Accident 47

129K 7.7K 176
                                    

WARNING 18++ !!!
CERITA INI Mengandung adegan 18+, kekerasan, dan bahasa kotor.

Sebelum baca jangan lupa Vote nya ya😘✨
Love u all🥰

Met baca!

"Kalo masih sakit gausah sekolah" ujar Dizon yang sudah siap untuk berangkat sekolah

"Kuat" jawab Vanka yang sudah merapihkan buku-buku pelajarannya

Setelah kemarin teman-teman Dizon bermain dirumah bahkan dikamar Dizon, kini Dizon ingin memulai mempublikasi kan hubungannya kepada semua orang

Walau sempat beradu bacot, akhirnya Vanka luluh dan hanya bisa menuruti keinginan Dizon. Tidak adalagi yang boleh disembunyikan oleh Vanka dan Dizon. Dengan satu syarat, Vanka hanya ingin murid-murid mengetahui hubungan Vanka dan Dizon hanya sebatas sepasang kekasih bukan sepasang suami istri

Kemarin orang tua Dizon baru pulang dari luar negri, Dizon tidak memberitahu orang tuanya secara langsung kalau Vanka sudah keguguran. Tapi saat makan malam Dizon langsung memberitahu semua kejadian 5 hari lalu.

Reaksi Freya dan Jeff pada saat itu sangat marah dengan Dizon karna baru memberitahunya, ya semua yang dilakukan Dizon itu agar kedua orang tuanya tidak meninggalkan tugasnya di luar negri hanya karna Vanka keguguran, apalagi projek yang sedang dijalankan papa Dizon adalah projek besar.

Freya pun sempat menangis saat Dizon menceritakannya, bahkan sampai ia berniat menghubungi pihak sekolah untuk mengeluarkan Annabel yang menyebabkan Vanka keguguran.

Kembali kesituasi saat ini, Dizon menyalakan motor miliknya. Ia menoleh kearah Vanka yang sedari tadi hanya bengong tidak naik keatas motor tersebut

"Naik, kenapa bengong"

Vanka menggelengkan kepalanya berkali-kali, Dizon semakin bingung kenapa Vanka tidak ingin menaiki motornya atau Vanka saat ini ingin berangkat sekolah naik mobil bukan motor

"Mau naik mobil?" Tanya Dizon dan tetap dijawab oleh gelengan kepala Vanka

"Terus?" Bingung Dizon

"Gamau, jok belakang motor lo bekas di dudukin Annabel" ketus Vanka

Dizon sangat terkejut mendengar jawaban Vanka yang benar-benar aneh, padahal motor Dizon sudah di cuci bersih setelah kejadian seminggu lalu.

"Gue naik angkot aja" ujar Vanka berjalan melewati Dizon yang masih duduk diatas motornya

Dengan segera Dizon turun dari motor tersebut dan menahan Vanka agar tidak keluar dari gerbang rumahnya, ia menyuruh Vanka untuk menunggu digerbang sampai Dizon mengeluarkan mobil miliknya

"Naik mobil aja ya" ujar Dizon yang sudah mengeluarkan mobilnya menghampiri Vanka yang masih setia menunggu di gerbang

Sesekali Dizon menoleh kearah Vanka yang sedari tadi hanya diam saja di dalam mobil, padahal sebelumnya dirumah mereka sedang baik-baik saja tidak ada permasalahan apapun

"Kenapa?" Tanya Dizon penasaran

"Gapapa" jutek Vanka yang masih memandang kearah luar kaca mobil disebelahnya

"Yaudah, besok motornya gue jual. Nanti gue beli motor baru, biar lo doang yang boleh duduk dimotor gue"

"Gausah"

Dizon semakin bingung, raut wajah Vanka saat ini tidak terlihat seperti sedang marah dengan Dizon tapi seperti sedang sedih entah apa yang sedang disedihkan oleh Vanka

Mobil memasuki gerbang sekolah, Dizon memarkirkan mobilnya diparkiran dekat parkiran motor yang sudah banyak anak buahnya mengumpul. Vanka melepas seatbelt yang sedari tadi terpasang di tubuhnya, tanpa menunggu Dizon membukakan pintu mobil tersebut Vanka sudah membukanya terlebih dahulu

"Gue duluan" ujar Vanka keluar dari mobil

Dizon hanya bisa memandang punggung Vanka dari kejauhan, ia tidak tahu mengapa Vanka tibatiba berubah saat ini. Kalau masalah motor Dizon pasti bisa menjualnya dan mengganti yang baru.

"Kusam amat tuh Vanka mukanya" ujar Theodor menghampiri Dizon yang masih berdiri disebelah mobilnya

"Lagi berantem kali, udah kek suami istri berantem teros" ujar Rashad

Plakk

"Kan emang suami istri jelek" ketus Delwyn dan Theodor menjitak pelan kepala Rashad

•••••

Vanka sedari tadi memandang ponselnya, ia membaca pesan dari seseorang yang ia sudah tau siapa orang itu. Pesan yang sudah dibaca berulang kali oleh Vanka itu membuat dirinya semakin sedih dan juga bingung

Bagaimana tidak, vanka mendapatkan pesan dari Annabel yang mengatakan menyuruh Vanka bicara pada Dizon untuk mencabut tuntutannya agar ia tidak dikeluarkan dari sekolah dengan imbalan Vanka akan diberitahu keberadaan mama kandungnya ada dimana

"Makan oy, malah diliatin aja" ujar Fiona menyenggol pundak Vanka yang sedari tadi hanya diam saja

"Kenapa? Berantem sama curut?" Sambung Fiona

Vanka menggelengkan kepalanya, ia sedang tidak marahan dengan Dizon tapi ia sedang sangat bingung bagaimana caranya bicara dengan Dizon agar tidak mengeluarkan Annabel dari sekolah

"Kalo ada masalah cerita, ka. Lo kebiasaan sih gak pernah mau jujur sama kita" kesal Daisy yang diangguki oleh Fiona dan Emily

"Menurut kalian, Dizon bakal ninggalin gue gak?"

Daisy dan yang lainnya terkejut mendengar pertanyaan Vanka yang tibatiba saja menanyakan pertanyaan yang sudah pasti Vanka tahu jawabannya

"Gak mungkin lah, gila" ujar Fiona

"Iya gak mungkin ka. Dizon baik banget sama lu" sambung Emily

"Kenapa nanya gitu?" Jawab Daisy yang berbeda dari kedua sahabatnya yang lain

"Gue nikah sama dia kan karna gue hamil anak dia, sekarang gue udah gak mengandung anak dia. Gue cuma takut tibatiba dia ngelepas gue. Dia juga belum suka sama gue, apalagi sayang, pasti gaada rasa sayang sama sekali sama gue"

Fiona mengelus punggung belakang Vanka, ia mencoba menenangkan Vanka agar tidak terlalu memikirkan hal yang menurutnya tidak akan pernah terjadi

"Lo jangan terlalu mikirin hal kaya gitu ka. Mama Papa Dizon kan sayang banget sama lo, gamungkin juga Dizon ninggalin lo. Dia juga pasti sayang sama lo, kalian juga udah dekat lebih dari sebulan kan"

Vanka hanya menganggukkan kepalanya saja mendengar ucapan Daisy yang ada benarnya itu. Mungkin memang itu hanya pikiran Vanka saja yang berlebihan.







@dhinces

Yuk klik next nya~~~

ACCIDENT (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang