10. Telepon Papa

25 4 0
                                    

  Sesampainya Harry di ruang rawat Almira, Ia menemukan Almira tengah tertidur. Harry langsung duduk di sebuah kursi yang ada di dekat situ. "Al sayang, maafin Harry yahh... Udah ninggalin Al lama." Ujar Harry sambil mengusap lembut rambut Almira. Lalu mengecup tangan mungil Almira. Sangat lama.

  Sampai Harry tertidur. Tiba-tiba Harry merasa tangannya bergerak. Lalu ia bangun. Ternyata bukan tangannya. Tapi tangan Almira. "Kamu udah lama disini? Maaf yah aku bangunin." Tanya Almira dengan senyuman lembutnya. Senyumannya itu mampu membuat dirinya semakin bersalah. "Yaa... Lumayan lah..." Ujar harry sambil melirik jam tangannya.

  "Sayang, maafin aku yah... Aku udah ninggalin kamu tadi. Aku tadi nanyain keadaan kamu sama dokter Caroline. Tapi dokter itu bacot tau..." Jelas Harry dengan tatapan memelas. Tapi saat mengatakan sifat Caroline yang tidak disukainya ia merubah ekspresi wajahnya. Cemberut. Almira ingin sekali tertawa kencang. Tapi ia belum mampu. Ia masih merasa lemas. Ia hanya mampu memberi senyuman. "Harry, sebenernya aku pengen banget ketawa. Tapi aku masih lemes." Ujar Almira sedih. "Yaudah aku ketawa nihh ngegantiin kamu." Jawab Harry lalu tertawa sangat kencang. Almira hanya bisa tersenyum geli melihat tingkah kekasihnya yang tidak pernah kehilangan cara untuk mengukir senyuman dibibirnya ketika ia sedang sedih.

  Ditengah tawa Harry, lalu terdengar suara yang membuat mereka berdua terdiam. Bunyi ponsel Almira. "Halo? Ini siapa?" Tanya Almira karena melihat nomor yang tidak diketahui. "Ini saya. Kamu habis ngapain Amira lagi Hah!?" Ucap seseorang dari seberang sana. Suaranya terdengar berat dan penuh penekanan. "Papa..." Ujar Almira pelan. Almira yang melihat harry kebingungan melihat perubahan ekspresinya, langsung menekan tombol loud speaker. "SAYA TANYA KAMU APAIN AMIRA! SAYA PASTIKAN KAMU AKAN MENYESAL!" Ucap David–Papa Almira.
"Pa, tapi Al nggak—"
"Hallah, ga ada tapi-tapian. Pokonya kamu yang salah." Ujar David lalu memutuskan sambungan teleponnya. Saat ini wajah Almira sangat pucat. Ia juga terlihat sedih. Harry yang melihatnya langsung memeluk almira dengan sangat erat. Seolah ia akan kehilangan Almira. Tapi ia akan pastikan jika Almira akan selalu bersamanya. Tanpa ia sadari, Almira sudah menangis. Isakannya sangat pelan. Bahkan Harry pun tidak bisa mendengarnya.

  Siapa sangka, ada yang memerhatikan mereka sedari tadi. Terlihat tatapannya sangat cemburu. Sekaligus pasrah. "Car, lo harus cari cowo lain. Dia udah bahagia." Ujar hati caroline. "Nggak. Lo harus dapetin Harry. Gimanapun caranya." Ujar pikiran caroline. Tapi ia masih bisa mengontrol dirinya. Ia tidak memilih kata hatinya, ataupun kata pikirannya. Tunggu saja apa yang akan dilakukannya.

Oke... Part ini singkat, karena aku bikin habis part sebelumnya. Dan ini udah jam 1 pagi. Aku capek. Hehe maaf yahh🙃

Oia buat yang penasaran caroline ini psiko juga apa enggak, pantengin terus okee 😉

Dan aku hampir lupa. Maaf part Amira belum siap. InsyaAllah aku bakal next hari ini oke 👌🏻👌🏻 Jadi jan lupa masukin karya aku ke perpustakaan pribadi kalian yahh...

Follow dan Vote anda sungguh berarti:'v

PSYCHO LOVE STORY✔️ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang