Keluarga Abdullah #10 | Gagal*

173 7 0
                                    

" Aku Telah Gagal Ya Allah! "
-Lost-

_🌿_

Private Room....

" Irna coba jelaskan ke saya,sebenarnya apa yang terjadi? Saya tidak pernah mendengar kamu membentak siapapun,bahkan ketika 2 adikmu itu membuat kesalahan yang besar pula! " Tanya Ustadz Falah kepada istrinya itu.

" Saya tidak akan jelaskan,suruh putra kebanggaan mu itu untuk menjelaskan! Saya benar-benar kecewa dengan apa yang telah dia perbuat! " Jawabnya tetap dengan urat kemarahan yang begitu ketara di wajahnya dan juga intonasi suaranya.

" Lalu diamana Insha? " Tanyanya.

" Insha tadi meminta ijin untuk belajar memasak di pondok kecil Umma! " Jawab Salvita.

" Ya Rabb... Itukan yang engkau salahkan Ezar Abdullah? Mengatakan jika dia tidak becus sebagai seorang istri,mengatakan jika seharusnya dia bisa memasak,dia harus sama seperti saya! Makannya jangan terlalu berpusat kepada pekerjaan mu yang lupa akhirat Le! Saya merasa gagal sebagai seorang ibu! Bagaiman bisa kamu mengatakan hal yang begitu menyakitkan,kamu sudah menjadi ayah! Tetapi kenapa kamu tidak pernah melakukan pekerjaan sebagai seorang ayah,bahkan kerjaan sebagai suami saja belum​! Jangan jawab saya sudah memberi nafkah Ummi,kalau kamu seperti ini kenapa dulu saya memberikan ijin kamu menikahinya jika ujungnya seperti ini! " Jelasnya dengan wajah yang keruh.

" Assalamualaikum! " Salam seseorang itu.

" Wa'alaikumsalam! "  Jawab mereka semua.

" Ada apa,kenapa semua kumpul disini? " Tanyanya kepada mereka semua.

" Insha? " tanya Ustadzah Shahallah memastikan.

" Iya Ustadzah? " tanya Insha kembali.

" Ini putra mu! Dan ya bolehkan saya bertanya? Apakah kamu mempunyai masalah dengan Ezar? " Tanya Ustadzah Shahallah, memastikan.

" Ini masalah kami Ustadzah,Insha hanya curhat kepada Ummi tapi Insha tidak bisa berkata disini,Insha tidak ingin Mas Ezar malu! " Jawabnya. Karena dia tetaplah seorang istri,yang mencoba untuk menyembunyikan aib dari sang suami.

" Masyaallah! Tetapi kami sudah tahu. tetapi kami juga ingin tahu dari sisi kamu,agar tidak ada kesalahpahaman yang terjadi nantinya! " Ucap Ustadzah Shahallah,tetap kekeuh.

" Sebagai seorang istri pujian dari seorang suami adalah suatu hadiah yang tidak pernah dilupakan dalam hidupnya. Tetapi sebagai seorang istri pula jika mendapat sebuah cacian atau hinaan dari suami,menjadi suatu luka yang tidak terlihat tetapi efeknya luar biasa sakitnya. Seperti halnya ketika seorang suami mengatakan " badan kamu gemuk,diet aja ya?! Biar enak dipandang " kan sakit,lalu sama halnya ketika seorang wanita diwajibkan untuk bisa memasak,tetapi Insha tidak pernah menuntut Mas Ezar untuk bekerja sebagai seorang pengusaha!

Ketika Mas Ezar mengatakan jika seorang wanita harus wajib bisa memasak,lalu membandingkan saya dan Umma rasanya itu sakit tetapi tidak berdarah,saya dilahirkan di keluarga yang tidak mempunyai anak perempuan dan saya terlahir sebagai anak perempuan satu-satunya makanya kelaurga Insha tidak memperbolehkan Insha di dapur,walaupun mereka selalu berkata " nanti kamu pasti akan mendapat suami yang pengertian,jadi kamu tidak perlu memasak seperti ini "  Kalau memasak yang ringan Insha bisa tetapi kalau yang berat maaf Insha menyerah,apalagi Umma tidak pernah mempermasalahkan hal itu! " Jelasnya dengan panjang lebar,dan jangan lupakan kristal bening yang sudah keluar dari tempatnya.

" Ya Rabb.... Lihat dan dengar Ezar! Ummi tidak pernah mengajarkan kamu tentang merendahkan martabat wanita ya! Apa karena pekerjaan kamu yang selalu dikelilingi wanita yang menurut kamu sempurna? Sadar Ezar! SADAR! " Pekik Ustadzah Wati.

" Ya Rabb.... Hamba sudah gagal ya Rabb... Tolong maafkan hamba! " Ucap Ustadzah Wati,dan dengan air mata yang tumpah karena tidak percaya dengan apa yang dikatakan sang putra.

" Sudah Irna! Jangan seperti ini,nanti malah darah tinggi! " Ucap Ustadz Falah,dengan nada yang sedikit ditinggikan.

" Biarkan! Makannya kalau diberi pekerjaan yang baik jangan tolak,jangan mengukur dari uang saja! Apakah Ummi pernah membedakan kamu dengan kakak-kakak mu? Apa pernah Ezar!? " Tanyanya kepada anak laki-lakinya itu.

" Tidak Umma! " Jawab Ezar dengan nada ketakutan yang ketara.

" Lalu kenapa kamu seperti ini! Ya Allah salah apa hamba ini? Kenapa kamu tidak dewasa-dewasa Ezar! Hari ini benar-benar saya gagal,entah mendidik adik-adik saya dan juga putra hamba sendiri! Saya mau lepas tangan,tetapi saya tidak bisa karena semua beban itu ada pada saya!. Saya tidak mau tahu,selain kalian berdua yang saya tidak mau bertemu dan mengobrol,saya juga tidak akan bertemu dan mengobrol kepada kalian berdua sebelum kalian menyelesaikan masalah kalian,dan kalian berdua juga menyadari usia kalian! Astaghfirullah! " Ucapnya menggebu-gebu dengan menunjuk Ustadzah Lina dan Farah,serta anak dan menantunya.

" Ingat,seksaikan masalah tanpa adanya akhir perceraian atau talak! Jika sampai maka Ummi benar-benar tidak pernah mengenal kalian! Dan selesaikan juga masalah kalian berdua,jika sampai saya mendapati kalian berperilaku kekanakan lagi maka saya akan lepas tangan,jika sampai suami kalian memarahi kalian! Ingat itu! " Ucapnya dan setelahnya dia keluar ruangan itu dengan perasaan yang campur aduk.

Antara sedih,kecewa,marah,benci,semua campur jadi satu. Merasa tidak becus sebaiknya seorang ibu maupun kakak. Lihatlah,oleh karena itu jangan sampai kalian membuat ibu kalian seperti apa yang dilakukan oleh seorang ibu kepada Malin Kundang. Yaitu Mengutuk.


_🌿_

" Keberhasilan didikan seorang ibu atau orangtua,adalah ketika sang anak sudah dewasa,ketika sang anak sudah menerapkan hal itu kepada dirinya dan juga orang lain! "

© Keluarga Abdullah

KELUARGA ABDULLAH ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang