2. 악몽 Bad Dream

1.4K 244 18
                                    

Escape From The Past
*
*

Sebuah gedung yang baru saja ia bangun dengan jerit payah selama ini, sudah diisi dengan banyaknya gaun gaun Indah, seperti gaun pernikahan, tuxedo dan lainnya. Gadis yang terlihat mapan dengan banyaknya pengunjung dari luar negeri yang memesan sepasang gaun pengantin untuk langganannya. Yang membuat ia sukses dengan segala hal menjalankan profesi sebagai seorang Desainer ternama.

Bagaimana tidak, ia cukup dikenal dikalangan luar, namanya meluas dipenjuru dunia. Siapa yang tidak tahu dengan gadis yang berprestasi itu.

Kini ia tengah melukis sebuah rancangan baju yang akan ia tujukan dan ia kirim ke luar negeri, dimana ada rekan kerjanya disana yang menjalankan proyek bersama dengannya.

Hingga pergerakan tangannya terhenti disaat sebuah dering ponsel berbunyi diatas meja kerjanya. Aelyn pun meraih ponsel itu dan mengangkatnya.

"Ayah masuk rumah sakit, kemarilah nak."

Tangannya lemas, saat mendengar ucapan yang masih tersambung itu, matanya kian berkaca kaca dengan lutut yang tidak sanggup lagi untuk menumpu bobot tubuhnya.

"Hallo? Aelyn-ah? Kau masih mendengarkan Bibi?"

Matanya memanas tatkala kejadian beberapa tahun silam tepatnya dua tahun semenjak ia kehilangan sosok wanita yang menjadi alasan mengapa ia ada di dunia ini. Saat itu Aelyn  masih kuliah di perfashionan. Yang tidak sempat untuk bertemu dengan sang Ibu untuk terakhir kalinya.

Dengan tangan bergetar, Aelyn dengan cepat memasukkan ponselnya kedalam tas dan langsung meraih kunci mobil yang terletak diatas mejanya dan berlalu keluar dari ruangannya.

"Hara.. Bisakah kau menutup Boutiquenya? Aku akan kerumah sakit sekarang. " Ucapnya pada rekan kerjanya itu yang tak lain adalah sepupunya sendiri.

"Baiklah.. Aku akan menyusulmu kesana Aelyn." Ucap Hara bergegas menyuruh karyawan untuk menutup boutique milik Aelyn.

****

Kini tibalah Aelyn disebuah ruangan yang dipenuhi dengan aroma antiseptic yang membuat hidungnya menciut mencium aroma itu, membuat dirinya harus menahannya. Memegang tangan kekar itu digenggamannya menatap sendu wajah pria baruh baya yang sudah menjadi kekuatan dihidupnya semenjak kepergian sang Ibu. Hidung dan mulut yang terpasang oksigen, dan juga infus di tangan sebelah kirinya.

"Ayah.. Bangunlah.. Aku disini." Lirihnya dengan berkaca kaca.

Aelyn takut kejadian tahun lalu akan terulang kembali, ia takut akan kehilangan orang yang ia sayang. Ia sangat takut akan ditinggal pergi oleh Ayahnya.

Dengan perlahan tangan itu bergerak di genggaman Aelyn, membuat Aelyn segara menatap mata yang berusaha terbuka perlahan.

"Ayah." Panggilnya lagi dengan sebuah tetesan air mata yang jatuh membasahi kedua pipinya.

Ryu Je Hyuk tersenyum menatap sang Putri dan menggenggam tangan putrinya yang masih senantiasa mengenggam tangannya itu, "Kau menangis?" Tanyanya membuat Aelyn segera menghapus air matanya.

"Tidak.. Aku tidak menangis."

Je Hyuk mendelik, "Kau berbohong nak, jangan pernah menangis. Jangan sesekali kau membuang mutiara berhargamu itu. Ayah tidak ingin mutiara itu terbuang sia sia." Ujarnya membuat Aelyn kembali meneteskan air matanya.

"Ini semua karena Ayah. Kenapa Ayah bisa berada disini? Itu sungguh membuatku takut. " Lirihnya berderai air mata.

Tangan Je Hyuk beralih menyentuh wajah cantik Aelyn, mengusapnya dengan sangat lembut, "Ayah baik baik saja sayang. Sungguh." Ucapnya menghapus air mata itu.

Escape From The Past✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang