Sudah kuputuskan untuk datang ke pesta ini. Walau pesta mewah seperti ini bukan gayaku tapi tetap saja aku datang demi menyelesaikan segala permasalahanku dengan anak kepala batu itu.
Awalnya aku percaya bahwa Gilang mengundangku karena dia memang tidak memilih siapa tamu yang akan datang. Tapi ternyata dia mengajakku karena dia sudah tahu kalau aku berpacaran dengan Jefri.
Saat pertama kali tahu, aku tidak percaya sama sekali Jefri orang yang seagresif itu, yang langsung memberitahu teman-temannya siapa pacarnya. Apalagi aku adalah orang yang sudah terkenal disekolah ditolak mentah-mentah olehnya.
Dia adalah defenisi pria brengsek sesungguhnya. Bagaimana bisa aku tidak bilang begitu, jika prinsip berpacaran yang dimilikinya adalah semua perempuan yang menyatakan perasaan padanya, akan di tolak terlebih dahulu lalu pada ujungnya dipacari juga olehnya. Itu artinya dia hanya iseng dan ingin mempermainkan perasaan orang saja. Yang bodohnya aku ikut secara sukarela menjadi korbannya.
Maka dari itu tidak ada yang berubah walaupun dia punya pacar atau tidak. Pantas saja dia tidak terlalu perduli memikirkan reaksi orang lain karena dia memang orang yang seperti itu.
Anehnya temam-teman yang ada di sekitarnya, tidak ada satupun yang menegur perbuatannya. Aku jadi curiga jangan-jangan menangkap penguntit itu dengan ide berpacaran dengannya, hanyalah alasan Jefri untuk menambah daftar mantannya.
Drrt... Drrtt....
(Jefri mengirim pesan)
18.10
Dimana?18.10
Udah mau sampai18.15
Gue gak bisa pakai kostumGue ijin ke ortu, buat
kerja kelompok soalnyaJadi gak bisa keluar pakai yang aneh-aneh
18.25
Gue udah sampe18.30
Lo dimana?
Gue udah disiniWoy, bales kek
Read mulu -_-
18.50
Ruangan samping tangga. Cepat!"Gak ketemu, gak dipesan semua dingin kayak kulkas dua pintu. Awas saja kalau suatu saat dia jatuh cinta sama gue, gue bikin nyesel dia" batinku.
Aku bertukar nomor dengannya saat pulang sekolah. Kutemui dia dan memutuskan untuk menceritakan apa yang kudengar saat di perpustakaan supaya dia bisa menyusun rencana. Betapa baiknya aku mau melakukan hal ini padahal aku sudah tahu bagaimana dia memperlakukan perempuan, termasuk aku.
(seseorang merangkul bahuku)
"Hei, lo datang juga ternyata"
"Eh, Gilang ternyata" balasku sama garingnya.
"Perasaan kita belum kenalan. Kok lo udah tahu nama gue?" tanyanya yang membuatku tidak percaya dengan apa yang kudengar.
"Eh gue sampai lupa, kan nama gue ada diundangan. Bagus deh ternyata lo gak stupid lagi kayak waktu itu"
"Dia sebenarnya mengundang ku untuk mengerjaiku atau apa?" batinku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Stupid Confession
RomancePernyataan cinta itu meskipun bodoh kelihatannya. Hal itulah yang membuatku menjadi diriku yang sekarang. Terkadang sedikit keberanian untuk mengungkapkan perasaan yang kita miliki pada orang lain tidaklah buruk. Sebab bisa jadi itu menjadi momen pe...