14. Pembalasan

22 4 0
                                    

Setelah Harry pergi, Almira langsung menelepon seseorang untuk membetulkan rumahnya itu. Karena yang rusak hanya ventilasi kamarnya dan ada beberapa lantai yang pecah, Rumahnya kembali rapi dengan waktu tiga jam. Malam ini ia pasti tidak bisa tertidur. Ia sangat khawatir dengan dirinya sendiri. Kenapa begitu banyak orang yang membencinya?? Padahal hanya karena Harry. "Nggak! Pokonya walaupun dunia ga setuju gue ama Harry, Harry tetep milik gue!" Ujarnya. Bagaimanapun, Almira dan Amira itu sedarah. Jadi, sifat keras kepala papa mereka berdua, mengalir ke mereka berdua.

  Malam ini, Amira bisa tidur tenang. Karena ia sudah bebas. Ia harus tidur puas malam ini. Karena besok, ia akan membalaskan dendamnya. Menurutnya, Almiralah yang mengakibatkan ia masuk ke rumah sakit jiwa. Jadi ia harus membalasnya. Apalagi urusan harga diri. Bagaimana jika ia kembali sekolah nanti? Apakah ia harus pergi dari kota ini? Tidak. Ia bukan pecundang. Ia harus menyadarkan semua orang bahwa ia tidak gila. Terlalu banyak hal ada dipikiran Amira. Ia harus tidur.

  Almira masih saja belum bisa tidur. Firasatnya mengatakan hal buruk. Ia sangat kacau. Ini adalah malam minggu. Tapi pikirannya sangat kacau. "Apa karena kejadian tadi sore? Ahh, bukan lahh... Bodoahh:'v" Ujar Almira pada dirinya sendiri. Ia mencoba untuk tertidur. Tapi sangat sulit.

  Harry di rumahnya pun merasa ada yang janggal. Entah kenapa. Ia memang selalu tidur larut. Apalagi tadi sore ia sudah tertidur cukup lama. Dan sekarang ia ditemani oleh secangkir kopi. Jadi mana mungkin ia bisa tidur. Pikirannya kali ini benar-benar kacau. Ia harus menghibur dirinya sendiri. Terlalu banyak kekacauan hari ini. Sehingga ia harus menenangkan dirinya. Walaupun ini malam minggu, tetap saja ia merasa kacau. Ia tidak mungkin membawa Almira keluar. Karena ia butuh istirahat. Tadi siang ia baru keluar dari rumah sakit. Dan sore ini ia tertimpa musibah.
"Dasar Sialan!" Umpat Harry sambil berjalan mencari kunci mobilnya. Bagaimanapun ia harus menenangkan diri.

  Mobil hitam milik Harry pun melaju kencang di jalanan yang ramai. Lalu ia memelankan laju mobilnya ketika sudah sampai di sebuah tempat ramai. Dengan lampu warna warni. Ia masuk ke tempat itu. Yang tak lain adalah Diskotik.

  Harry langsung bergabung di sebuah meja yang berisikan anak-anak muda yang seumuran dengannya. Itu temannya Harry. "Woi, cakep-cakep muka lh ditekuk ae." Ujar Reyhan. Salah seorang temannya yang masih mabuk ringan. "Haha... Abis diputusin kali, ama cewe kesayangannya..." Ujar William sambil tertawa kencang. Tapi yang mendengar tawanya hanya mereka. Karena di club ini sangat ramai. Tapi Harry hanya menanggapi dengan dengusan pelan. Harry lalu memesan dua botol bir. Saat ia menuju ke tempat pemesanan, ia harus melewati lantai dansa. Ada beberapa kupu-kupu malam yang menggodanya. Ia justru mencepatkan langkahnya. Tapi, saat ia ingin kembali ke tempat teman-temannya, ia bertemu dengan seorang wanita. Harry yang semula menunduk, langsung mendongak melihat wanita yang menghentikan jalannya. Ia menganga. Ia kaget bukan main. "Ga nyangka, lo nakal juga yahh..." Ujar wanita itu dengan tatapan mengejek dan senyum miring. Harry masih diam. "Hello... Sini ama gua aja, cewe lo ga guna." Ujar Wanita itu sambil menarik tangan Harry. Seketika Harry sadar dari lamunannya dan menepis ajakan wanita itu. "Maap ye cewe sialan, GUE GA TERTARIK SAMA LO!" Ujar Harry dengan penekanan dan tatapan mengerikan. Caroline yang berniat memuaskan Harry justru melengos takut. Ia langsung pergi meninggalkan Harry dengan kecewa dan marah.

  Harry menuju ke tempat teman-temannya lalu meminum dua botol bir itu. Ia sangat mabuk. Ia berjalan ke tempat parkir dengan sempoyongan. Ia melajukan mobilnya dengan kecepatan cepat ke sebuah jalanan sepi. Lalu ia sampai di sebuah rumah asri yang tidak terlalu besar. Ia menghentikan mobilnya mendadak. Lalu mengetuk pintu rumah itu dengan kencang. Sang empunya rumah yang belum tidur pun membukakan pintu. Harry yang sadar bahwa pintu telah di buka, langsung ambruk ke pelukan wanita itu.

"Almira, gue.... capek...!" Ujar Harry pada Almira dengan terbata-bata. Rasanya ia seperti ingin memuntahkan seisi perutnya. Juga ingin membuang memorinya. Ia sangat ingin menjelaskan semuanya tentang Caroline pada Almira. Tapi ia tidak bisa. "Kamu tidur disini dulu yah." Ujar wanita itu sambil meletakkan Harry ke sofa di ruang tamu. "Gue gak kuat lagi Al, Gue capek! Gue kesel sama idup gue sendiri. Gue rasanya udah kea pen mati." Ujar Harry sambil memejamkan matanya.

Mendadak nafasnya hilang. "Har, lo ga boleh tinggalin gue!" Ucap Almira sambil menangis tersedu-sedu.

Heihoo... Malem semuaa tadinya aku mau up siang, tadinya juga niatnya mau double part. Tapi apalah daya, mendadak mood ancurr jadi gabisa up cepet-cepet. Takut partnya juga ambyarr 😂

Maklum yahh... Akumaa bocahnya moodan, jadi harap bersabar

Jan lupa, masukin PLS ke perpustakaan pribadi kleann...

Jan lupa vote, follow akun wp aku, dan juga komen... Ini bisa bikin mood aku baik lohh...
Hehe kalo sekarang moodbooster aku di vote sama kleann 😁 Xixi

Lehh ugha polow ig @djauzz_

See u next part epribadii 😂

PSYCHO LOVE STORY✔️ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang