."
Sehun mengiyakan sambil menopang dagu, "Tiga hari lagi gerhana matahari cincin juga akan muncul."
"Ada apa dengan gerhana matahari cincinnya?" Sejeong bertanya tanpa mengalihkan pandangan dari keindahan bunga delusi.
"Kita akan mengadakan acara pernikahan, bukankah sebelumnya gagal karena mempelai wanitanya melarikan diri." sindir Sehun sambil tersenyum jail.
Sejeong menoleh dengan mata berbinar. "Yang benar!? Aku kira yang sudah berlalu, tidak bisa diulang lagi. Jadi maksudmu aku akan mengenakan gaun pengantin lagi, begitu... lalu kita berjalan bersama sambil dilempari kelopak bunga dan aku memegang buket bunga pengantin." celoteh Sejeong sambil membayangkan betapa indahnya nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hotel Delusion
Fiksi Penggemar[END] Entah mengapa Kim Sejeong bisa berada di sebuah hotel yang katanya diperuntukan sebagai tempat beristirahat, jiwa-jiwa yang tersesat. Anehnya lagi dia disambut dengan baik oleh para pegawai di hotel. Seperti tamu kehormatan yang harus dilayani...