19. Memorize

244 21 0
                                    


     "Tunggu aku"

     "Gak mau, kejar kalau bisa"

     Gadis itu terus mengejar anak laki-laki itu sampai dia tidak sadar kakinya tersandung batu.

     "Aww, sakit..."

     Gadis itu mulai menangis sambil memegangi kakinya yang berdarah.

     "Kamu sih, lari gak lihat jalan"

     Anak laki-laki itu mendatanginya dengan kalimat yang dibencinya.

     "Leon jahat. Aku gak mau lagi main sama Leon"

     Gadis itu melipat tangannya tanda sedang marah. Leon yang mendapat ide mencoba duduk disampingnya.

     "Sini!" ucap Leon sambil menepuk pahanya.

     "Gak mau" balasnya ketus.

     Leon menariknya lalu membuatnya tidur di pangkuannya.

      "Aku bilang gak mau" dia mencoba bangun.

      Sayangnya Leon menariknya lalu menepuk dahinya.

      "Sakit Leon, kamu mau apa sih? Tadi memarahiku sekarang mau bersikap manis. Aku tidak mau ditipu lagi"

      "Baiklah, kalau begitu aku tidak jadi memberitahu nama panggilan spesialku untukmu"

     Dia selalu berharap memiliki panggilan spesial dengan Leon. Namun Leon terus mengelak untuk memberikan pangilan khusus untuknya. Dia percaya panggilan akan membuat seseorang menjadi lebih dekat dan spesial.

     "Beritahu aku!" dia bangun dan menggenggam tangan Leon erat.

     "Kamu bilang tadi aku menipumu. Sepertinya panggilan itu tidak perlu lagi"

     "Ayolah Leon, maafkan perkataanku tadi ya?" rayunya.

     "Baiklah, Leoni" ujar Leon sambil mencubit pipinya.

     "Leoni? Panggilanmu buatku Leoni?"

     "Iya. Leon" ucap Leon sambil menunjuk dirinya.

     "Dan Leoni" lalu menunjuk gadis itu.

     Mendadaknya pipi Leoni memerah.  Dia sangat senang sampai dia tidak bisa berkata apa-apa. Akhirnya Leon mengakui dirinya dan ingin dekat dengannya.

     Dia berdiri dan menari kegirangan. Leon yang melihatnya hanya tertawa bahagia.

     "Coba panggil aku sekali lagi?" ujarnya senang.

     "Leoni?" panggil Leon lembut.

     "Sekali lagi?"

     "Leoni"

     "Lebih keras!"

     "LEONI"

      Aku tiba-tiba terbangun dari tidurku. Mimpiku terasa sangat nyata. Rasanya seperti memori yang pernah terjadi dalam hidupku direka ulang dan lucunya aku tidak ingat sama sekali kapan terjadi itu terjadi.

     Gara-gara mimpi itu aku tidak bisa tidur lagi. Aku mencoba mencari cara semalaman hanya untuk tahu maksud mimpiku karena aku percaya itu bukan hanya sekedar mimpi biasa. Perasaanku mengatakan mimpi ini benar-benar terjadi dan ingatanku sepertinya hilang akan hal ini.

Stupid ConfessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang