"Sakit harus di balas sakit . Dengan pembalasan yang lebih sakit."
-Amira Anastasia-
Harry masih mencoba berlari sekuat tenaganya. Ia sudah berlari cukup jauh. Tanpa ia sadari, bom itu akan meledak sepuluh detik lagi. Astaga ia tidak bisa berpikir lagi. Dan sekarang bom itu akan meledak tiga detik lagi.
Dan....
"Duarrrr....."
Bom itu meledak di antara pepohonan pembatas sungai. Dan mengakibatkan kebakaran. Almira yang mendengar suara ledakan hebat tersebut, langsung berlari tersadar dari lamunannya. Asap sudah berada dimana-mana. Almira yang kacau tanpa tersadar meneteskan air mata. Ia tidak memedulikan api yang sudah berkobar di sebelahnya. Ia tidak memedulikan asap yang sudah membuatnya sesak. Almira menerobos asap yang sangat tebal. "Fiks, gue bego. Sumpah ini engap banget. Dasar kembaran bangke!" Ucapnya memaki siapapun sambil menggerakkan tangannya seperti kipas agar asap tidak terlalu terasa di hidungnya dan matanya yang sudah pedas. Ia mencoba membuka matanya. Sambil mencoba menghilangkan asap. Dan....
"Astaga...!" Pekik Almira sambil menutup tangannya menggunakan kedua tangannya. Ia tidak memedulikan asap. Kali ini matanya perih karena pemandangan di depannya. Air mata semakin menderas keluar dari wajah Almira. Sebab Harry pingsan di tengah asap dan api seperti ini. Sontak ia langsung membopong Harry walaupun tertatih-tatih. "Kalo ada apa-apa sama pacar gue, gue ga akan maafin lo Am!" Ujar Almira sambil mengusap air matanya. Kini ia dan Harry sudah keluar dari asap-asap itu. "Astaga, ada orang?. Api ini biarlah pemadam kebakaran yang mengurus." Ujar salah satu pemadam kebakaran. Lalu beberapa petugas setempat langsung membawa Harry ke rumah Almira. Amira entah dimana. Mungkin ia sudah kabur.
Almira yang khawatir kepada Harry tidak memedulikan wajahnya kini yang sudah berlumuran abu. Bagaimanapun Harry terluka karena melindunginya. Ia tidak akan memaafkan dirinya, jika ada sesuatu dengan Harry. "Al, ini Harry gak papa, dia pingsan karena syok aja. Tapi dia juga butuh istirahat. Pikirannya lagi kacau. Dia stress. Jadi harus di jaga emosinya. Saya permisi." Ujar dokter keluarga Harry. Walaupun Harry berada di rumahnya, Almira sering memanggilnya. Karena dokter itu juga dokter keluarga Almira dan Mamanya.
Sepuluh menit kemudian, Harry sadar. Almira yang tadinya murung langsung tersenyum sumringah. "Aku mau pulang." Ujar Harry pada Almira. "Oke, aku mandi dulu yah." Ujar Almira sambil berjalan ke arah lemarinya. Tapi ditahan oleh tangan Harry. "Grab aja. Aku duluan yang bersih-bersih." Ujar Harry. Ia tidak ingin merepotkan Almira terus. Walaupun keluarganya memang tidak ada yang memedulikannya. Mereka sibuk dengan pekerjaannya. "Oke." Ujar Almira singkat. Jujur ia masih kesal dengan sikap Amira tadi karena telah menciptakan kecanggungan diantara Almira dan Harry.
Almira kemudian berjalan ke arah ranjangnya. Lalu dia duduk di sana. Dengan tatapan kosongnya. Harry sudah turun ke bawah. Ia sudah pulih jadi ia tidak perlu di bantu. Lalu Harry mengambil peralatan mandinya lagi. Dan mandi lagi. Untung ia memiliki beberapa pasang baju di mobilnya. "Untung yang meledak pohon. Bukan lo. Ga kepikiran gue, kalo sampe lo ikut meledak." Ujar Harry pada mobilnya. Ia berbicara sendiri. Karena ia sangat menyayangi mobilnya ini yang Setia mengantarnya kemanapun dalam keadaan apapun.
***
"Gue denger ada anak baru lohh, cakep lagi. Keturunan dokter." Ujar Meghan salah seorang teman Almira di sekolahnya. Almira, Harry dan Amira itu sekelas. Tapi, Amira dan Almira yang kembar jika disekolah seperti orang asing yang tidak saling kenal. "Cakepan gue kali, elahh paling juga model-model murahan di pasar." Ujar Reyhan menjawab ucapan Meghan sambil merangkul bahu Meghan. "Anying lo! Awas aja kalo cakepan tuh cowo, gue basmi lo pake obat nyamuk." Balas Meghan kepada Reyhan sambil melepas rangkulannya. Lalu Meghan mencubit lengan Reyhan. Reyhan yang kesakitan hanya melotot dan pindah ke tempat duduknya di belakang Meghan bersama Harry. Harry yang sudah terbiasa mendengar pertengkaran Reyhan dan Meghan sama sekali tidak terganggu. Ia masih asyik dengan ponselnya. "Woy, Har lo gak takut kalo tuh anak baru nyaingin kegantengan lo?" Tanya Reyhan menggoda Harry. "Yang penting Almira tetep punya gue." Jawab Harry ringan masih menatap ponselnya. "Huu... Bucin lo..." Ujar Reyhan dan Meghan bersamaan. William dan Aldo yang berada dibelakang Harry dan Reyhan hanya tertawa menanggapi keisengan Reyhan yang gagal total. "Al, lo gamau ganti cowo gitu? Bosen gue liatnya tiga tahun lo ga putus-putus." Ujar Meghan jujur. "Nggak tuh, lo aja sama Rey ga jadian-jadian gue b ajah." Jawab Almira sambil membaca buku kesukaannya. Meghan dan Reyhan yang disebut namanya langsung menatap jengah semua orang yang tertawa karena perkataan Almira. Dan, tidak lupa wajah mereka kini sudah memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
PSYCHO LOVE STORY✔️ [END]
Action[Follow akun author sebelum baca] Almira Anastasia dan Amira Anastasia mereka adalah anak kembar identik. Keduanya sama-sama menarik, dan yang pasti cantik. Dibalik semua kesempurnaan yang mereka punya, siapa sangka kalau salah satu diantara mereka...