28. Jefri POV

271 15 0
                                    


     Seseorang mengetuk pintu rumah Jefri dan membuat pria berwajah blasteran itu membuka pintunya. Dia tampak tidak percaya bahwa ayah dan ibunya sedang berdiri dihadapannya.

     "Tumben sekali kalian datang berkunjung? Ada apa ini?" tanyanya yang membuat orangtuanya menghela nafas.

     "Maksudmu kami tidak bisa mengunjungi putra semata wayang dan cucu kami?"

     "Kakek, Nenek!" teriak Leoni dari atas tangga.

     Dia sangat gembira sampai tergesa-gesa turun dari tangga dan berlari menuju kakek dan neneknya. Sesampainya disana dia langsung memeluk rindu mereka yang membuat hati Jefri terenyuh.

     "Masuklah kita ngobrol didalam" ujarnya pelan.

     Orangtuanya tersenyum senang dan ikut masuk. Mereka duduk di sofa ruang tengah lalu Kathie, ibu Jefri yang duduk sebentar bersama mereka tak lama kemudian berjalan menuju dapur. Jefri sudah mengetahui inisiatif ibunya itu dan hal itu membuatnya langsung berjalan mengikutinya.

     "Ibu pasti mau masak kan? Sudah kuduga sejak melihat tas belanja itu tadi."

     "Beli dari luar tidak terjamin kebersihannya. Mana mau ibu memberikan makanan sembarangan untuk anak dan cucu ibu" ujar ibu sambil membuka tas belanjanya.

     "Kalau semua manusia sepemikiran dengan ibu, bisa-bisa bisnis kuliner di seluruh dunia tutup usaha" kata Jefri yang mengundang tawa ibunya.

     Mereka asik tertawa sambil memasak makan malam mereka. Ada kalanya Jefri mengerjai ibunya dengan menaburi garam berlebihan karena dia tidak suka sup jagung buatannya (alasan untuk tidak memakannya karena rasanya yang aneh).

     Tak lama bagi mereka memasak semua hidangan, hanya menunggu 40 menit makanan sudah siap disajikan.

     Jefri pun memanggil ayah dan putrinya ke meja makan dan mereka berkumpul untuk makan bersama.

     Jefri ternyata merasa sedikit terhibur dengan kedatangan orangtuanya. Walaupun sejujurnya dia masih sangat terpukul karena hubungannya yang harus berakhir.

     Meskipun Kathie bukan ibu kandung Jefri. Dia bisa merasakan bahwa putranya itu sedang tidak baik-baik saja. Dia pun mengambil inisiatif untuk menyuruh suaminya mengajak Leoni bermain diatas supaya dia bisa berbicara dengan Jefri. Namun Jefri yang memiliki otak encer mengetahui rencana ibunya itu.

     "Tumben ibu mengajak bicara" kata Jefri tersenyum.

     "Kamu tahu kan ibu paling membenci apa di dunia ini? Kamu tahu betul tapi kaku sedang melakukannya. Apa yang sebenarnya terjadi padamu, bisa cerita dengan ibu?"

     "Aku sedang tidak menyembunyikan apapun, tenang saja. Aku terlihat seperti ini hanya karena pekerjaan tidak lebih" ucapnya bohong.

     "Hal ini terjadi terakhir kali saat kamu kecelakaan saat SMA. Kamu tidak memberitahu ibu alasan kamu terluka waktu itu. Kamu hanya bilang ada orang iseng yang coba nyelakai kamu. Kamu pikir itu masuk akal? Ayolah, cerita dengan ibu jangan kamu pendam sendirian" Kathie memegang tangan putranya mencoba meyakinkannya.

     Jefri yang melihat air mata ibunya sudah membasahi pipinya membuat dadanya terasa sakit. Dia tidak tega melihat keluarganya menderita karenanya.

     "Jadi, sejak aku mendapatkan Leoni. Aku sangat bahagia sampai aku memilih untuk tidak jatuh cinta pada siapapun dan fokus padanya. Tapi aku tidak sadar prinsip ku itu bisa runtuh karena perempuan itu. Orang yang menyukaiku sejak SMA dan membuatku tidak bisa melupakannya sampai sekarang" ujar Jefri sambil meremas tangannya tanda bahwa dia sedang menahan emosinya.

Stupid ConfessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang