Part 4

6.5K 490 8
                                    

🍁🍁🍁

" Jangan ceroboh mengumbar kata benci, karena sesungguhnya allah maha membolak-balikan hati "

🌼🌼




Happy reading❤

Bunyi lonceng menggema diseluruh sudut pesantren. Tanda bahwa diniyah akan segera dimulai. Kiya, Ashfa juga yang lainnya bergegas ke ruang yang nanti digunakan mengajar. Ruangannya tidak luas juga tidak sempit. Tapi terkesan nyaman karena mayoritas dinding nya dipasang jendela besar. Dan satu lagi semua santri hanya duduk dilantai tanpa alas. Hanya ada satu sajadah diruangan yang nantinya digunakan untuk ustad ataupun ustadzah yang mengajar.

Kiya dan Ashfa memilih duduk paling belakang. Bukan karena mereka tukang ngantuk tapi karena biasanya yang duduk didepan sering ditanya-tanya jadi mereka lebih memilih ke kawasan aman.

Sejenak mereka menunggu gus altaf datang dari arah luar. Dengan baju biru polos dan sarung hitam juga sorbannya. Dan satu lagi ciri khasnya ia pasti selalu memakai tasbih di lengan kirinya kemana pun ia pergi. Wajahnya  basah mungkin karena habis wudhu.

" Assalamualaikum wr.wb " ucapnya sambil mengelap wajahnya dengan sorban.

" Sebelumnya saya absen dulu " lanjutnya dengan mengambil buku absen disampingnya. Semua santri membenarkan posisi duduknya agar kelihatan ketika diabsen.

" Adzkiya "

" Hadir ustad " sahut kiya. Entah kenapa ketika dikelas rasanya kiya tak bisa memanggilnya dengan sebutan gus. Padahal teman-temannya nggak ada yang memanggilnya ustad.

" Alia "

" Hadir gus " Jawab alia.

" Ashfa "

" Hadir gus "

Satu hal yang membuat kiya tidak suka. Namanya berawalan huruf A diikuti huruf D yang membuatnya harus berada diabsen terawal. Dan pasti jika ditanya ustad atau ustadzah harus ia dulu yang kena.

" Dibuka kitabnya halaman 10!" perintah gus altaf setelah selesai mengabsen.

Semua santri tunduk patuh membuka dan menatap kitab masing-masing. Meskipun kebanyakan dari mereka tidak bisa fokus jika yabg mengajar gus altaf. Tahu sendirikan kalau gus altaf itu tampan, sholeh dan ia anak kyai.

Rasanya pelajaran kali ini terasa sangat lama.
Untunglah kiya berada dibelakang sehingga bisa menyenderkan badannya ketembok. Sampai akhirnya kenyamanannya goyah karena ada yang tiba-tiba bergerak diatas jilbabnya kemudian turun ke pundaknya.

" Fa " lirih Kiya setengah berbisik kepada Ashfa yang berada disampingnya.

" Ada apa ?" tanyanya sambil menghentikan bacaan kitabnya.

" Tolong lihatin dipundak ku ada apaan " ucap kiya tanpa berani nggerakkan tubuhnya.

" Astaghfirullah !!" ucapnya terkejut setelah melihat pundak kiya. ia paling tahu apa yang ditakutkan oleh sahabatnya.

" Ada apa ? Jangan bilang kalau ada cicak !!" ucap kiya dengan wajahnya yang berubah pucat karena takut. Dan ashfa hanya bisa menjawabnya dengan anggukan.

" Aaaaaa... !!" teriak kiya mengejutkan semua orang yang berada dalam ruangan. Tak terkecuali Gus Altaf yang langsung menghentikan bacaan kitabnya. Dan melihat kearah sumber suara.

" Ada apa ?" tanya Gus Altaf sedikit keras biar bisa didengar.

" Ada cicak gus " jawab ashfa.

Gus Altaf bangkit dari duduknya dan para santri minggir memberi jalan untuknya berlalu ke arah Kiya.

ADZKIYA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang