16. Who Are You?

264 21 0
                                    


"Jam berapa pesawat lo berangkat Ti?"

"40 menit lagi"

"Gimana perasaan lo mau magang di sekolah impian lo?"

"Senang... sekaligus gugup juga"

"Itu wajar Ti, karena ini sekolah yang lo idam-idamkan buat kerja"

"Iya, teringatnya makasih ya. Kalau bukan karena lo gue pasti gak lulus interview bahasa inggris disana"

"Kalau teman gue butuh tentor, selama gue bisa ngajarin ya pastinya gue bantu dong"

Aku hanya bisa tersenyum mendengarnya.

"Semoga saja gue gak buat kesalahan di hari pertama"

"Amin... Gue doain juga lo bisa diangkat jadi guru tetap disana"

"Jauh amat mikirnya. Gue masih kuliah kali"

"Ya, pokoknya doa dulu. Urusan dikabulinnya kapan terserah sama yang Diatas"

"Iyaia, gue aminin juga"

"Gitu dong, kan itu impian lo. Harus optimis dan pantang menyerah"

"Pak Gilang, 10 menit lagi rapat dimulai" (suara dari sekretaris Gilang)

"Gue rapat dulu ya. Nanti kabarin gue kalau lo udah di sana. Jangan lupa"

"Iya Lang. Nanti gue kabarin."

"Bye?"

"Bye..."

Gilang menutup videocall-nya.

Sejak empat tahun lalu aku bersahabat dengan Gilang dan dia masih saja memanggil namaku Siti.

Kami semakin dekat setelah bersama memecahkan kasus penguntit Jefri.

Sudah lama aku tidak mendengar kabar Jefri. Tidak ada satu pun yang memberitahuku keadaannya, termasuk orang tuaku yang cukup dekat dengan keluarganya. Saat kutanya mereka menanggapi dengan sinis.

Padahal aku ingin memberitahu dia kalau sekarang dia sudah bisa bernafas lega dan hidup aman karena penguntitnya sudah di penjara.

(Flash Back)

"Bagaimana hasilnya pak?"

"Hasil pemeriksaan CCTV, sidik jari, dan bukti-bukti yang ditemukan membuktikan kalau tersangka A memang orang yang melakukan tindakan tersebut dan dia adalah penguntit dari korban"

"Keterangan dari keluarga korban juga membenarkan bahwa perubahan sikap tersangka A terlihat setelah bersekolah di SBHS (Sweaburry Hig School). Temuan kami tersangka A memutuskan untuk membalas dendam dengan korban karena patah hati"

"Kami akan menangkap tersangka A dan akan menindaklanjuti proses hukum yang akan di jatuhkan pada tersangka"

"Terima kasih banyak pak"

Aku dan Gilang akhirnya bisa tenang karena hasil dari usaha kami selama ini membuahkan hasil. Bukti yang dikumpulkan ternyata berguna untuk menjebloskan Alisa si penguntit kepenjara.

Ternyata dia adalah orang yang pernah sangat menyukai Jefri tapi ditolak olehnya. Dia mengira Jefri akan mengajaknya pacaran kemudian namun sayangnya Jefri malah berpacaran dengan orang lain.

Dia membuat rencana untuk meneror Jefri yang awalnya dia ingin menakut-nakuti tapi tanpa sadar dia semakin ingin menyakiti Jefri setelah dia mendengar aku dan Jefri berpacaran.

Stupid ConfessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang